- 11. Saingan

39 0 0
                                    

"Lo udah kalah start cuy."

Revan POV

Bel sekolah pun berbunyi tanda pulang sekolah HAHA aneh ya gue?
Kalau bagi gue, pulang sekolah tanda harus ketemu Keisha. Soalnya daritadi gue gak lihat Keisha, apa jangan-jangan.... Keisha ada di kelas. Etdah gue receh amat. Kuy lah ke kelas Keisha.

Sampai didalam kelas Keisha, yang gue temukan cuma Clara. "Clar, Keisha mana?"

"Gak tahu, daritadi gak ada." kata Clara. Lah ni bocah kemana ya?

"Lu gak tahu terakhir dia sama siapa?" tanya gue untuk kedua kalinya.

"Tahu lah, seinget gue terakhir dia sama anak baru. Tapi, gue gak tahu dia kemana. Soalnya pas gue samperin, mereka malah pergi." jelas Clara.

Astaga, anak baru itu pasti Finn. Mau dibawa kemana si Keisha! Awas aja sampai kenapa-kenapa! Gue bunuh lo, Finn!

"Ya udah, gue cari Keisha dulu. Makasih infonya!" teriak gue yang sudah menjauh dari hadapan Clara.

• • •

Author POV

"Astaga, Kei.. Mau aja lo dibegoin!" kesal Revano dan langsung melaju mobilnya dengan kencang.

Sudah hampir 2 jam, Revano tidak menemukan Keisha. Sangking streesnya Revano sampai membanting setirnya. "Argh! Lo dimana sih!"

Akhirnya, Revano putuskan untuk makan di sebuah mall. Dia memilih makanan yang bisa di take away. Saat selesai mengambil makananya, Revano merasa ada yang memegang bahunya.

"Uhm, Hai Rev!" teriak seseorang dengan gembira.

"Elo?! Sejak kapan lo di Jakarta? Gak bilang-bilang! Kalau gue tahu, gue bisa jemput lo kali." kesal Revano sambil merangkul pundak orang di hadapannya.

"Cie khawatir, kangen ya lo sama gue." goda orang itu.

"Dari dulu ge'er nya gak berkurang. Iya! Gue kangen! Ada masalah Amanda Carletta? " tegas Revano.

"Hahaha, apasih lo! Udah ah gue lapar nih. Makan yok!" ajak Amanda sambil menarik tangan Revano.

Sekarang mereka sudah sampai di restoran yang mereka idamkan. Keadaan ramai membuat mereka harus menunggu. Untungnya, mereka mendapatkan urutan tiga puluh lima. Urutan paling terakhir karena semua meja sudah tepenuhi oleh semua orang yang sedang duduk. Tiba-tiba, Revano melihat pemandangan yang membuat hatinya memburu.

"Rev, lo ngeliatin siapa sih?" tanya Amanda celingak-celinguk.

"Uhm, gak ada." jawab Revano yang masih melihat pemandangan itu.

Pemandangan itu semakin mendekat ke mata Revano. Semakin dekat dan dekat. "Eh, ada Revano." kata Azer.

Keisha yang belum sadar kalau ada Revano langsumg terkejut "Hah? Revano sama siapa?"

"Rev...ayo masuk! Gue udah lapar." rengek Amanda sambil menarik tangan Revano.

"Pacar Rev?" tanya Keisha mengangkat satu alisnya.

"Hah? Bukan lah cuma teman!" tolak Revano dengan suara agak keras.

"Suaranya bisa dikecilin gak? Kasihan tuh teman lo, pasti sakit hati." sinis Azer.

"Zer, jangan gitu ih!" kesal Keisha.

"Kalian mau makan? Bareng kita aja yuk!" ajak Amanda

"Eh..gak usah. Kita tunggu giliran aja." cegah Keisha.

"Ini udah paling terakhir." ucap Revano dengan nada dingin. Keisha pun sadar dengan perubahan nada suaranya.

"Udahlah, Kei. Daripada gak makan,yuk!" ajak Azer dan dibalas dengusan kesal oleh Keisha.

Sekarang mereka sudah memasuki sebuah restoran Jepang yang memiliki menu khas yaitu, ramen. Mereka menempati meja nomor dua belas yang terdiri dari empat kursi.
Posisi mereka Revano-Amanda berhadapan dengan Keisha-Azer.

"Kalian mau pesan apa?" tanya Amanda kepada mereka.

"Samain aja." ucap mereka berbarengan dan membuat Amanda menyeringit bingung.

"Samain aja, mbak." kata Amanda dan dibalas anggukan oleh pelayan tersebut.

Suara hening melingkari meja ini. Tidak ada satu pun yang berbicara, bisa dibilang mereka fokus dengan handphone masing-masing. Entah apa yang mereka lakukan, yang pasti gerak-gerik tangan mereka hanya meng-scroll layar handphone mereka.

Sampai makanan datang pun, tidak ada yang menyadari. Hingga Amanda yang mencium ada aroma khas yang berbeda, baru ia menyadari.

"Heh! Ini udah datang! Kok pada gak nyadar sih?!" kesal Amanda dengan suara yang sedikit kencang membuat mereka terhentak.

"Hah? Uhm, sorry gak nyadar." ucap Keisha sambil cengar-cengir.

"Yaudah, ayo kita makan! Gue udah nahan lapar daritadi." seru Azer seperti orang yang tidak makan selama seminggu.

"Heh! Tadi kita makan pecel lele ya!" kesal Keisha sambil memukul pelan bahu Azer.

"Lapar itu manusiawi." jelas Azer membuat semua orang yang ada di meja itu menyeringit bingung.

"Terserah lu! Gue mau ke wastafel." ucap Keisha sambil bangkit dari tempat duduknya.

Revano yang sedari tadi fokus dengan makanannya langsung melihat ke atas. Ia berniat menyusul Keisha ke wastafel. Banyak pertanyaan yang mau Revano ajukan untuk Keisha.

"Gue ke wastafel, bentar." izin Revano.

Sesampai di wastafel, yang Revano lihat hanyalah Keisha, seorang diri. Disaat ini dan ditempat ini adalah tempat dan waktu yang pas untuk mengajukan beribu-ribu pertanyaan.

"Kok bisa sama Azer?" tanya Revano dengan spontan membuat Keisha langsung terkejut.

"Astaga! Kagetin aja lu. Tadi tuh, gue sama dia bolos hehe." ucap Keisha sambil cengar-cengir.

"Udah kemana aja?" tanya Revano lagi.

"Kepo! Yang penting seru!" semangat Keisha.

Tiba-tiba aura jahat pun masuk...

"Weitss, mau kejar start bro?" tanya Azer dengan muka sinis.

"Lo udah kalah start cuy" sinis Azer. Perkataan Azer membuat Keisha bingung. Apa maksud dari itu semua?













Haii guys!🌈 long time no see ga si?
hehe maap ya jarang publish.dikarenakan mood yang sangat tidak mendukung, tapi sekarang sudah kupenuhi rasa penasaran kalian!
vote and read yaa!
thanks for reading<3




DAVERIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang