~• D U A •~

77 44 57
                                    

Gelas yang sudah retak sekalipun..
tak akan utuh kembali walau sudah beribu  kali di perbaiki. Begitupun sebuah kepercayaan. -saa
______________________________________

🌃🌃🌃

Tok..tok..tokk

"yaa sebentar". Sahut seseorang didalam rumah Erla.

"ehh,, mau ke siapa ya mas?". Ucapnya lagi.

"saya temennya Erla bu, Erla nya ada dirumah?". Jawabnya diselingi senyum yang merekah.

"ohh ,, ada mas. Sebentar ya, saya panggilkan dulu". Ucap bi Ani.. Asisten rumah tangga di rumah Erla.

- - - - -

"Mba Er,, diteras ada temannya udah nungguin tuh". Ucap bi Ani sembari membungkuk kecil.

"ehhh biAnn.. Gausah kaya gitu ahh, kaya baru kenal aja nihh". Jawabnya sambil merangkul bi Ani dan lari kecil turun dari kamarnya, tanpa tau siapa yang datang.

"heeeyyyy mafree___ ". Ucapannya terhenti saat melihat diteras ternyata bukan sahabatnya.

"haii Err". Sapa Ezra dibalik pintu rumahnya bersama buket bunga di tangannya.

"oh hey. Mau apa kamu kesini?".

"Err.. Err, aku kesini mau jelasin semuanya.. Dengerin yaa, pliiisss". Ucapnya sambil berlutut didepan Erla.

"apaan sih Zra. Berdiri ah.. Malu-maluin". Jawabnya dengan datar lalu duduk di bangku teras.

"tapii Err.. Semua yang kamu lihat ditaman tadi ituu____

"stooppp!.. Aku lagi males ngomong ya, maaf kamu boleh pulang sekarang Zra.. Malem gini diluar dingin". Ucapnya memotong perkataan Ezra dan masuk ke dalam tanpa sepatah kata yang keluar lagi.

"err..err.. Yaampunn,, ayolahh keluar dulu sebentarrr dengerin duluu". Timpal Ezra dengan tangannya yang mengetok-ngetok pintu.

"aaarrrgghhh!!". Teriaknya, lalu menyimpan buketnya di depan pintu dan pulang.

- - - - -

Erla langsung naik ke kamarnya sambil lari-lari lalu menutup pintu kamar dengan sangat kencang.
(BRAAAKKK! )
       Di rumah kebetulan cuma ada bi Ani saja, dan itupun kamar bi Ani dibelakang, jadi suara keras itupun tak ada yang mengetahuinya.
Erla ternyata sedang duduk termenung di balik jendela kamarnya ditemani buku sketh booknya dan ponsel ditangannya. Sepertinya.. Kejadian tadi sore sepulang sekolah sangat membuatnya kecewa terhadap Ezra. Tak biasanya Erla bersikap seperti ini, biasanya masalah seperti ini diselesaikan secara dingin olehnya. Belum pernah sekalipun Erla bersikap se-dingin tadi pada Ezra.

(Tokk..tokk..tokk)

" Erlaaaa..."
" Assalamualaikum Eerr"
" Berisik lo pada ahh.. Kebiasaan__"
" ehh.. Ehh liat, ko ada bunga sih".
" liat dari siapa ".
" anjayyy... Ini dari si belagu itu. Jangan-jangan tadi dia kesini sebelum kita dateng"

      Badan Erla spontan beranjak dari lamunannya dan langsung menghampiri suara yang sudah tak asing ditelinganya lagi. Yaa.. Memang benar itu sahabatnya. Erla langsung membukakan pintu.

B[ERLA]BUHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang