"Hati bagaikan kertas, jika sudah sobek berkeping-keping dan disatukan kembali, bentuk nya tak akan sesempurna dulu lagi"
●●●●
Bohong jika saat ini Jungkook hanya diam saja dikamar nya. Raut wajah nya jelas menunjukan raut khawatir.
Jungkook sudah tinggal jauh dengan kedua orang tua nya, yg menemani nya selama ini tinggal kedua sahabatnya dan juga seorang dokter dan beberapa perawat yg selalu mengurusnya dirumah sakit ini.Ia sungguh khawatir dengan dokter pribadi nya, Kim Hyeri dan masih menunggu Yeri hingga saat ini dengan kecemasan nya.
Bagaimana tidak? Jungkook tadi pagi sempat bertanya pada salah satu perawat yg mengantarkan nya pagi tadi, bahwa Yeri saat ini jatuh sakit. Dan ia sekarang mengerti, bahwa walaupun ia dokter tertinggi sekalipun bisa saja jatuh sakit.
Jungkook mengambil handphone diatas nakas nya. Ia melirik jam, pukul 13.12 siang. Makanan pagi dan siang yg diberikan para perawat belum tersentuh sedikit pun.
Sejak hari kemarin pagi, Yeri tak kunjung menemui Jungkook. Biasanya ia akan menemani Jungkook sampai malam, tapi saat pagi kemarin ia menghilang begitu saja. Dan hari ini Jungkook mendengar kabar bahwa Yeri sedang sakit. Dari pagi Jungkook mencoba menelpon dokternya itu, tapi nomor nya tidak aktif.
"Yeri noona, cepatlah pulih kembali. Aku merindukan mu"
****
Yurin dengan senang hati mengantarkan Jimin untuk bertemu sahabatnya, Jungkook.
"Wuah kau sepertinya sudah sangat sehat Jimin-ah" Hyurin tersenyum hangat dan mengelus pelan bahu Jimin.
"Hehe kan kau yg mengurus ku sampai sembuh Yurin-ah, jadi pastilah aku akan cepat sembuh" jawab Jimin dengan sedikit tertawa.
"Yurin noona!!"
Langkah Yurin terhenti, ia mengenal suara ini. Perlahan, Yurin mengadahkan kepalanya dan membuktikan bahwa tebakan Yurin salah. Jimin menatap heran namja didepan nya itu. Tapi ternyata tebakan Yurin benar.
Seojun
Itu berarti, yang lainnya juga ada disini.
"N-nde? Ada apa Seojun-ssi?" Jawab Yurin dengan gugup. Jimin memperhatikan gerak gerik Yurin, mungkin Jimin bisa menebak bahwa namja didepan nya ini ada hubungan dengan dokternya itu.
"Noona!!" Seojun menepuk bahu Yurin. "Kenapa kau begitu formal padaku? Ahh apa karena kita sudah lama tidak bertemu?" Mendengar itu Yurin hanya bisa menundukan kepalanya.
Jimin sedikit penasaran tentang siapa namja didepan nya ini dan ada hubungan apa dia dengan Yurin.
"Ah nde, aku hanya sedikit terkejut dengan kehadiran mu Seojun-ah"
Seojun yg gemas melihat tingkah laku noona nya ini, ia pun mendekat kearah Yurin dan mencubit kedua pipi nya. Melihat itu, Jimin memandang tidak suka terhadap namja bernama Seojun ini.
Yurin hanya bisa diam dan mengelus kedua pipi nya itu.
"Noona, dimana Yeri? Aku mencari nya dari tadi dan menelpon nya berulang kali tapi nomor handphone nya mat. Aku yakin kau pasti mengetahui keberadaan Yeri sekarang"
"Maaf, tapi aku tidak tau" Yurin menarik tangan Jimin agar bisa menghindari Seojun.
"Eitts.."
Tapi sayangnya Yurin kalah cepat. Seojun terlebih dahulu menahan tangan Yurin dan mencekal tangan kanan Yurin.
"Akhh!! Tolong lepaskan tangan ku" Yurin meringis kesakitan karena Seojun terlalu kuat menahan tangan nya.
"Tidak!! Sebelum kau memberi tahu ku dimana Yeri, aku tidak akan melepaskan tangan mu. Aku tau, kau pasti tau dimana keberadaan Yeri!!" Ucap Seojun semakin meremas tangan Yurin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Hospital
FanfictionBagaimana kisah tiga dokter yg jatuh cinta pada pasien nya sendiri? Jika suatu hari nanti kita mulai saling dingin, ingatlah hari dimana kita pernah saling menghangatkan.