"Kalian dilantik dengan tanggung jawab besar, tanamkan jiwa dasadarma didalam hati kalian masing-masing, jadikan trisatya dan dasadarma sebagai pedoman kalian dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Disiplin tinggi sebagai ciri-ciri kalian." Pak Zain mengawali pidato atas dilantiknya kami berduabelas sebagai anggota Dewan Penggalang yang baru. Butuh usaha besar untuk sampai disini memang. Akhirnya terbayar sudah usaha kami. Disinilah aku berdiri.
"Ciee, jadi ketua DP baru nihh." Maudy mencolek pundakku, "Yoi, makasih dukungannya kak. Insyaallah nyusul jadi penerusnya doi mu jadi Ketua OSIS mbak!" Ujarku dengan seragam Pramuka yang basah kuyup, bagaimana tidak, pelantikan DP diadakan di sungai Boyong yang saat itu sedang deras-derasnya mengalir, "Apaan to dek." ujarnya sekali lagi mencolek pundakku, tapi yang kali ini lebih tepat disebut mendorong, sebab aku sampai tercebur ke sungai. Kawan-kawanku ikut menyemplungkan diri mereka ke sungai.
"Hei! Foto dulu ayo!" Kak Hassan berteriak memanggil kami semua, "Ayo buruan baris, bentar lagi hujan lho! udah mendung iki lho." teriaknya sekali lagi. kuseret kakiku menuju tempat yang sudah ditentukan untuk berfoto. "Satu.. Dua Tigaa!"
"Menurutmu kita bakal berhasil gak?" Irsyad yang biasanya diam kini mengajakku bicara,"Harus berhasil. Selama ada kalian semua untuk mengisi kekosongan, pasti bisa." Aku masih disibukkan dengan memeras kaos kakiku yang basah kuyup, "Tantangannya pasti berat." Irsyad lalu beranjak, naik ke permukaan. "Ayo cabut, udah mau ujan." katanya dengan menggunakan logat betawinya yang kental.
Darimana dia tahu ini bakal berjalan berat? dia bahkan belum pernah mengalami kasat-kusut di organisasi sekolah selama ini. Aku harus tetap waspada. Sembari berjalan aku menyampinginya yang masih menepuk-nepukkan sepatunya agar cepat kering, "Darimana kamu tau ini bakalan susah?" tanyaku tiba-tiba, dan menyebabkannya berhenti lalu melihatku, "Kita gak hanya bergabung dengan organisasinya saja by, kita bergabung juga dengan atmosfer guru-guru kita. Kita sudah menjadi penjilat secara tidak langsung. Asal kau tahu." Aku belum sempat mencerna perkataannya sama sekali, namun dia sudah keburu beranjak dari tempat kami berbicara tadi.
Apa maksudnya tadi?
Aku sadar dia tidak bercanda. Raut wajahnya terlampau cukup serius untuk disebut bergurau. Aku masih tidak paham. Aku perlu berpikir.
YOU ARE READING
Secuil Cerita Untuk Hari Ini
Ficțiune adolescenți[#1 SchoolStory #1 MasaSekolah (25.4.19)] Aku ingin segera mendapatkannya, adakah yang berniat membantu? atau mereka justru mendahuluiku. Bolehkah kau menungguku sebentar saja?