Chapter 5.

41 3 0
                                    

Ia berjongkok di samping ku sambil menaruh Bunga itu di atas makam Papah, ia pun mengangkat tangan nya untuk siap mendoakan Papahku. Pemandangan yang sangat aku sukai. Pejaman mata nya, bulu mata yang lentik, hidung yang mancung, bibir yang tipis dan selalu menampakkan bulan sabit pada ku.

Dia adalah Ridho.

Ridho Garrel Pradipta, siswa kelas XII-IIS2. Anak kebanggaan Bu Setty karena ia pandai dalam bidang Akuntansi, belum lagi dia jago bermain Futsal sampai ia pun di tunjuk Pak Adit sebagai ketua tim Futsal sekolah kita. Kita seumuran, hanya saja kita berbeda kelas dia IPS dan aku IPA. Aku dan Ridho sudah berteman sejak kelas X, jangan tanyakan bagaimana aku bisa kenal dan dekat dengannya karena aku sendiri juga tidak tahu asal mulanya dari mana.

Ia pun memalingkan wajahnya mentapaku yang sedari tadi menatapnya tanpa kedip, rupanya ia sudah menyelesaikan doanya untuk Papahku.

"Udah ngeliatin gue nya? Apa masih mau ngeliatin lagi?"

Sontak aku kaget ia berbicara begitu karena ia juga hendak mendekatkan wajahnya ke wajahku, aku pun tersadar dan menjauhkan wajahku dari wajahnya.

"Apaan sih, Lo!"

"Kenapa berhenti, ayo! Liatin gue lagi, siapa tahu nanti Lo naksir sama gue, tenang gue tanggung jawab kok. Itu pun kalau, Lo, bener naksir gue," ucapnya menggoda ku dengan senyum jahil nya.

"Dasar genit, udah yu pulang, udah mau sore."

Aku berjalan lebih dulu di depan nya sedangkan di mengikuti ku dari belakang, hingga ia pun mulai mempercepat langkahnya dan menyamai irama berjalanku dan kita pun berjalan beriringan sekarang.

"Tadi kemana? Ko gak ada di kantin, tapi kata Aleena Lo, di taman belakang sekolah ya?" Tanya nya padaku.

Aku memutar bola mataku malas, dalam hati aku bilang "kalau sudah tahu, ngapain nanya coba!".

"Hei, ditanya juga."

Aku pun menghentikan langkahku dan menghadapnya "Ridho! Kalau, Lo, sudah tahu gue ada di taman belakang sekolah... Kenapa Lo masih nanya sama gue lagi sih.!" Nada suara ku mulai kesal.

"Hehehe, iya juga ya. Sorry deh kalau gitu."

Aku berjalan meninggalkan nya lagi, malas menanggapi pertanyaannya lagi, jujur aku sedang tidak ingin bertanya ataupun berbicara sekarang.

"Jangan bete-bete kali, nanti cantiknya ilang lho!" Godanya.

Aku tidak menanggapi.

"Gini aja deh, mending sekarang kita ke tukang es krim langganan kita. Gue traktir deh. Gimana? Mau?"

Sepertinya itu tawaran yang menarik belum lagi cuaca hari ini cukup panas meski sudah mau sore, namun sepertinya matahari memang tak kunjung menurunkan udara panasnya.

"Setuju?" Tanya nya lagi meyakinkan ku.

"Okeh."

Tanpa aba-aba lagi, Ridho menggandeng tanganku dan berjalan agak sedikit mendahului. Entah lah perasaan ku senang saja kalau ridho berbuat seperti ini padaku. Bisa di bilang kami berdua memang sangat dekat, bahkan ada beberapa teman sekelas ku yang menyuruh kami pacaran. Jujur kalau dibilang suka, aku memang suka pada Ridho tapi entah suka sebagai apa.....

Tanpa berlama-lama, kami pun sampai di kedai es krim. Tempatnya sudah lumayan ramai, karena aku malas masuk dan mengantri akhirnya Ridho sendiri lah yang masuk ke dalam dan memesan es krim kesukaanku. Selagi aku menunggu Ridho, ku lihat matahari yang mulai menurun secara perlahan menampakkan senja yang sangat indah. Setelah sekian menit menikmati senja, Ridho keluar dari kedai es krim dan memberikan satu cup es krim pada ku. Kami pun melanjutkan perjalanan sembari menikmati es krim tersebut.

Langit sudah mulai semakin gelap, jalan tampak hening tak banyak kendaraan yang berlalu-lalang. Ditambah lagi aku dan Ridho tak ada yang memulai obrolan, hingga tak terasa kita sampai di sebuah rumah bercat warna abu-abu, dan itu adalah rumah ku.

"Besok gue jemput pakai motor, mau?" Tanya Ridho.

"Emm... Gak usah deh, gue udah biasa dianter."

"Kenapa sih, Lo selalu nolak kalau gue nawarin diri untuk berangkat sekolah bareng?" Tanya Ridho penasaran dengan menaikkan satu alisnya.

"Ya... Gue gak mau aja jadi pusat perhatian orang-orang, fans cewe Lo kan banyak."

"Ohh.. jadi Keyla sahabat kesayangan gue ini cemburu?" Ridho nilai jahil lagi.

"Ihh cemburu, gak Sudi gue cemburu sama Lo! Dah sana pulang, gue cape bye." Aku langsung meninggalkan nya sendiri di depan gerbang, tanpa menoleh sedikitpun. Ada rasa kesal juga senang dalam hati ku saat Ridho menjahiliku, ahh sudah lah.

"Untung sayang." Ucap Ridho.

Author POV.

Perlahan-lahan Keyla membuka pintu rumahnya, baru saja beberapa langkah masuk kedalam rumahnya dia sudah melihat Mamah dan Papahnya yang berdiri menunggu dirinya. Pemandangan yang sangat tidak ingin ia lihat untuk saat ini, karena bisa merusak suasana hati nya yang sedang bahagia.

"Yla, kamu dari mana aja. Udah mau Maghrib kamu baru pulang." Tanya Mamah Keyla.

"Bukan urusan Mamah juga, sejak kapan Mamah perduli sama aku?" Jawab Keyla cuek.

"Kamu jangan seperti itu dong bicaranya key, dia kan Mamah kamu." Jelas Ayah Keyla.

"Lebih baik kamu diam deh, gak usah ikut campur. Semenjak ada kamu di sini, memang nya Mamah pernah perduli sama aku? Kan Mamah selalu aja senang-senang dengan suami baru Mamah ini, ingat sama aku gak?"

"Mamah kan cuma tanya sama kamu darimana, kenapa kamu jadi mengungkit masa lalu sih, sayang."

"Masa lalu? Mamah bilang itu masa lalu, bahkan sampai sekarang pun, mama juga masih gak perduli sama aku! Jangan kan sama aku, sama Papah? Apa mamah datang saat pemakaman Papah?, yang Mamah pikirkan itu hanya kebahagiaan Mamah dengan suami baru Mamah ini, mamah gak pernah perduli sama aku!" Ucap Keyla mulai membentak.

"Keyla!!" Plaakkk... Spontan Mamahnya terkejut dengan apa yang sudah ia lakukan, dan memegang pundak Keyla namun ditepis oleh Keyla.

"Lihat kan, Mamah aja sudah berani nampar aku. Aku salah mah, aku salah selama ini diam aja dan mengizinkan dia untuk di rumah ini! Harus nya kalian tinggal aja berdua! Gak usah pedulikan aku!" Ucap Keyla dengan sesak dan berlari ke kamarnya.

"Keyla...!!" Teriak mamah Keyla yang ingin mengejar, namun di cegah oleh suaminya.

"Sebegitu benci kah Keyla sama aku mas?" Tanya Mamah Keyla dengan sedih.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sekian lama akhirnya come back again dengan cerita ini, semoga makin suka yah. Maaf kalo lama update, karena suka gak ada inspirasi buat lanjutin hehehe.

Jangan lupa vote+comment sobat :)

Laila.

KEYLA'S LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang