Cemburu itu sakit

157 9 0
                                    

"Jangan cemburu. Nanti sakit hati. Nggak enak"

****

WARNA senja terpampar sangat indah di langit. Berwarna orenge dari cahaya matahari yang mulai tenggelam berpadu dengan langit yang masih berwarna biru dengan sekumpulan awan berwarna putih sebagai pemanis. Gadis yang memiliki surai yang sedikit bergelombang dengan poni yang berjejer rapi nan indah di dahi nya. Sesekali gadis itu meniup poninya sehingga sang poni sedikit sedikit terbang ke atas. Bosan dan lapar yang gadis itu rasakan saat ini. Sudah satu jam yang lalu ia sudah bertengger manis di bangku taman. Menunggu adalah salah satu hal yang membosankan kadang juga menyenangkan. Tapi untuk saat ini baginya menunggu adalah hal yang membosankan.

"Udah nunggu lama?" Suara bariton pria memecahkam lamunan gadis itu.

Gadis itu mendongakkan kepalanya dan menoleh ke arah samping. Sekilas ukiran senyum tercetak di bibir sang gadis itu. Bibir yang tipis terlihat mungil dan berwarna merah muda yang juga terlihat sangat manis.

Ukiran gadis itu seketika menghilang ketika melihat sosok perempuan yang berada di belakang sang pria itu. Ia bukannya menjawab pertanyaan sang pria itu malah ia memilih berpikir keras siapa perempuan itu sebenarnya?. Dan ada rasa cemburu di benak gadis itu. Siapa yang tidak cemburu jika pria yang di cintai bersama perempuan lain.

"Kenapa hm?" Tanya abi sekali lagi lalu duduk di samping renata yang masih luas karna bangku ini sedikit panjang. Dan perempuan yang bersama abi tersenyum kikuk kepada renata. Begitu juga renata membalasnya dengan senyum yang tak kalah canggung nya.

"Hm... gak papa kok" Jawab renata singkat.

"Hai kak" Sapa perempuan itu kepada renata. Renata lihat perempuan itu tidak seumuran dengan nya. Dimana perempuan yang ber rambut hanya sebahu itu seperti umurnya masih di bawah renata. "Kenalin nama aku elsa kak" lanjut gadis itu sambil menjabatkan tangan nya kepada renata.

Renata pun membalas jabatan tangan elsa dengan tersenyum ramah seolah ia lupa dengan mode cemburu nya."Hai juga elsa" Ucapnya lalu bersamaan dengan melepaskan jabatan tangan nya. "Udah tau namaku ta?" Tanya renata.

"Kak reren kan!!" Tebak elsa dan tanpa malu nya ia duduk menengahi antara abi dan renata sehingga abi dan juga renata terpaksa bergesar ke samping. Dan saat itu abi berdecak sebal melihat kelakuan dila yang meurutnya kurang sopan. Lalu abi abi menatap tajam ke arah dila.

Elsa yang menyadari tatapan tajam abi yang menuju ke arah nya lalu ia berseru "Itu mata gak usah melotot kayak gitu. Bukan bikin serem malah bikin geli" Sarkas elsa tak kalah tajam tatapanya. Dan abi hanya menghela nafasnya kasar lalu beralih menatap wajah kebingungan renata.

Dan yang terjadi dengan renata ia terlihat semakin bingung bagaimana elsa memanggilnya 'reren' padahal hanya abi lah yang selalu memanggil nya dengan sebutan itu.

"Dia galak ren. Awas nanti kamu di gigit" Cibir abi sambil melirik sinis ke arah elsa.

"Apaan lo bang! Nggak usa ngehasut kakak ipar gue deh" Ujar elsa kesal.

Renata semakin heran dengan sikap abi dan elsa "Bang? Kakak ipar?" Tanya renata memastikan.

Elsa memutar bola matanya lalu menghadapkan arah mata nya ke renata "Kak reren kenapa bisa sih suka sama orang yang skill jail nya membabi buta"

Persimpangan Jalan MalioboroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang