PART 4

628 29 0
                                    

HAPPY READING, GUYS 😘

Entah ada angin apa, Valerie dipanggil Ketua Humas untuk menghadap. Ralat, bukan cuma Valerie yang dipanggil, tapi Vian, teman sekelas Valerie juga disuruh menemui Ketua Hubungan Masyarakat itu.
Valerie hanya berharap, ini tidak ada hubungannya dengan Adam, atau pun James? Oh, jangan sampai Ya Tuhan. Lebih baik dia dipanggil karena bermasalah daripada menyangkut dua hal itu.

"Ayo, Val!" Vian berteriak dari ambang pintu saat jam istirahat hampir selesai.
Sengaja! Jam istirahat tidak akan digunakan sia-sia hanya untuk menemui guru, kan? Lebih baik jam pelajarannya saja yang dipotong.

Valerie segera beranjak dari duduknya. "Gue cabut dulu, titip absen!" pamitnya pada Yola dan Sella. Sella mengangguk diikuti Yola.

Kami berjalan beriringan.
"Ada urusan apa coba sampai gue dipanggil juga," gerutu Vian di tengah perjalanan kami.

"Entah." Valerie menjawab seadanya.

Sesampainya di ambang pintu Ruang Humas, Valerie melihat Eva yang sedang duduk di sebuah kursi yang memang disediakan jika ada tamu. Apa yang dilakukan Nenek Lampir itu di sini?

"Lo ngapain di sini?" Valerie bertanya sinis.
Seluruh guru di sini sudah mengetahui hubungan yang tidak baik antara dua siswi perempuan itu. Namun, mereka tidak bertindak lebih jauh selagi pertengkaran itu masih berada dalam batas wajar.

"Harusnya gue yang nanya! Lo nguntitin gue?" selorohnya langsung, "Najis!" balas Valerie sambil menyilangkan tangannya di depan dada.

"Sudah - sudah." Pak Imam yang memang memperhatikan pertengkaran muridnya segera menengahi, "Silahkan duduk, Valerie, Vian."

Pak Imam mengambil sebuah berkas. Lalu, mengambil tempat duduk di seberang meja.

"Jadi begini, kalian sudah tahu jika sekolah kita bekerja sama dengan Wijaya Company," jeda pak Imam sesaat, "dan kita berharap bisa bekerja sama lagi dengan perusahaan besar agar sekolah kita semakin maju."

Valerie mendadak gelisah. Sepertinya akan ada bom atom yang siap diledakkan.

"Berhubung Wijaya Company bekerja sama juga dengan Clifford Enterprise, maka saya meminta pada kalian untuk mengajukan proposal kerja sama ini kepada CE juga," tutup Pak Imam.

DORR ...

Adakah berita yang lebih mengerikan daripada ini? Jika kak Adam masih bisa Valerie tolerir. Untuk James, Valerie bahkan tidak yakin dia akan tutup mulut saat pertama kali mereka datang ke kantor nanti.

"Saya menolak, Pak!" ujar Valerie cepat. Membuat tiga pasang mata itu menatapnya penuh tanda tanya.

Membuka mata, pak Imam berujar, " Kenapa, Val?"

"Saya tidak butuh alasan kenapa saya menolak, Pak." Valerie menjawab tegas, "Dan kenapa harus saya? Bukankah saya termasuk siswi pembuat onar?"

"Karena, walaupun kamu pembuat onar, nilai akademikmu tidak pernah turun." Pak Imam berujar setelah diam beberapa saat.

Entah kenapa, walau Valerie tidak bersungguh - sungguh dalam belajar, nilainya selalu tidak turun dari angka sembilan. Ingatan Valerie begitu kuat, jadi apapun yang dijelaskan guru pasti akan masuk di otak Valerie dengan atau tanpa kemauannya. Namun, sekarang itu menjadi sebuah kesalahan!

"Apapun alasannya! Saya tetap menolak." Keukeuh Valerie. Gila saja! Satpam kantor pun langsung bisa mengenali Valerie begitu kakinya menginjakkan pelataran parkiran.

Vian yang sedari tadi hanya memandang angkat bicara, "Kenapa, sih, Val? Cuma ngasih proposal gitu doang lo nggak mau."

"Dasar kampungan!" Eva berdesis sinis.

VALERIE SECRET'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang