PART 8

490 25 0
                                    

HAPPY READING, GUYS 😘

Cek mulmed...
Lagi suka lagu ini 💋
.
.
.
.

Pagi sekali. Valerie sudah duduk manis di bangku kelasnya. Beruntung hari ini tidak diadakan apel pagi jadi Valerie bisa langsung mendudukkan pantatnya yang masih terasa ngilu itu. Masih Valerie ingat dengan jelas seberapa paniknya James kemarin. Hingga James bahkan berniat memanggil Dokter pribadinya. Sangat berlebihan memang. Tapi Valerie yang memandang itu tidak bisa menahan rasa harunya pada James. Dia merasa disayangi, dipuja, dan diinginkan oleh James sebesar orang tua dan kakaknya melimpahkan seluruh cinta dan kasih sayangnya.

Lagi. Valerie menscroll layar ponselnya. Mengamati sebuah foto hasil usapan jemarinya. Foto dirinya dan James setengah tahun yang lalu. Ketika dirinya berlibur ke Jepang tepat dihari ulang tahunnya yang ke tujuh belas.
Semua terasa mustahil bagi Valerie. Dia yang dulunya begitu membenci James sekarang justru takluk pada pesona pria itu. Walaupun dia juga merasa beruntung. Valerie tidak habis pikir bagaimana bisa kakak yang sangat dia hormati bisa mengkhianati lelaki sebaik James.

"Val." Yola menepuk bahu Valerie yang terlihat sedang fokus menatap layar ponselnya. Valerie pun berjengit kaget.

"Ngagetin aja, lo," balasnya.

Valerie yang memang belum keluar dari galeri memudahkan Yola melihat apa yang sedang dilihat Valerie hingga tidak menyadari kedatangannya.

"Bukannya itu cowok yang jemput kamu kemarin, Val?" tanya Yola. Matanya masih melirik foto Valerie dengan James.
Dengan Yola, Valerie lebih memilih tidak berbohong. Toh, Yola sudah pernah melihat James secara langsung. Ya, walaupun mereka tidak saling kenal.

"Ya. Dia James. Pacar gue." aku Valerie.

"Pantas dia sangat panik waktu itu."

Mendengar itu senyum Valerie mengembang lebih lebar. Benar. James begitu mengkhawatirkannya, bahkan jika itu masalah kecil.

"Lo tahu, La?" Valerie menoleh pada Yola yang memang masih duduk di sebelahnya, "dia itu Mr. Clifford."

Valerie memberi tahu, karena kemarin jelas Yola tidak akan mau berdesak-desakan saat Vian menunjukkan foto James pada teman-temannya.

"Hah??" Kening Yola berkerut mendengar ucapan Valerie.

Tertawa kecil. "I know you understand what i said."

"How can?!" Yola terlihat masih syok mendengar pengakuan Valerie. Dahinya bahkan masih berkerut-kerut memikirkannya. Dia jelas mendengar 'kan bagaimana satu kelas membicarakan sosok 'Mr. Clifford'?

"Udah! Nggak usah dipikirin." Valerie berujar sambil tangannya terulur mengelus kening Yola.

"Jadi persyaratan itu cuma kedok?" tuduh Yola langsung. Mendengar itu Valerie pun tertawa terbahak-bahak. Tidak salah jika Yola dijuluki smart girl.

Masih dengan sisa-sisa tawanya. Valerie menyahut, "Lo emang pinter, La."

Yola tidak menyahut. Masih diam memikirkan sesuatu.

"Tapi bukan sepenuhnya kedok. James hanya ingin tahu seberapa kuat mental kita dalam menghadapi dunia kerja yang kejam ini. Dan ternyata ... zonk." tambah Valerie tertawa lebar.

"Ada benarnya juga, sih," timpal Yola membenarkan.

Dan Valerie hanya menanggapinya dengan tersenyum lebih lebar lagi.

"Jadi kamu berhasil dapat tanda tangan itu?" tanya Yola setelah dia ingat apa yang dipikirkannya sedari tadi.

Valerie terlihat membuka tas ranselnya dan mengeluarkan map berwarna biru itu.

VALERIE SECRET'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang