part 10

3.5K 41 6
                                    

"enjoyyyy"

###

"kau perlu sesuatu?"tanya ceren kepadaku

"tidak,apakah bang eric blum balik juga?"tanyaku kearah ceren yang sedang menuangkan teh kedalam gelas untukku

"kurasa sebentar lagi"jawab ceren tersenyum tipis
dan benar saja eric tiba setelah namanya disebut beberapa saat tadi "noh orangnya"sondor ceren menatap kearah pintu masuk

"kau disini"ucap eric kearahku yang mengganguk"iya kak,aku perlu sesuatu"senyumku tipis,eric yang mendengarnya mengangguk mengerti "masuklah kekamarku"ucapnya seperti biasa aku yang sudah sering kekamar bang ericpun tidak merasa enggan lagi entahlah aku begitu dekat dengan keluarga ceren bisa dikatakan ceren adalah sahabatku begitupun gina namun hubunganku dan gina sedikit renggang saat ini

"apa yang kau perlukan?"tanya eric kearahku sembari membuka hoodie yang ia kenakan,aku sedikit menunduk melihat pakaiannya yang ikut terangkat,tubuhnya begitu entahlah sangat bugar

"emm buku perpajakan bang"jawabku tenang eric yang mengerti kembali menggangguk membokar buku yang menumpuk dilemarinya

"dosen yang sama?"tanya eric kearahku akupun mengangguk kembali"bisakah kau menolongku disni sya?"tanya eric kearahku,akupun berjalan mendekati eric membantunya mencari buku dilemari yang menumpuk dan sedikit berdebu ini.

"kurasa diatas sini"ucapku, eric yang mengertipun berusaha menggapai buku diatas kepala tubuhku,entahlah tubuhnya yang tinggi terlihat seperti mengurungku dalam dekapanya.

"bang kurasa ini"ucapku yang merasa ini sedikit dekat
"oh maafkan aku"ucap eric memberi jarak,aku yang merasa canggung hanya dapat tersenyum gagu "kurasa aku ingin ketoiled sebentar"ucapku akhirnya entahlah posisi tadi membuat suasana sedikit mencekram mengingat bahwa kini hanya kami berdua saja didalam ruangan ini

"baiklah"jawab eric tersenyum tipis"aku akan mencari yang kau butuhkan lagi disini"lanjutnya tersenyum tipis kembali,akupun beranjak pergi menenangkan suasana yang sedikit,uhhh membayangkan aku berciuman dengan abang sahabatku sendiri sedikit tidak sopan.

aku membentulkan pakaianku membasahi wajahku agar sedikit tenang hingga kakiku kembali melangkah memasuki ruangan tersebut tersenyum menatap eric yang terduduk membeku dimeja belajarnya

"bang eric?"panggilku

"ah ya? kau sudah selesai?"tanyanya yang sedikit tersentak,aku sedikit menyerngitkan kening merasa bingung akan sikapnya"iya"jawabku

"kurasa semua ini cukup untuk membantumu" sondor eric setumpuk buku kearahku
"sebaiknya kau pulang"tambahnya,aku menyerngit kembali akan sikapnya yang sedikit aneh

"baiklah aku pulang ya kak"pamitku didepan pintu ia hanya diam menatapku hingga suaranya kembali memanggil"tasya?"aku berbalik mengangkatkan satu alisku
"tasya datanglah kemari jika kau perlu sesuatu"ucapnya tersenyum tipis"apapun itu,datanglah kemari"tambahnya lirih,aku menyerngit ini semakin membuatku kebingungan namun akhirnya aku hanya menggangguk karna tidak ingin terlalu ambil pusing kurasa ia memang baik pada dasarnya

"baiklah,udah mau malam juga sya pulang ya bang,tolong sampaiin salam keceren juga"ucapku,kakikupun melangkah kembali menuju mobil yang terpakir didepan rumah keluarga ceren,aku melambaikan tangan kearah eric yang menatapku sendu didepan pintu,aku kembali menyerngit mungkin hanya perasaanku saja bahwa ia tampak sedikit aneh namun, entahlah aku hanya ingin pulang sekarang

"bagaimana bisa ia hamil"lirih eric pelan menatap mobil tasya yang menjauh sungguh ia tak percaya akan apa yang ia lihat saat ingin memasukin buku kedalam tas tasya.

*****

"kak kau belum pulang?"panggilku menggema berharap seseorang menyahut,namun tak ada suara selain langkah kakiku,aku yang sudah merasa ada yang tidak beres sepertinya aku tidak bisa mengabaikannya lagi,entahlah melihat kakakku yang selama ini selalu merawatku selalu terjaga didepan layar laptopnya sedikit membuatku tidak merasa enakan,sebisa mungkin aku berusaha mengacuhkan sikap peduliku tetap saja tidak bisa mengingat kini bahwa hanya ia satu satunya yang aku miliki sekarang.

tampa pikir panjang lagi,akupun memasuki mobil kembali meninjak pedalku kearah kantornya secepat mungkin hingga disinilah aku berdiri memasuki kantornya,baru saja aku melangkah kemeja resepsionis melihat segerumbulan wartawan menyerbuku secara spontan kakiku mundur beberapa langkah

namun ternyata aku kalah cepat tubuhku sudah terseret kedalam gerumbunan tersebut.
mic didepan wajahku tidak dapat ku hitung,pertanyaan pertanyaan yang tidak dapat kudengar dengan jelas membuatku menyerngit pusing serta suara cepretan dan cahaya foto itu membuat penglihatanku seketika tidak berfungsi

namun syukurnya tubuhku ditarik kuat oleh seseorang hingga kami berhasil didalam lift menjauh dari kerumunan tersebut,tasku terbuka entahlah seketika itu juga tubuhku bergetar memikirkan benda tersebut apakah kemungkinan benda tersebut terjatuh dilantai tadi, dengan cepat aku membokar tasku merombak-ambiknya.

"syukurlah"ucapku menggenggam alat tersebut hingga tampa sadar seseorang menarik benda yang aku genggam

"apa ini?"ucapnya menggeras

"kaa..kauuu?"

###

note:taburkan bintang dan komentar seusai membaca

tinggali jejak yah.hihi😇

The Silent BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang