1-Namanya Adalah(?)

164 9 2
                                    

"Bakso mbak, tigaribu aja." keriuhan kantin menyamarkan suaraku yang setengah berteriak. hari ini kantin masih penuh sesak, begitu pula hati Mbak Siti, sepertinya dia kewalahan setengah mampus. Bagaimana tidak, dia laku berat. Di sela-sela kegiatannya berjualan, dia sempat menanyakan nama-nama dari adik kelas baru. "By! ini baksomu, telungewu to?" teriak Mbak Siti menodongkan plastik berisi bakso tusuk yang masih mengepulkan asap tipis, "Iya, aku bayar nanti pas pulang ya, mbak?" aku keluar dari sumpeknya petak kantin 2x2 meter itu, udara segar langsung memenuhi jiwa dan ragaku. Kuhembuskan nafas lega, segera kucari tempat duduk yang nyaman, duduk di kantin sembari melihat para siswa mengobrol dan jajan adalah pemandangan yang sangat membuatku nyaman. 

"Itu Kak Abyasa, kan?"

otot telingaku menegang mendengar suara itu, lalu kucari darimana sumber suaranya. Disana tiga perempuan sedang berbisik-bisik sambil iseng-iseng melirikku lalu tertawa. Siapa dia? lalu kulihat wajah itu, sebening kristal, seteduh senja, semenakjubkan pelangi. Tersenyum ia melihatku. Diakah.. dia?

1.

"Hei! Kak! Disukain Vika!" teriaknya seolah-olah aku adalah teman lamanya. Seketika itu juga, salah seorang temannya berbadan gempal yang kuduga adalah Vika meninjunya pelan, "Hih, enggaa..." ucapnya sembari melirikku lalu ia segera berlari disusul temannya. kulihat perempuan bening itu menengokku sekali lagi, tapi kali ini ia benar-benar tersenyum. Dan seketika otakku dilanda badai serotonin. Senyawa cinta.

"Aku bener-bener udah tahu siapa dia." cerocosku berapi-api saat bertemu Reyhan. "Ternyata dia yang selama ini hobi sekali mencuri-curi kesempatan melihatku dari--"

 "Jangan geer dulu."sentak Reyhan menyela pembicaraanku, "Kalo kamu bener-bener sudah mengenalnya," Reyhan mendekati kupingku lalu berbisik, 

"Kamu tahu gak namanya?"

Oh iya, aku terdiam mematung. menatap langit-langit kelas, menghindari tatapan tanda tanya Reyhan. Siapa namanya?

Hanya satu hal yang kusesali kala itu.

Hanya satu.

Aku tidak tahu siapa namanya.

Secuil Cerita Untuk Hari IniWhere stories live. Discover now