seenggaknya langit lebih tau caranya membuat orang-orang tersenyum hanya dengan kesederhanaannya.
-Air-
•••••Dengan terburu-buru ia segera mengeluarkan ponselnya, dan mengarahkannya pada panorama langit pagi ini yang menampakkan keindahan awannya.
Setidaknya dapat menerbitkan senyumnya sampai tangan jahil yang mengganggu kegiatannya mengabadikan langit. Dari yang menyatukan tanggannya menghalang-halangi pemandangan langit yang akan difoto Air, membentuk finger love, bahkan menutupi kamera.
"Rese banget sih lo!" ucap Air kesal
"Minggirin gak tangan lo, ganggu!""Daripada fotoin awan, mending fotoin gue, kan enak tuh bisa fotoin cogan. Lumayan buat simpenan, ye ga?" balasnya sambil terkekeh.
"Heh, mau gue foto awan kek, daun kek, kali kek, sampek semut sekalipun, bukan urusan lo ya!"
"Siapa yang ngurusin lo ngambil foto, juga?"
Membuat Air berdecak, " Duh Sa, bisa gak sih lo tuh biarin gue tenang, sehariiii aja!"
"Berasa diikutin setan tau gak!" lanjutnya."Apa lo kata? cakep-cakep gini lo bilang gue setan?" ucap Reksa tak terima.
"Gue gak bilang gitu loh ya." kata Air dengan tenang membuat Reksa mengatupkan bibirnya.
"Y...y..yya kan secara gak langsung lo ngatain gue! wah-wah gak terima gue."
"Sebagai hukumannya lo wajib bayarin sarapan gue, sekarang juga!" lanjutnya sambil menarik pergelangan tangan Air dan menariknya menuju kantin.
"Heh Kodok! lo kira gue mak lo, lo suruh bayarin segala?"
"Gak mau gue! mending buat beliin Cimit makan." kata Air sambil berusaha melepaskan tangan Reksa yang tengah menariknya.
"Cimit? apaan tuh?"
"Kucing peliharaan gue." balas Air santai.
"Wah, wah lo samain gue sama si cimit kucing lo itu? emang kejam engkau kepada kakanda, adinda." balas Reksa hiperbolis.
"BODO AMATT!" sahut Air sambil berlalu menuju kelasnya meninggalkan Reksa dengan segala kekesalannya.
"Gak papa deh disamain sama si cimit juga, kan berarti gue disayang sama dia, hehe." gumam Reksa sambil senyam-senyum.
•••••
Sesampai di kelas, Air segera duduk di tempat duduknya dan memasang earphone di telinganya lalu memutar lagu dari kpop-idol kesukaannya.
nan moleuge haejwoyo
neomu salanghaeseo
jalanghago sip-eun geuleon salam mannadonan moleugess-eoyo
neomankeum aeteushan
salam-eul mannal su iss-eulkka
geogjeongdwaeLagu berjudul Don't Let Me Know milik Ikon terdengar jelas di pendengaran Air sekarang ini, begitu menikmatinya sambil mengikuti lirik-liriknya dengan nada yang tak beraturan seperti nyamuk yang sedang mendengung.
"Kumur-kumur lo?" tanya Binar yang baru datang mendapati Air sedang bersandar sambil menikmati alunan lagu yang di dengarnya.
"Hah?"
"Kumur-kumur bu Endang?" sahut Binar geregetan duh aku geregetan apa yang harus ku lakukan, eeee aaa.
Gak usah nyanyi juga elah.
"Hehe, Binar udah sarapan?" kata Air berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Hehe hehe, bodo amat Endang!" balas Binar.
"Eh-eh gue rasa, badan gue gendutan ya?" tanya Binar pada Air yang dibalas hanya dengan dengusan.
"Lo tuh ya, sekali lagi lo bilang kek gitu, gue sentil lambung lo bisa-bisa." Balas Air ketus.
"Hehe canda elah, sensi amat lo, kaya pantat bayi."
Air tak menghiraukan ucapan Binar, Dirinya malah terhanyut dalam cerita di dunia wattpad, membuat dia secara tidak sadar senyum-senyum geli.
"Ehh kak Arka ada apa kak?" seru Binar dengan suara yang tergolong keras sehingga membuat Air terlonjak dari dunianya sampai ponselnya hampir terlepas.
Dengan buru-buru dia merapikan diri, membenarkan tatanan rambut dan seragamnya yang sudah rapi.
" Ehh kak Ark-" ucapannya terhenti saat melihat siapa yang dipanggil 'kak Arka'.
Yang ternyata adalah Beno, teman sekelasnya yang terkenal nerd, kemana-mana selalu bawa buku yang tebal,serta rambut yang kribo,berkulit sawo matang, dan dengan kikuk ia tersenyum geli ke arah Air.
"Hahahaha, perut gue sakit, hahaha, komuk lo lucu banget astaga." tawa Binar membahana sampai sebuah cubitan di pinggangnya membuat dia meringis menghentikan tawanya.
"Aww, sakitt Ai, ampunn." ucap Binar sambil meronta melepaskan diri dari cubitan maut Air.
"Ngeselin lo ya, ngerjain gue mulu perasaan."
"Gak usah pakai perasaan juga kali, gaya-gayaan lo." sahut Binar sambil terkekeh.
"Assalamu'alaikum wr.wb. Anyoenghasseo kawan-kawan ku yang budiman?" ucap seseorang dengan suara toa nya, yang ternyata adalah Gea.
"Woii, assalamu'alaikum." ucap Gea setelah sampai di tempat duduknya, disamping Air, depan tempat duduk Binar dan Dara.
"Waalaikumsalam." balas keduanya.
"Makan nasi, makan ayam--"
"Cakeepp!"
"Laperr, kantin kuy! hehe." kekeh Gea.
"Yee Bambangg! kirain mau pantun."
"Hehe, orang gue bak bisa pantun." balasnya
"Emang rada-rada ni orang, Nar." ucap Air sambil geleng-geleng.
"Sudahlah kawan, mari ke kantin, sebelum---"
Tetttt tettt tettt
"--yahh keburu masuk kan, aelah gak sarapan lagi kan gue." seru Gea merajuk.
"Hahaha, kasihan amat lo, amat aja kagak kasihan." balas Air terkekeh yang diikuti kekehan Binar.
"Ehh kog Dara belum dateng? kemana tuh orang? telat?" tanya Gea.
Air dan Binar hanya mengendikan bahu tanda mereka tak tau.
Tiba-tiba di depan pintu kelas sudah ada Dara dengan keringat yang membasahi pelipisnya, kelihatannya dia hampir telat.
"Alhamdulillah, untung guru-nya bel-um dat-eng." seru Dara dengan napas yang tersendat-sendat.
"Nih minum!" kata Binar sambil memberikan botol minumnya kepada Dara.
Dengan senang hati Dara menerimanya dan langsung menengguknya sampai setengah botol. Haus apa doyan ni anak. Hehe.
"Makasih Nar."
"Sama-sama." bukan, ini bukan suara Binar melainkan suara dari dua curut didekatnya. Iya suara Air dan Gea. Langsung dihadiahi tatapan horor dari Binar, dan dibalas dengan cengiran mereka berdua.
-----tbc-----
pendek banget nih part, sumpah.
butuh banyak dukungan nih berarti, haha.Reksa : " Kalo udah selesai baca, bolehlah pencet bintang disebelah pojok kiri, hehe"
Aireen : "Sekalian komen biar manteb, yoi ga Sa?"
Reksa : "Yoi beb😘"
Aireen : "Reksaa kamvrettt!"