chapter 13

1.6K 147 5
                                    

Berdiri di jalanan yang masih lengang, menatap lurus pada van hitam yang melaju kencang di depan sana, sehun menarik napas keras mencoba memperbaiki napasnya yang menderu tak keruan setelah berlari setidaknya sejauh dua blok dari rumahnya.

Tapi ia tak berhasil mendapatkan lisa kembali. Belum.

Ia tahu ia terlalu arogan dan sombong, berpikir bahwa ia akan mampu mengimbangi kecepatan sebuah mesin. Itu ia simpulkan setelah pikirannya sudah jauh lebih tenang setidaknya sedikit bisa berpikir jernih dibanding tadi dan setelah ia gagal mengejar van hitam yang membawa lisa pergi ke tempat yang buruk. Ia tahu tempat itu buruk. Karena sehun memiliki firasat bahwa dirinya tahu siapa yang berada di balik ini semua.

Sehun memikirkan lebih banyak kemungkinan, dan rencana, sementara langkahnya yang lebar dan cepat membawanya kembali pulang. Ia mempersiapkan semuanya semua hal, termasuk amarahnya–

–dan kesediannya untuk mati.

Ketika ia mengulurkan lengannya untuk membuka pintu mobil, sehun baru melihat bahwa jemarinya bergetar hebat.

.

.

.

.

Seseorang yang melarikan diri ketika sedang berada dalam pengawasannya akan selamanya membuat hanbin tak senang. Ia tak menyangka bahwa lisa adalah salah satu orang yang akan melakukannya. Lisa yang melarikan diri dengan alasan, yang jika tebakan hanbin benar, disebabkan oleh satu keinginan untuk menemui seorang pria yang kelihatannya memiliki hasrat yang begitu besar pada adiknya itu, membuat hanbin menjadi berang.

"Sialan!" umpat hanbin sambil menendang keras sebuah pot bunga kecil yang dijajarkan pada sisi kiri dan kanan jalanan kerikil di halaman belakang rumah. Terus menerus bertanya-tanya apa sebenarnya yang telah dilakukan sehun pada lisa hingga membuat adik perempuannya itu bertindak di luar logika seperti sekarang ini menimbulkan perasaan frustrasi yang ia yakin hanya bisa hilang jika lisa ditemukan dan dipaksa untuk berbicara.

Seharusnya ia sudah menanyakan hal itu sejak satu minggu yang lalu. Ia sungguh-sungguh tak habis pikir apa yang ada di dalam kepala rumit lisa hingga harus mengendap-endap hanya untuk bertemu seorang pria. Mengapa adiknya itu tak bisa melakukannya dengan cara yang normal, meminta izin, dan memperkenalkan sehun secara resmi.

Hanbin pastinya akan memberi izin jika begitu.

Ia tahu ia cukup protektif dalam beberapa hal terhadap satu-satunya adik perempuannya itu. Begitupun dengan ten dan taeyong. Tapi lisa tak pernah menunjukkan ketidaksenangan atas hal itu. Setidaknya, tidak untuk perlindungan. Lisa hanya menolak beberapa pria yang dikenalkan padanya. Itu pun dilakukan dengan terang-terangan.

Untuk hal lainnya, lisa terlihat menikmati apa yang telah diberikan padanya. Lisa menghabiskan banyak uang untuk memperoleh apapun yang ia inginkan. Dan tak satu pun dari mereka bertiga ten, taeyong, dan hanbin, yang melarangnya untuk melakukan itu semua. Mereka senang dapat memanjakan lisa. Mereka senang bahwa lisa dapat memiliki semua hal yang tak dapat dimiliki oleh gadis lain seusianya. Mereka senang karena lisa senang.

Lalu kenapa lisa harus menempuh jalur rumit ini yang membuat mereka semua merasa tak senang? Hanbin sama sekali tak habis pikir.

Getaran yang berasal dari saku mantelnya membuat semua pertanyaan terhenti sementara. Hanbin meraih ponselnya, menjawab panggilan atas nama ten yang seingatnya tadi masih berada dalam perjalanan ke mana saja di bagian mana saja kota Seoul. Hanbin sendiri baru selesai berkeliling, dan meminta izin untuk memeriksa rekaman semua CCTV yang dipasang di mana saja di lingkungan sekeliling kediaman Kim/Manoban.

Ia sudah memeriksa rekaman CCTV yang dipasang pada setiap petunjuk jalan, lampu lalu lintas, toko-toko terdekat, dan ia hanya mendapatkan satu rekaman yang berhasil menangkap keberadaan lisa. Hal itu tak membantu banyak, tapi setidaknya membantu.

Because there's a reasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang