PART 9

490 29 0
                                    

HAPPY READING, GUYS 😘

Double up, gengs 😋
Seneng nggak? Senenglah ya...wkwk
.
.
.

Mereka tiba di lobby salah satu Mall ternama di Jakarta.
Berjalan beriringan memasuki lebih dalam mall tersebut. Valerie sudah mengenakan sweater rajut berwarna biru navy untuk menutupi seragam SMA-nya. Begitu pula dengan Sella dan Yola yang sudah memakai jaket.

"Kita langsung makan?" tanya Yola.

"Yes! I'm very hungry right now," tukas Valerie mengelus perutnya. Jangan sampai maghnya kambuh hanya karena dia telat makan barang beberapa menit saja.

"Sushi? Or food weight?" tawar Sella.

"Food weight, please," jawab Valerie riang masih dengan berjalan mengamati restoran yang menarik. Mata Yola terpaku pada nama restoran yang cukup unik. Sunshine Restaurant namanya.

"Val, " panggil Yola.

"Apaan?" Valerie yang sudah beberapa meter di depan memutar tubuhnya menghadap Yola.

"Itu restonya unik. Ke sana, yuk," tunjuknya pada sebuah restoran yang memang berbeda dengan resto lainnya. Restoran itu mengambil konsep outdoor. Berbeda dengan restoran lainnya yang berlomba-lomba membuat ruangan semenarik mungkin agar banyak pengunjung yang tertarik. Resto ini cukup menyediakan sebuah meja dan kursi di stand mereka. Hanya counter kasir dan tempat memasak yang memang berada di dalam ruangan. Jadi pengunjung bisa menikmati seluruh pemandangan Mall dari resto itu.

"Boleh juga, yuk." Valerie menggamit tangan Sella dan Yola memasuki restoran itu dan memesan beberapa makanan berat dan minuman.
Valerie memilih tempat duduk yang berdekatan dengan besi pembatas.

"Bagus ya restonya," komentar Sella mengamati sekelilingnya.

"Lumayan," jawab Valerie.

Tak lama kemudian makanan mereka tiba dan memenuhi meja yang awalnya berisi ransel masing-masing.

"Makasih, ya, mbak," ujar Yola tersenyum ramah. Waiters itu pun membalas dengan senyum ramah juga.

Valerie segera menyantap makanan yang terlihat menggiurkan itu. Sepiring daging steak yang mampu membuat perut Valerie bergejolak ingin diisi. Valerie dan segala macam daging adalah paket lengkap. Sella dan Yola juga menikmati makanannya dalam diam. Begitu makanan mereka habis. Mereka segera mengulurkan tangan meraih minuman masing -masing.

"Ah, kenyangnya," ucap Sella mengelus perutnya.

Valerie mengambil tisu untuk membersihkan sisa-sisa makanan di sudut bibirnya.

"By the way, gue mau beli baju, nih." Sella berujar setelah menandaskan minumannya. Valerie mendengus. Cewek dan shopping adalah paket mengerikan bagi Valerie. Dia benci belanja, salon, dan segala macam perawatan khusus wanita. Baju, sepatu, dan make up miliknya saja kalau bukan Mommy-nya yang membelikan, Valerie tidak akan mau membelinya. Ribet! Pikirnya. Bahkan Kakaknya saja heran. Bagaimana bisa gadis jaman sekarang tidak menyukai belanja? Mungkin Valerie spesies khusus.

"Gue nunggu di sini aja, deh, kalo kalian mau belanja," ujar Valerie.

"Nggak bisa! Lo juga harus ikut," ucap Sella menipiskan bibirnya. Menghela napas pasrah. Valerie mungkin hanya akan mengekori mereka di belakang.

"Gue bayar dulu," ujarnya kemudian bangkit dari kursi menuju kasir. Ah, ya, Valerie ingat! Jika dia tidak membawa uang cash. Lagi -lagi Valerie membuang napas frustasi hingga kedua pipinya menggembung. Terpaksa Valerie menggunakan credit card pemberian James.

VALERIE SECRET'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang