"Hebat." sentak Reyhan memutar-mutar bolpennya beberapa saat hingga akhirnya menatapku lekat,"Kamu suka dengan seseorang, tapi kamu gak tau siapa namanya? beruntung sekali temanku satu ini." bolpennya terpental karena ia tidak bisa menjaga keseimbangannya. "Emang yang mana orangnya?" tanyanya dengan raut wajah remeh. Aku berpikir, lalu tersenyum. Kasih tau tidak ya? nanti dia suka lagi, mending tidak usah. "Ntar kamu juga tau, kok." Reyhan hanya memutar bola mata,"Sakkarepmu."
Seharian itu aku tidak memikirkan apa-apa kecuali menebak-nebak siapa namanya, tapi untuk kali ini aku masih memanggilnya si Bening. HOHOHO agak jijik sih emang, tapi mau bagaimana lagi, aku masih belum tahu namanya. "Si Bening? pfft." Reyhan memandangku dengan pandangan jijik,"Ya! Aku tau! sst gausah dibahas, oke?" selaku sebelum tawa Reyhan berkumandang,"Aku emang belum tau namanya, tapi seenggaknya aku nggak manggil dia dengan sebutan doi, si anu, atau--" "Si Bening.." "Anjirlah." Akhirnya aku menyerah, karena Reyhan sudah tertawa super keras.
(*)
Sepulang sekolah, aku mampir ke rumah Reyhan terlebih dahulu. Dia mengajakku untuk berburu si Bening, entah bagaimana caranya. "Gini coy," Reyhan membuka pembicaraan dengan penuh semangat, membetulkan posisi duduknya sembari menungguku ikutan duduk di sampingnya. Dia lalu membuka handphonenya,"Nah, berhubung aku punya instagram yang hanya kamu sama si Ateng yang tau nama akunnya," ucapnya berbangga hati, tapi aku tidak,"Kita stalking lewat instagram," seringainya melebar saat ngomong Instagram dengan suara medok.
"Nah ini dia!"
Aku segera melongok ke arah layar Handphone dengan brightness yang sangat minim itu.
Syifa?
Oalah.
YOU ARE READING
Secuil Cerita Untuk Hari Ini
Teenfikce[#1 SchoolStory #1 MasaSekolah (25.4.19)] Aku ingin segera mendapatkannya, adakah yang berniat membantu? atau mereka justru mendahuluiku. Bolehkah kau menungguku sebentar saja?