part 7

10.6K 129 4
                                    

selama ini mama hanya duduk didepanku,tampa sepatah kata dan terus menatapku,aku yang merasa dihakimi akhirnya tidak tahan dan membuka suara

"mengapa ma?..mengapa kau menatapku lama seperti itu?..apa aku melakukan kesalahan?"tanya diriku dengan baju pasien semalam yang ku harapkan keringat reza tak menempel ditubuhku

"tidak,makanlah ini"ucap qaile menyondorkan kotak bewarna ungu kearah sya

"apa ini?"tanya sya membuka kotak sambil tersenyum hangat "mengapa nanas?"tanya sya kembali dengan senyum hangatnya menatap ibunya,"kuning,seperti hari ini bukan? hangat dan nyaman"jawab qaile membalas senyum hangat putrinya menatap jendela disamping mereka

"yah kau benar ma,aku juga ingin yang asam asam sekarang"ucap sya tersenyum manis

"jangan bercanda apakah kau mengidam tanya qaile sambil tertawa lebar,sya tertegun memikirkan kembali kejadian semalam"tentu saja tidak"ucap sya tertawa lebar membalas gurauan ibunya

"baiklah,makanlah"ucap qaile tersenyum hangat kembali sya yang melihatnya mengangguk sambil memakan satu persatu buah tersebut,ini minumlah ucap qaile menyondorkan air minum yang ia bawa,reza yang melihatnya dengan cepat melempar air minum tersebut dan alhasil tumpah diatas kasur yang tasya tempati

"kyaaa apa yang kau lakukan kak?"tanya sya yang terkejut dan kebingungan,terlihat rahang qaile yang mengeras serta mata reza yang menatap tajam."ada apa dengan kalian?"tanya sya kebingungan "apa kau tidak mengerti sya,dia ingin"..." "sebaiknya aku pergi,ada pekerjaan yang menunggu,jaga dirimu sya"ucap qaile memotong "baik ma"jawab sya bingung.reza terus menatap ibunya sendiri dengan tatapan tajam hingga punggungnya tak terlihat lagi dibalik pintu putih tersebut.

"ada apa denganmu?"tanya sya yang kebingungan.
"tidak ada apa apa,maafkan aku kau jadi basah begini"ucap reza peduli dengan cepat ia menekan tombol disamping tempat tidur sya hingga seorang suster datang setelahnya sebelum sempat suster bertanya reza sudah lebih dulu mengatakan "bisakah kami meminta kamar baru sementara disini sudah basah dan jika tidak keberatan baju adikku basah"tanya reza cepat dan diangguk oleh suster yang mengatakan "dimohon tunggu sebentar"ucapnya cepat.

"kau tidak menjawabnya,apa isi air tersebut?"tanya sya yang masih kebingungan.
"aku tidak tau sya,aku tidak tau"jawab reza frustasi"apa ini?"tanya reza kearah kotak disamping tempat tidurnya
"buah nanas ibu membawakannya"sialan ia ternyata lebih cerdik.
"mengapa?.."tanya sya kebingungan
"bersihkan dirimu terlebih dahulu ucap reza acuh membuat tasya menggeram marah
"kumohon apa yang kalian lakukan kepadaku hah?!"tanya sya sedikit berteriak
"baiklah baiklah,aku tidak pasti bisa menjawabnya.aku ingin kita pulang malam ini.bersiaplah kau telah berjanji kepadaku"
"sya semakin bingung namun apa yang dapat ia lakukan selain diam dan menggangguk"baiklah kak"

*****

"aku berjanji pulang bersamamu tapi bukan berarti kita tidak berpamitan kepada mama"

"mama sibuk"jawab reza singkat sambil membaca majalah dikedua tangannya

"emang kakak sudah bertanya apa?"tanya sya kesal

"tidak"jawab reza acuh

"baiklah,terserah kau saja.aku ingin tidur"jawab sya kesal

"apa kau mengingat oma sya?"tanya reza lembut menatap sya yang duduk disampingnya

"tentu saja aku mengingatnya"

"oma begitu tulus menyayangimu bukan? aku tau kau kebingungan bahkan tersesat tapi bisakah kau percaya kepadaku bahwa aku juga menyayangimu seperti oma yang tulus menyayangimu?"tanya reza diam

"aku akan berusaha"jawab sya canggung

"baiklah,tidurlah jika telah tiba akan aku bangunkan"ucap reza tersenyum hangat
sya hanya menggangguk menatap mata kakaknya dengan sejuta pertanyaan.

"mengapa ia membawa oma yang bahkan sudah bahagia diatas sana? ohh tuhan aku merindukan oma saat mendengar namanya disebut mata ini ingin menangis bagaimana bisa ia pergi begitu cepat"

*****

"bagaimana liburanmu sya"ucap ceren yang duduk disampingku

"begitu saja"jawabku tersenyum ramah

"ada apa kau dengan gina,kalian tidak berbicara sejak sampai dikampus?"

"aku ada sedikit masalah dengannya"jawabku kaku menjawab pertanyaan ceren

"baiklah aku tidak akan bertanya lagi"
"apa kau tau gosipnya?"

"mengenai apa?"tanyaku memasuki bakso kedalam mulutku

"gina memutusi kakakmu karna kakakmu bangkrut? apakah benar?"tanya ceren yang membuatku mengerutkan kening"dan ku dengar dengar kalian bukan liburan namun kakakmu mengajakmu untuk pindah kekota lain karna hutang yang merajalela tapi setelah melihatmu pagi ini ternyata semua ini salah"aku yang mendengarnya hanya dapat memijit pelipis kepala bagaimana bisa mulut netizen membuat cerita sehidup itu

"bagaimana bisa mereka membuat cerita seindah itu?"ucapku menatap ceren hingga tawa kami pecah begitu saja.

"tasya?"panggil ceren menghentikan tawa lebar kami

"tadi digerbang aku tidak pernah melihat kakakmu begitu menempel kepadamu,ia emm menciummu dikening bagaimana bisa?"tanya ceren yang membuatku panik

"aku mengalami perkelahian semalaman namun baru berbaikan jadi ia sedikit manja begitulah abang laki laki bukan?"tanya tasya tertawa kaku

"iya kau benar,jika bisa aku ingin membunuh abangku"jawab ceren dengan semangat

"baiklah adikku sayang,bunuhlah sekarang ku jamin kau akan menjadi artis setelahnya"jawab pria yang kini merangkul ceren dengan kuat

"kak kumohon,rangkulanmu sakit bodo"teriak ceren yang semakin menjadi dijaili eric

"hey,bagaimana kabarmu?"tanya eric kepada tasya

"baik kak,aku sedikit tertinggal pelajaran"jawab tasya

"kerumah kami saja,akan ku bantu"ucap eric ramah

"baiklah,terima kasih"ucap tasya tersenyum ramah.

"yoiii,aku tau aku pria paling ramah,dahh"ucap eric pergi mencentil kening ceren yang memanyunkan bibirnya"sialan"ucap ceren,aku yang melihatnya hanya dapat tertawa renyah.

"habiskan baksomu cepat,kita akan kekelas mencari pria..cepatlah"jawab ceren semangat.aku hanya dapat mengaguk dengan mata yang sekilas menatap gina diujung sana menatapku tajam.

"ada apa dengan tatapannya itu?"tanyaku didalam hati.

"hey apa yang kau lihat?"tanya ceren"cepatlah sya!"ucap ceren semangat

"baik baik"ucap tasya tersenyum ramah kembali

*****

"hey?kau liat pria itu?"tanya ceren meliat keluar jendela.

"siapa?"tanya sya menatap kearah jendela juga

"entahlah,liatlah mobil itu begitu berkilapp"

"vino?"ucap tasya tidak percaya

"kau mengenalnya?"tanya ceren.
"wow semua temanmu begitu elit,siapa dia?"tanya ceren kebingungan

"teman masa kecilku"ucap tasya pelan

"liatlah semuanya meliatnya kini"ucap ceren menatap teman kelasnya yang pada berebut melihat kearah jendela
"jika aku berpacaran dengannya mungkin aku akan menjadi artis dikampus ini"ucap ceren tersenyum lebar dengan sekumpul wanita yang menatap jijik kearah ceren "apa luh?!"ucap ceren garang.

"kita harus berkenalan dengannya tasya"ucap ceren

"tidak,aku tidak ingin kami terlihat dekat kembali,musuhku sudah banyak"ucap tasya pelan.

ceren hanya dapat menghembuskan nafas kasar."baiklah,hei hei duduklah kalian orang kampung,pelajaran akan dimulai bodo"teriak ceren yang disinisin satu kelas.

"apa kau yakin ia tidak mengenalimu?"tanya ceren berbisik

"entahlah,aku ingin cepat pulang dan sebisa mungkin tidak kontakan mata kepadanya"bisik sya

"baiklah,aku paham"

###

note:taburkan bintang dan komentar seusai membaca

The Silent BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang