01 | Mendung

73 26 0
                                    

m e n d u n g ;

☔|awan yang mengandung hujan|☔

──────

"Memang, kita tidak boleh terlalu berbahagia. Karena mungkin, setelahnya akan ada kembali luka."

Agatha Maheswari

***

GERAM. Geram dengan tingkah sepupu mereka yang berlarian kesana-kemari dan tertawa. Tapi, meski begitu, Agatha tetap memaksakan senyumnya secara paksa. Kala sepupunya yang berusia 5 tahun itu datang berkunjung ke rumah, pasti rumah akan terasa ramai dan berisik. Ditambah, sepupunya itu datang lengkap dengan keluarga besar. Setahu Agatha, mereka datang untuk pesta makan malam keluarga besar Atmadja.

Bukan itu masalahnya. Kala Agatha dan sang Kakak memindahkan sepupunya ke kamar Ariel, sang sepupu malah mengacak-acak perabotan yang ada di kamar Kakaknya itu hingga membuat Ariel frustasi.

"Angga! Abang mohon, jangan kacaukan barang-barang abang...," pinta Ariel memohon. Bagaimana tidak? Baru saja Ariel membereskan kamarnya, sudah dikacaukan lagi oleh sang sepupu.

Angga berhenti. Ia menoleh dan merengut sebal. "Atu gamau belenti kalo bang Alil gak beliin atu cotelat!" Jawab Angga dengan suara cadelnya, kemudian kembali mengacaukan tempat tidur Ariel.

Ariel mendesah lelah. Jadi, Angga ingin cokelat? Kenapa tidak bilang dari tadi? Jika tahu begitu, Ariel pasti akan membelikannya, asalkan tidak mengacaukan perabotannya lagi.

Agatha pun sama. Ia menepuk jidatnya.

Ariel tersenyum paksa dan mengangguk. "Iya, Angga. Angga mau cokelatnya berapa?" Tanya Ariel lembut. Tak mungkin ia protes dan memarahinya, bisa-bisa ia akan dicoret dari KK.

Tanpa pikir panjang, Angga berkata, "Ga jadi deh cotelatnya. Angga maunya es tlim!" Katanya berubah pikiran.

Ariel mengangguk-angguk. "Iya, ayo kita beli sekarang," ajak Ariel tetap dengan senyumannya.

Angga menggeleng lagi. "Ga jadi! Angga mau pelmen tapas aja," lagi dan lagi Angga berubah pikiran.

"Iya, Angga bisa dapetin apa yang Angga mau," ujar Ariel mulai gemas sendiri. Sementara Agatha mendesah panjang, bingung dengan permintaan Angga yang berubah-ubah.

"Ga jadi deh, Angga mau sama papi aja," Angga pun melenggang pergi keluar kamar.

Selepas kepergian Angga, Ariel dan Agatha mengerang kesal.

"Argh! Ya Tuhan! Untung sepupu!"

***

Malam pun tiba. Keluarga besar Atmadja berbondong-bondong menuju ke ruang makan untuk segera melaksanakan acara inti, yaitu makan malam bersama antar keluarga besar. Ada beberapa orang menyajikan masakan yang mereka buat sendiri, ada beberapa orang yang bercanda ria sambil menyiapkan peralatan makan diatas meja, dan ada yang telah duduk semangat di meja makannya.

Tepat pukul tujuh, mereka pun melangsungkan makan malam besar itu dengan khidmat. Hening di ruang makan seluas lapangan sepakbola itu. Hanya suara air yang dituangkan ke dalam cangkir atau gelas dan dentingan sendok dan garpu yang beradu.

Kini saatnya menyantap dessert bersama. Simpel, Agatha memilih menyantap es krim cokelat saja.

Jika biasanya ia selalu menyantap es krim kesukaannya itu dengan semangat sampai mulutnya penuh dengan noda es krim, kalau di situasi makan besar antar keluarga ia selalu tidak mood dan tidak bersemangat menyantapnya. Entahlah, nafsunya untuk segera melahap habis es krim di hadapannya itu sirna.

I, You & RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang