-SRE-

29 2 1
                                    

Kapan monologku bisa berubah menjadi dialog bersamamu?
Aku belum tahu harus menulis darimana.
Aku hanya merasa kesal saat aku selalu saja bermonolog dengan bayangmu.
Tidak ada balasan,
Dan selalu saja sunyi yang ku dapati.
Kembali pada pertanyaan di atas.
Kapan monologku bisa berubah menjadi dialog bersamamu?
Saat pesanku saja kau enggan membalasnya,
Padahal aku sudah menyiapkan amunisi untuk ngobrol ringan denganmu.
Namun lagi-lagi kenihilan yang aku terima.
Kau enggan untuk ku ajak berdialog.
Aku harus menjelma sebagai apa agar kamu bisa berbincang sedikit denganku?
Atau apa yang harus ku lakukan agar kau tertarik ngobrol denganku?

ARCHIVED FEELINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang