"kak?kau dimana?"teriak sa menyelosori setiap ruang "apa kau didalam?"lanjut sya
"aku disini"jawab reza di balik pintu kamarnya "masuklah"lanjutnya"kak"panggil sya memasuki kamar,reza terlihat memijat kepalanya dibalik laptopnya,ini sungguh berantakan semua barang tak tersusun rapi ditempatnya
"kemarilah sya"ucap reza serak merentangkan tanganya terbuka bersyarat meminta pelukan hangat adiknya,sya yang melihatnya kacau hanya dapat tersenyum tipis menyambut rentangan tangan kakaknya,melihatnya tersiksa membuatnya iba.
"istirahatlah kak,kau begitu pucat"lanjut sya membelai wajah reza
"tidurlah disampingku sya,aku hanya ingin dipeluk,bisakah?"tanya reza lembut,sya hanya dapat menggangguk melihat betapa rapuhnya kakaknya saat ini"baiklah,kemarilah,kita cuci terlehih dahulu wajahmu ini,dan gantilah pakaianmu,biar aku bersihkan sebentar kamarmu ini"reza yang mendengarnya hanya dapat menggangguk melakukan apapun yang disuruh adiknya tadi
****
"sudah selesai?"tanya sya melihat kakaknya sudah tampak bersih dgn wajah kusam itu.
"kemarilah kak"tuntun sya kesampingnya"kau tau jangan terlalu memaksakan dirimu hingga seperti ini"lanjut sya tersenyum tipis reza yang mendengarnya hanya dapat menggangguk,mendekap sya lebih dalam lagi kepelukannya,"biarkan aku tidur diposisi seperti ini denganmu sya"sya hanya diam mematung tak ada jawaban apapun darinya,reza bersikap tenang hingga tak lama suara deru nafas berat itu terasa,ia sudah lelap dimimpinya.
"kau membuatku berdebar kak"bisik sya yang hanya dapat didengar dirinya sendiri
*****
sinar matahari menyilaukan mata,terlihat seorang gadis menarik gorden jendela menampakkan pemandangan diluar yang sudah cerah,sya tersenyum tipis menatap pria yang masih terbaring mengucek matanya"oh tuhan apakah sudah pagi?"ucapnya serak "ini sudah siang,bukan pagi lagi kak"lanjut sya menjawab"bersihkan dirimu,setelah itu mari makan,aku sudah masak"reza hanya menggangguk,merenggangkan tubuhnya."ughhh,baiklah"ucapnya beranjak kearah kamar mandi"syaa sebelum kau pergi bisakah kau ambilkan handukku"teriak reza tak berseling lama
"astaga kak"denguh sya kesal memutarkan bola matanya"kak? handuknya"panggil sya kembali didepan pintu,reza menyondorkan tangannya dengan kepala yang sedikit muncul dibalik pintu,sya yang mengerti memberi handuk ketangan tersebut
hingga tangannya ditarik paksa kedalam.
"kak,astaga apa yang kau lakukan"teriak sya kesal tubuhnya basah akibat shower yang masih menyala
"bisakah kau memandikan ku"ucap reza serak disamping telinga adiknya"apa kau gila"ucap sya memerah"kumohon hentikan"ucap sya menahan tangan reza yang sudah kearah pantatnya
"aku ingin sya"ucap reza kekeh,sya menggeram menahan perasaan yang ingin keluar dari tubuhnya"kak,aku ingin pergi"langkah sya kembali terhenti akibat tangan reza yang masuk kedalam bajunya memainkan putingnya yang sudah mengeras "ahh kak,jangan buat aku seperti ini"lenguh sya
"kau menginginkannya sya,kumohon lepaskan saja"desah reza ditelinga sya,menjilat telingannya hingga ketekuk lehernya.tangan reza mulai membelai arah bawah sya,menyentuh vagina lembut sya "ahhh kak,aku tidak tahan"ucap sya melemah,kakinya tampak tidak mampu berdiri lagi"dengan cepat reza menarik celana dan dalaman sya,ia terduduk menjilat punya adiknya dibawah sana,sya yang kewalahan tak dapat menghentikannya,hanya lenguhan lenguhan kecil keluar dari mulutnya "ahhh shit,kak"reza melihat kearah wajah sya yang sudah memejamkan matanya dengan kaki yang sudah melebar diantara wajahnya,reza berdiri mulai mencium sya,tangannya menggantikan lidahnya bermain dibawah sana,sya sudah tidak dapat berpikir,ini enak dan ia mendesah sejadinya hingga ia mengeluarkan cairan putih membasahi tangan reza.
"bagaimana kau bisa secantik ini,pipimu memerah"ucap reza membelai wajah sya,reza membalikkan tubuh sya hingga terjadilah hubungan dirumah sakit itu kembali,ia kembali memasuki tubuh sya ,dengan air shower yang terus membasahi tubuh mereka"sya aku ingin keluar"ucap reza memeluk sya dari belakang,sya hanya dapat mendesah"aaaah"ucap sya yang sudah menempelkan wajahnya kedinding hingga cairan itu keluar melumuri vagina sya,terasa hangat dan kental
#
#
#
suasana canggung menghampiri mereka dimeja makan,hanya suara sendok dan piring.reza hanya menatap sya yang tertunduk menatap makanannya tampa menatapnya sekalipun,kurasa ia malu.
"sya"panggil reza,sya yang terpanggilpun menatapnya "sepertinya ada sesuatu yang ingin aku katakan"ucap sya menatap reza ragu "baiklah,katakanlah sya"senyum reza tipis " kurasa aku hamil" ucap sya gagu "dan kurasa sebaiknya kita menyingkirkannya" lanjut sya,reza mematung mendengar perkataan sya,ia sejenak terdiam kemudian meminum segelas air disampingnya "apa kau sudah memeriksanya?" tanya reza memastikan.sya yang mendengarnya hanya dapat menggangguk,reza berjalan mendekati sya yang terduduk berhadapan didepannya,ia meletakkan tanggannya dipaha sya,menggenggam erat tangan sya disana "ohhh tuhan,aku sangat senang sya"ucap reza dengan mata berkaca kaca
"dan apa-apaan itu,kau ingin menyingkirkannya,hey
dengarkan aku,kau tidak perlu menyingkirkannya, biarkan kita membesarkannya" jawab reza tersenyum tipis memgenggam tangan sya."oh tuhan aku begitu bahagia sya""lalu apa kata orang kak?"tanya sya,reza yang tersenyum lebar kini mematung.
"kak,apa kau lupa sesuatu?aku adikmu."lanjut sya "bagaimana bisa aku membesarkannya" tanya sya bingung"kita bisa pindah sya,memulai kehidupan baru dan keluarga baru" jawab reza meyakinkan kembali "kau tau aku bisa menyelesaikan ini semua,perusahaan aku akan atasi terlebih dahulu,hingga semua cukup aku akan membawamu pergi,percayalah"jawab reza menggengam erat tangan sya"kumohon tetaplah bersamaku" yakin reza kembali.
"beri aku waktu memikirkannya,ini begitu berat bagiku" beranjak sya pergi kearah kamarnya
******
KAMU SEDANG MEMBACA
The Silent Brother
RomanceKonten dewasa21+ (Tasya) "siapa aku?" "dari mana aku berasal" "tak ada hal yang dapat ku ingat,semuanya sulit untuk kuterima sekarang dimana kondisiku telah berbadan dua beriring dengan kehancuran yang perlahan datang" (Reza) "Aku tak akan membiarka...