Delapan Belas

594 22 2
  • Didedikasikan kepada Readers
                                    

“Jane!”

Jane menoleh, terlihat seorang wanita yang mengenakan gaun biru menghampirinya.

“Keisha!”

Mereka berpelukan cukup lama. Keisha tersenyum kecil, menatap sahabat masa kecilnya itu.

“Aku merindukanmu.. bagaimana kabarmu?” Tanya Keisha.

“Baik! Bagaimana karir modelingmu di Inggris??” Tanya Jane.

“Lumayan lancar! Ah, acaranya sudah dimulai yah?”

Keisha dan Jane melihat Aqil yang berada di atas pentas tengah menyanyikan sebuah lagu diiringi oleh Evan dan Raven yang memainkan biola dan piano.

“Kupikir kau yang akan menikah dengan Aqil…” Ucap Keisha. Jane terkejut, segera ia menoleh menatap Keisha.

“Kenapa kau berkata seperti itu?”

Keisha menoleh, tersenyum tipis. Kemudian mengangkat bahunya santai.

“Entahlah, mengingat kalian berdua yang begitu dekat…”

“Kami hanya teman Kei…” Jane tertawa kecil.

“Itu menurutmu, tapi bagaimana denganku? Dengan orang-orang yang ada disekitarmu?”

“Kei…” Jane menghentikan tawanya.

“Semua orang tahu, kalian saling mencintai…” Suara Keisha terdengar serius.

“Tidak, kami tidak saling mencintai… aku yang bertepuk sebelah tangan…”

“Dia mencintaimu Jane… aku tahu itu…”

Jane terdiam. Terkejut akan fakta yang baru saja Keisha sebutkan.

“Meskipun begitu aku salut dengan Aqil…” Keisha tersenyum tipis, memandang lurus kearah Aqil yang sekarang tengah dipaksa untuk menari diatas panggung.

“Kenapa?”

“Karena, ia masih mengundangmu yang notabene adalah cinta pertama yang tidak bisa ia raih…”

“Bahkan, kudengar ia sangat senang saat melihat kau datang menghadiri pernikahannya…”

“Hal yang sangat sulit untuk dilakukan kan? Aku yakin, kau sendiri juga tidak bisa…”

“Aku duluan Jane….”

Keisha berlalu meninggalkan Jane setelah mengeluarkan semua yang ingin ia ucapkan.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang