Empat

652 18 0
                                    

          Jane tengah asyik mengerjakan pr Bahasa Inggris. Sesekali ia akan mengetuk ujung pulpennya saat tidak tahu apa maksud dari pertanyaan yang ada di soal. Jane memang gadis yang pendiam dan tak perduli namun di bidang pelajaran ia mampu membuktikan bahwa ia juga termasuk golongan anak yang cukup pintar. Itu membuat para guru tidak ada yang pernah marah jika ia tertidur di dalam kelas. Jane menghela napas sejenak saat prnya sudah hampir selesai.

Tuk…tuk…tuk…

          Terdengar suara dari kaca balkon kamarnya. Yah, Jane memiliki balkon yang menghadap kearah kamar di rumah sebelah. Tunggu dulu, rumah sebelah?

“Hei! Aku tahu kamu belum tidur!”

          Lagi-lagi suara itu yang terdengar. Jane mendengus dan memilih tak perduli. Kembali ia menyelesaikan tugasnya yang tertunda.

Tuk…tuk…tuk…

Namun tampaknya lelaki muda yang tinggal disebelahnya itu tidak menyerah.

“Hei! Nona killer! Cepat buka! Atau aku pecahkan kacanya!!” Teriak Aqil.

          Jane menggeram kesal lalu dengan cepat berjalan menuju asal suara, ditariknya kaca yang menjadi pintu balkon kamarnya. Angin malam yang dingin membelai pipi Jane. Ditatapnya lelaki muda yang tengah memasang cengiran polosnya.

“Apa maumu?” Tanya Jane dingin.

“Aku? Hanya ingin melihatmu..”

Jane memutar kedua bola matanya kesal. Segera ia berbalik masuk kedalam.

“Hei! Kenapa kamu masuk lagi?!!” Teriak Aqil mencegah Jane untuk masuk.

“Diam bodoh! Ini sudah malam!” Omel Jane menatap Aqil sebal.

“Anak kecil juga tahu ini sudah malam” Jawab Aqil santai.

“Yasudah.. selamat malam!” Jawab Jane ketus.

“Hei, hei! Tunggu dulu!!” Panggil Aqil.

“Ada apa lagi??”

“Itu.. keningmu..”

“Ada apa dengan keningku?” Tanya Jane polos.

“Apakah benjolnya sudah kempes?”

“Oh, sudah…”

“Baguslah…”

Aqil menghela napasnya lega. Jane menatapnya bingung.

“Kenapa?” Tanya Aqil.

“Tidak… ah sudahlah..” Jane berbalik.

“Hei!”

“Apa lagi??” Tanya Jane gusar.

“Hehehe… yah marah…” Aqil memasang cengiran polos.

“Cepatlah.. pr ku belum selesai..” Jane mengetuk kakinya kesal.

“Oh? Pr mu belum selesai ya?”

“Iya! Itu semua karena kau!”

“Oh, hehe maaf…” Aqil meringis kecil.

“Ya sudah..”

“Hei! Aku belum selesai bicara!”

“Makanya cepat katakan!”

“Apa ya? Tiba-tiba aku lupa!”

Jane memutar kedua bola matanya dan berbalik.

“Eh! Bentar bentar!!!”

Jane berbalik, mengetuk telunjuknya dengan gusar. Aqil terlihat gugup untuk berkata.

“Err… selamat malam nona killer!!” Seru Aqil akhirnya sambil memasang senyuman manisnya.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang