PART 17

548 32 10
                                    

HALO GUYSSS 😂 DIRIKU LAMA NGGAK UPDATE YA..
I'M SO SORRY GUYS...
AKU MASIH SIBUK BANGET DI DUNIA NYATA, BAHKAN INI PUN AKU NGETIK NYURI2 WAKTU.

SEKITAR DUA BULAN INI AKU BARUUU AJA DITERIMA KERJA DAN MASIH DALAM MASA ADAPTASI YANG SAMPAI SEKARANG MASIH BELUM, WELL ... MERASA NYAMAN.

BUAT KALIAN YANG SETIA NUNGGUIN CERITA INI, AKU UCAPKAN THANK YOU SO MUCHHH 😘😘😘

JUJUR AKU PENGEN BANGET NULIS INI CERITA, KALO BISA SIH CEPET SELESAI. DULU AJA SEHARI BISA UPDATE DUA KALI, SEKARANG DUA BULAN AJA PENDEK.

DOAKAN SAJA AKU MASIH BISA UPDATE NGGAK LAMA LAGI, KARENA INI ALUR SUDAH SANGATTTTT AKU BUAT DENGAN KEMANTAPAN HATI.

So.....

HAPPY READING, GUYS 😘

"James, anterin aku ke kamar Yola, ya," pinta Valerie pada James yang baru saja keluar dari kamar mandi.

Sudah satu minggu Valerie berbaring di rumah sakit. Selama itu pula Christian maupun James melarangnya untuk sekedar mencari udara segar di luar. Mereka mengatakan bahwa di luar masih terlalu berbahaya untuk Valerie.

"Kamu belum sembuh total, Sayang," jawab James masih dengan tangan mengeringkan rambutnya yang basah, menambah kadar ketampanan dan keseksian seorang pewaris Clifford Enterprise itu. Otot lengannya yang menyembul keluar karena dia sedang memakai kaos tanpa lengan membuat tangan Valerie gatal untuk menyentuhnya.

"Menikmati pemandangan, heh?"

Tiba-tiba saja James sudah duduk di sebelah Valerie dengan handuk tersampir di lehernya. Spontan. Valerie memalingkan wajahnya karena ketahuan memandangi pria tampan di depannnya ini. Ah, shit!

"Nggak," jawab Valerie ketus. James yang mendengar mengulum senyumnya.

"Kenapa harus malu, jika kamu memang mengagumiku, Sayang?" ujar James seraya menarik dagu Vakerie agar menatap wajahnya.

"Aku ngg---"

"Ya ya, kamu tidak akan mengakuinya," potong James cepat, mengetahui Valerie berusaha mengelak. Sedangkan Valerie menyeringai.

"Jadi, ayo anterin aku," ajak Valerie tak putus asa.

"Su---"

"Aku mohon, James."

Valerie menyela ucapan James yang hendak menolak. Memasang wajah paling melas. Menangkupkan tangan di depan dada, dan ...

"Fine!"

James tidak akan menolaknya.

Valerie tersenyum sumringah. Hampir saja beranjak sebelum ucapan James terdengar di gendang telinganya.

"Tapi nanti ... setelah kau istirahat, sekitar dua jam," ucap James yang sukses membuat mulut Valerie terbuka. Wajahnya menyiratkan ketidakterimaan atas putusan pria di depannya.

"Tapi ak---"

"Take it or leave it!" potong James cepat seraya membenahi posisi Valerie agar kembali pada posisi tidurnya. Valerie hanya bisa memberengutkan bibirnya. Tidak ada gunanya ia melawan pria keras kepala ini. Toh, walau James mengijinkan, namun pria itu tidak mengantar. Lalu, Valerie harus bagaimana?

Dengan wajah sebal. Valerie menarik selimut yang berada di tangan James dengan kasar. Kemudian menutup seluruh wajahnya dengan selimut itu. Membuat James menghela napas.

Kemudian, pria itu membalikkan tubuhnya dan melangkah menuju sofa tidak jauh dari tempat Valerie berbaring. Meraih macbook tipis di atas meja dan menyalakannya. Mata abu-abunya menatap tajam pada layar di depannya, seolah hanya dengan tatapan elangnya mampu melubangi benda tipis itu.
Giginya gemeletuk menahan geraman. Pria itu marah, pada sesuatu yang tengah dilihatnya saat ini.

VALERIE SECRET'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang