Akhirnya aku pulang ke rumah dan mendapati Ann yang asik mengobrol dengan kedua orang tua ku.
"Tuh Aji udah pulang, sini" ucap ibu ku sambil menyuruhku duduk di sofa yang kosong
"Kalian ngobrol gih, biar ibu sama ayah ke belakang dulu" merekapun meninggalkan kami yang saling terdiam. Aku berdehem untuk mengurangi rasa hening.
"Mungkin lu bakal kaget sama keputusan gua yang sekarang, tapi gua harap lu terima" gumamnya, aku sampai tegang mendengar ucapan dia yang seperti ini
"Gua Disni cuma seminggu, abis itu gua balik lagi ke Paris soalnya ada fashion week dan gua nggak bisa ninggalin tugas gua."lanjut Ann
"Kapan lu balik lagi ke sini?" Akhirnya aku mengeluarkan suara setelah beberapa saat terdiam
"Gua nggak bisa jawab pertanyaan lu yang ini, gua nggak bisa nentuin sama sekali."
"Lu nggak kasihan sama orang tua lu?" Ann terdiam sambil menunduk
"Disini lu juga bisa kerja kan, ngapain jauh jauh ke negeri orang? Orang tua lu pasti khawatir tiap hari disini, cuma mikirin lu doang"
"Gua tau, iya gua ngerti. Tapi resiko gua udah kerja disana ya gini,"
"Lu kerja disini aja, nama lu juga udah banyak yang tau kan. Coba buka perusahaan disini dengan label barang lu sendiri."
"Ji, kalo semudah itu gua mau. Masalahnya semua barang yang gua jual termasuk mahal banget, bahkan nilai terkecil aja puluhan juta. Kalo di luar sana kan dia mengikuti mata uang dolar, jadi nggak seberat yang mereka fikirin."
"Ya kalo gitu lu harus menyesuaikan dengan masyarakat disini dong harganya, bahannya pun harus menyesuaikan"
"Iya gua tau, tapi Ji ada hal yang perlu gua capai."
"Lu mau capai apa lagi? Udah menghasilkan uang? Udah bisa ngasih uang ke orang tua? Terus apa lagi?"
"Gua mau bangun panti asuhan dan sekolah, apalagi buat perusahaan butuh modal yang gede." Ku hela nafas lelah, bener apa yang dia bilang. Modal untuk bangun perusahaan sangat besar.
"Butuh berapa lama lu kumpulin uang?"
"Setahun, bagi gua udah cukup."
"Yaudah itu terserah lu aja,"
"Tapi...."
Hening, aku menunggu kelanjutan ia berbicara.
"Tapi gua cuma bohong sama lu hahahahahahahahahahahaha..." Aku menatapnya kesal, dia malah asik tertawa
"Anak ini ngeselin banget sih," ku cubit pipinya dan mengacak acak rambutnya dengan kesal
"Hahahahaha.... Kena tipu"
"Terus gimana? Lu jadi balik ke Paris?"
"Enggak kok, gua udah buka cabang disini. Jadi tenang aja, kita bakal sering ketemu. Nggak usah kangen ya," goda nya menaik turunkan alis, aku tersenyum kecil.
"Geer banget jadi orang,"
"Tante, aku laper nih. Nggak ada makanan? Kan tamu spesial udah di rumah, bingkisannya juga udah banyak tuh" pekik Ann seolah olah rumah ini goa
"Lu ngasih bingkisan? Mana?"
"Udah di bawa tante dong, kalo punya lu masih ada di rumah gua. Ambil aja nanti,"
"Wih tumben amat lu ngasih,"
"Baju bekas" seketika aku langsung bete, Ann tertawa kecil
"Enggak lah. Spesial buat sahabatku yang ganteng ini, gua kasih yang super super bagus."
KAMU SEDANG MEMBACA
Best FriEND
Teen FictionKehidupan yang menipu pandangan orang lain atau pandangan diri sendiri ini membuat orang lain merasa bahwa hidup orang lain jauh lebih dari kata "bahagia" Pertemanan adalah awal dari persahabatan atau awal dari kisah yang lebih dari itu. -Mohammad A...