PART 13

450 28 0
                                    

HAPPY READING, GUYS 😘

Tandai jika menemukan Typo...

James yang saat itu sedang berada di ruang kantornya bersama Adam segera menggebrak meja. Pria itu benar-benar marah. Hingga rasanya menghancurkan gedung ini pun tidak akan mampu meredakannya.

"Ada apa, James?" tanya Adam.

Sudah lama Adam tidak melihat raut wajah James yang mengerikan ini. Rahang mengeras, mata memerah, dan raut tak bersahabat. Dan jujur, Adam sedikit takut.

"Kita ke rumah sakit sekarang," ujarnya meninggalkan Adam di belakang.

"Ada apa sebenarnya, James?!" sentak Adam menghadang langkah lebar James yang hampir saja membuka pintu.

"Valerie kecelakaan!"

Dua kata itu sudah lebih dari cukup merubah ekspresi Adam dari yang marah biasa menjadi begitu murka.

James meremas rambutnya frustasi. James merasa kehilangan arah dan ... pegangan.

"Bagaimana bisa?" pekik Adam tertahan.

"Kita ke sana sekarang. Dan selidiki kasus kecelakaan itu secepatnya!" ujar James berusaha mengendalikan emosinya dan melangkah meninggalkan Adam yang masih tidak percaya dengan ucapan James.
Lalu tangannya meninju kuat-kuat tembok di sampingnya.

Bukk...

"Brengsek! Brengsek! Brengsek!" umpatnya menyusul langkah lebar James.

James memasuki lift dengan aura yang lebih dingin dari biasanya. Bahkan dengan sekali lihat pun, orang-orang akan tahu, laki-laki itu tidak dalam keadaan yang baik-baik saja. Termasuk pegawai kantor yang dilewati James. Mereka lebih memilih menyingkir ketika mendengar langkah James yang terburu-buru disertai wajahnya yang begitu datar. Seolah menyimpan seribu amarah yang bisa kapan saja diledakkan.

James mengemudikan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata. Dia tidak peduli umpatan pengendara lain. SAMA SEKALI TIDAK PEDULI! Pikirannya dipenuhi dengan wajah bahagia Valerie, gadis kecilnya.

"Arghhh ... Brengsek!" umpatnya memukul stir mobil kuat-kuat. Siapa yang berani membangunkan singa yang tertidur lama ini, bisa dipastikan hidupnya tidak lagi tenang. Tidak akan!!
Karena perlu diingat. James yang sekarang bukanlah James dua tahun yang lalu. Dulu mungkin dia bisa diam, tapi sekarang tidak lagi sebelum dengan tangannya sendiri ia mematahkan kaki orang yang berani menyakiti miliknya.

Tiba di rumah sakit milik ibunya. James kembali mengingat ketika pertama kalinya Valerie dilarikan ke rumah sakit ini. Dulu, James pernah bersumpah untuk tidak akan membiarkan Valerie kembali ke tempat ini, kecuali melahirkan buah hati mereka kelak. Namun ternyata dia melanggar sumpahnya sendiri. Ingin rasanya James membenturkan kepalanya di dinding berulang kali.

James berjalan menuju meja resepsionis. Wanita yang berjaga segera mendongakkan kepalanya begitu melihat anak pemilik rumah sakit ini. Berniat akan melemparkan senyum menggoda, namun ia urungkan karena melihat wajah James dengan rahang mengeras dan mata memerah. Dia justru merasa ketakutan.

"Ada yang bisa saya bantu, Pak?" tanyanya gugup. Setelah itu menundukkan kepalanya.

"Pasien atas nama Valerie!" ujar James dingin. Sangat dingin dengan suara dalamnya.

Cepat-cepat wanita itu mengecek pasien yang disebutkan pria itu melalui komputer yang berada tepat di depannya. Kemudian meluruskan pandangannya ke arah James setelah menemukan apa yang ia cari.

"Ruang IGD, Pak," serunya.

Dan James segera melesat meninggalkan meja resepsionis. Membuat wanita itu menghela napas lega. Pria itu terlalu mengerikan jika sedang dalam mode marah.

VALERIE SECRET'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang