PART 6

601 32 0
                                    

HAPPY READING, GUYS 😘

Sambil dengerin mulmed...🎵🎵🎵

####

Valerie mengerjabkan matanya berulang kali. Matanya terasa berat dan lengket. Ah, pasti karena menangis kemarin sore. Setelah berhasil terbuka, ia segera mengedarkan pandangannya. Nuansa kamarnya menyambut penglihatan mata hitamnya. Valerie menyukai warna putih.
Oleh karena itu kamarnya pun didominasi warna putih dan abu-abu. Terlihat begitu nyaman.

 Terlihat begitu nyaman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menghela napas. Pasti Dad yang memindahkannya kemarin. Ketika akan beranjak kepala Valerie terasa pusing. Ah, sial! Kembali Valerie merebahkan tubuhnya meresapi rasa pusing yang perlahan memudar.

Ceklek...

Suara pintu terbuka membuat Valerie menyipitkan matanya. Sosok James terlihat berjalan dengan membawa nampan berisi makanan. Namun Valerie lebih memilih berpura-pura memejamkan matanya. Dia masih marah.

"Aku tahu kamu sudah bangun, Sayang," ucap James menaruh nampan itu di atas nakas. Kemudian duduk di sisi ranjang.

"Apa kamu ingin dicium seperti dongeng Putri Tidur, Sayang?" James kembali menggoda Valerie. Secepat kilat mata hitam itu terbuka dan langsung bertubrukan dengan mata abu-abu milik James yang menatapnya lembut. Tangan James terulur mengelus rambut Valerie yang berantakan. Khas bangun tidur.

Valerie memalingkan wajahnya. Tidak kuat jika harus berlama-lama menatap James. Jantung Valerie tidak sekuat itu. Saudara-saudara ....

"Kamu marah, Baby?" tanya James menatap Valerie.

"Aku nggak ada alasan untuk marah," jawab Valerie masih mengalihkan pandangannya.
Terdengar James menghela napas. Memilih menyuapi Valerie makan.

"Makan dulu, Sayang," ujar James seraya mengambil piring berisi nasi dan ayam bakar kesukaan Valerie.

"Aku nggak mau makan!" Tolak Valerie ketus.

"See! Kamu bahkan menolak suapan dariku. Lalu, apa namanya kalau tidak marah."

Valerie akhirnya kembali menatap mata abu-abu itu namun dengan pandangan berkaca-kaca. Apapun yang terjadi, Valerie tidak akan bisa menyembunyikannya dari James. Melihat hal itu, James kembali meletakkan piring berisi nasi itu di atas nampan. Beralih menarik bahu Valerie untuk bersandar di dada bidangnya.

"Aku benci sama kamu. Gara-gara kamu aku jadi merasa bersalah karena bertingkah bar-bar di kantor kamu. Kenapa kamu menolak kerja sama dengan sekolahku? Dan kenapa kamu punya sekretaris wanita medusa itu, Clifford?" Valerie mengungkapkan amarahnya kepada James. James yang mendengar itu pun mengangkat sudut bibirnya. Tapi masih memeluk tubuh Valerie erat.

"Kenapa sedang marah pun kamu terlihat menggemaskan, Sayang?" ungkap James yang dibalas Valerie dengan pukulan bertubi-tubi di dadanya, "James! Aku serius!" sentak Valerie mendongakkan kepalanya.

VALERIE SECRET'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang