Eighteen

1K 57 4
                                    

Setahun sudah berlalu dan mereka kembali ke kehidupannya seperti biasa yaitu mengurus perusahaan. Berangkat pagi dan pulang malam. Jika sedang tidak terlalu banyak pekerjaan mereka akan pulang siang atau sore

"Ge, sedang membuat apa?"

"Eoh Sehun ah. Aku sedang membuat pancake untuk sarapan"

Sehun hanya mengangguk menanggapi perkataan Yixing dan kembali memperhatikan Yixing yang sedang berkutat di dapur

"Sehun, tolong panggil mereka untuk sarapan"

Sehun pun segera menuju kamar para hyungnya untuk memanggil mereka untuk sarapan. Sejak mereka kembali dari Indonesia, mereka memutuskan untuk tinggal dalam satu atap. Yixing juga tidak keberatan jika rumahnya dan Kyungsoo ditinggali oleh mereka karena itu akan membuat rumah semakin ramai

"Jongin, apa kau sibuk hari ini?"

Jongin tampak berpikir sejenak kemudia mengangguk menanggapi pertanyaan dari Junmyeon

"Hari ini aku ada meeting dengan klien kemudian menemani Mr. Edward ke acara penghargaan sore ini"

"Bagaimana denganmu Sehun?"

"Jadwalku hari ini tidak terlalu padat. Memangnya kenapa hyung?"

"Hari ini aku dapat panggilan dari sekolah...."

Belum sempat Junmyeon meneruskan perkataannya, Sehun sudah memotongnya

"Lagi?"

Anak anak? Mereka adalah Jisung, Chenle, Haechan dan Jaemin. Anak yang menjadi korban dari Professor Ahn. Kedelapan pemuda dan keempat anak anak itu diangkat oleh Kim Joo Hyun karena tidak mungkin mereka dipulangkan ke panti asuhan, apalagi mereka sudah memiliki kekuatan yang harus dikontrol. Mereka juga sudah menjadi bagian dari organisasi hanya saja belum diizinkan menjalankan misi karena masih dibawah umur. Jadi mereka hanya diperbolehkan untuk membantu di bagian laboratorium saja

Sehun kini melajukan mobilnya memasuki sebuah gerbang sekolah tingkat menengah pertama. Saat keluar dari mobil semua pandangan tertuju padanya tetapi Sehun menghiraukannya

"Aish, anak anak itu"

Sehun melangkahkan kakinya menuju ruang kepala sekolah. Saat memasuki ruangan itu, terlihat seorang wanita tengah duduk di samping kepala sekolah. Kepala sekolah langsung tersenyum menyambut kedatangan Sehun

"Selamat pagi tuan Oh, maaf jika kami  mengganggu waktu anda"

Sehun masih memasang ekspresi dinginnya. Dia hanya mengangguk menanggapi perkataan kepala sekolah

"Apa lagi kali ini?"

Lima orang anak anak laki laki memasuki ruang kepala sekolah. Sehun ingin sekali mengomeli bocah bocah itu namun dia juga harus menjaga image di depan kepala sekolah

"Adik adik anda telah melukai anakku. Lihat dahi putraku sampai berdarah dan juga goresan di tangannya"

Wanita itu mengomel di depan Sehun membuat pemuda itu jengah. Kepala sekolah mencoba untuk menenangkan wanita itu. Sehun kemudian mengalihkan fokusnya keempat anak yang duduk disampingnya meminta mereka untuk menjelaskan

"Kami tidak bersalah, dia yang salah"

"Mau mengelak rupanya, apa kau tidak mengajari mereka?"

Perkataan wanita itu tentu saja memancing emosi Sehun. Sehun mencoba meredam emosinya agar tidak meledak, bisa bisa sekolah ini roboh karena ulahnya

"Kita dengarkan dulu nyonya, kita tidak bisa menyimpulkan dari satu pihak saja"

Sehun setuju dengan perkataan kepala sekolah. Mereka tidak bisa menyimpulkan siapa yang bersalah jika mendengar dari satu pihak saja. Kepala sekolah mempersilahkan mereka untuk melanjutkan perkataannya

Life Story-EXO(2nd Vers)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang