Ku kira aku satu-satunya. Ternyata aku salah satunya. Kamu telah berbagi ke segala penjuru. Sejak kapan dia datang? Tampaknya terlalu rapi kamu menyembunyikan dia dariku.
Ketika aku merindukanmu, apa kamu justru merindukannya? Ketika aku menunggu kabar darimu, apa kamu justru mengabarinya?
Jadi, apakah ketika kamu menghilang selama berhari-hari kamu sedang merajut kasih dengan dia?
Hebat, sangat hebat. Ku akui itu. Kamu memang juaranya dalam membuat drama. Apa kata sayang sangat murah bagimu? Kamu berkata sayang kesana kemari lalu pergi dengan senang hati.
Coba putar kembali ingatanmu. Ketika kamu terpuruk tangan siapa yang selalu menggenggam erat tanganmu? Pundak siapa yang selalu bersedia menjadi sandaran untuk kepalamu? Aku.
Lantas mengapa dia yang justru kini bersamamu. Mengapa dia yang kini memenangkanmu? Sebercanda itukah perasaanku bagimu?
Baiklah jika itu maumu. Pergilah bersama dia yang kamu anggap sempurna. Yang kamu puja dengan jiwa raga. Jangan pedulikan aku. Biarkan aku di sini mengobati luka ku sendirian. Kamu berbahagialah.
Namun, sebelum kamu pergi, aku peringatkan;
Jangan sampai kamu berkhianat hanya karena nafsu sesaat!
Hallo readers, jangan lupa kasih vote sama krisarnya yaa❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Coretan Tanpa Tinta
RomanceSebuah coretan semata dari seorang wanita sederhana dengan cinta yang sangat luar biasa untuk laki-laki paling istimewa🍃