"Ren, dengerin gue dulu! Lo inget si Aldi kan? Yang kemarin nembak lo di gerbang sekolah itu."
Namanya Rena. Meireena Sovaska Namboru. Cewek cantik penghuni SMA Tunas Jaya. The Most Wanted Girl in Tunas Jaya Senior High School.
Semua orang tau Rena. Siapa sih yang nggak tau anak seorang pengusaha batu bara yang terkenal dengan kekayaannya itu? Dan lagi mamanya ialah seorang pemilik butik terkenal yang cabangnya ada dimana-mana.
"Ren, lo dengerin gue nggak?"
Yang dipanggil Rena hanya bisa memutar bola matanya malas mendengar teman satunya itu terus-terusan merecoki dirinya semenjak insiden memalukan yang terjadi kemarin.
"Si Cia mana?" tanyanya pada temannya yang cerewet itu.
"Ren please, gue mau ngomong dulu. 'Ntar gue kasih tau Cia dimana. Lagian lo ngapain nyari dia? Bukannya lo sama dia punya semacam sinyal yang buat kalian bisa saling tau keberadaan diri kalian masing-masing ya." jelasnya sambil memposisikan jari telunjuknya di dagunya.
"Nanda yang cantik. Gue pusing dengerin lo daritadi nggak berhenti ngomong. Nggak capek apa?" tanya Rena pada Nanda.
"Tau aja lo kalo gue can--apa? Lo pusing dengerin gue? Kok lo bisa sejahat itu sih sama gue, Ren. Kan gue-- ehh Ren, tunggu!"
Ya, Rena kabur. Baginya, Nanda itu seperti lebah yang nggak akan berhenti bunyi kalo kita tetep deket-deket sama dia.
Tapi sialnya, Nanda seperti memasang alat pelacak pada Rena yang membuat Nanda selalu bisa menemukan Rena dimanapun ia berada.
Rena berjalan sambil bersenandung ria dan tanpa sadar di depannya sudah berjejer rapi para personil AF Club.
"Wahh ini nih yang sok-sokan nolak Aldi-nya kita."
Rena mengangkat wajahnya lebih tinggi dan menatap lawan bicaranya yang mana juga terkenal sama seperti dirinya di SMA ini. Ia berusaha mengintimidasi lawan bicaranya dengan menunjukkan bahwa ia yang berkuasa disini.
"Kalo lo mau ya ambil aja, Rah. Gue nggak minat sama si Aldi. Bukan tipe gue." jawab Rena sekenanya sambil memalingkan wajahnya malas.
Sarah terlihat menahan amarah ketika Rena dengan entengnya menyepelekan perilah penolakan yang dilakukan Rena pada idolanya. Ia langsung mendorong Rena sampai yang didorong terhimpit ke dinding.
"Lo nggak usah sok belagu! Dasar jal*ng!!" teriaknya pada Rena.
Perkelahian antar wanita pun tak terelakkan. Saling jambak, saling memaki, saling teriak bersahut-sahutan. Tapi semua itu tiba-tiba terhenti ketika mereka berdua mendengar suara teriakan guru yang terlihat datang bersamaan dengan Nanda.
"Rena, Sarah berhenti! Ikut saya ke ruang BK sekarang juga!"
Rena memandang Nanda dengan tatapan tajam seakan memberi ancaman padanya. Rena pun mengangkat dua jarinya. Jari telunjuk dan jari tengah, memposisikan kearah matanya dan mata Nanda berulang kali yang menandakan bahwa ia dan Nanda akan bicara empat mata setelah ini.
Nanda hanya bisa menghela napas kasar ketika melihat kelakuan temannya yang abnormal itu.
***
"Kamu bisa pergi sekarang, Sarah. Jangan lupa mulai besok sampai dua hari kedepan kamu harus bersihkan taman sekolah sebagai hukuman." kata bu Alya.
Sarah terlihat menahan emosinya yang sudah di ubun-ubun. Rena yang melihat kejadian itu hanya bisa menahan tawanya yang hampir meledak.
'Rasain lo' batin Rena.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sayap Yang Patah | Fm Series
Teen FictionNamanya Meireena Sovaska Namboru. Cewek super-aktif yang duduk di bangku kelas 3 SMA. Biasa dipanggil Rena atau si tangan ajaib. Hidupnya sempurna. Punya papa seorang pengusaha batu bara yang sukses, mamanya memiliki butik yang lumayan terkenal dan...