Chapter 7.

24 3 0
                                    

Berbagi masalah dengan orang lain mungkin akan mengurangi beban di hati,  tapi kita tidak pernah tau apa mungkin orang itu bisa mengurangi beban masalah ini atau justru menambah nya.
.
.
.
.

Kami berdua masih terdiam dalam sunyi, suara angin malam yang berhembus sangatlah terdengar. Perkataan si anak baru itu berhasil membuatku bungkam seribu bahasa, otakku terus memikirkan pertanyaan yang bermunculan. Bagaimana ia bisa tahu aku sedang sedih? Apa perduli dia, aku ada masalah atau tidak kan bukan urusan dia? Mengapa sifat nya beda sekali? Apa ia punya kepribadian ganda? Apa saat pagi sampai siang dia akan menjadi cowok dingin dan cuek, dan ketika sore sampai malam dia menjadi cowok yang penuh kehangatan? Hah! Masa iya sih ada orang seperti itu.

"Kenapa Lo diam?" Tanya Fadil.

Ucapannya memecahkan lamunan ku yang sedang bergelut dengan pertanyaan pada diriku sendiri.

"Perduli apa Lo! Mau gue ada masalah atau pun enggak, itu bukan urusan Lo! Dan gue lagi sedih atau gak pun sekarang, juga bukan urusan Lo!"

"Lupa ya sama kata-kata gue tadi siang? Jadi cewe jangan jutek banget, nanti cowok-cowok pada takut sama Lo."

"Dan gue gak perduli."

"Okeh okeh udah ya debat nya, sekarang daripada Lo simpan kesedihan Lo sendirian, mending Lo berbagi ke gue buat meringankan."

"Ada saatnya dimana gue lebih suka menyimpan masalah dan kesedihan gue seorang diri, tanpa ada niat untuk berbagi ke orang lain. Apa lagi orang lainnya itu, Lo!"

"Dengan Lo berbagi kesedihan itu pada orang lain, mungkin beban bisa berkurang. Dan mungkin orang itu bisa bantu." Ucap Fadil tak mau kalah.

"Masih mungkin, belom kenyataan! Gue gak suka ada orang yang berusaha menanyakan masalah gue, karena gue lebih suka orang itu bersikap cuek ketimbang harus berpura-pura perduli tapi gak punya solusi untuk membantu."

"Gue gak pura-pura."

"Intinya gue gak suka Lo sok care sama gue!"

"Jadi apa yang Lo suka dari gue?" Tanya nya menantang.

"Gak ada!"

"Yakin?"

"Banget."

"Kalau gitu, gue bakal bikin Lo suka sama gue."

"Gila Lo ya, gue lebih suka Lo jauh-jauh dari gue, gak usah berusaha masuk dalam kehidupan gue, dan satu lagi ! gue lebih suka Lo bersikap seperti yang Lo tunjukan tadi di sekolah." Ucapku menejelaskan dan mulai berdiri dari banku taman.

"Tunggu! Kenapa Lo gak mau berbagi masalah lo? Gue bisa jamin, gue orang yang bisa dipercaya." Ucapnya meyakinkan.

"Kenapa gue gak mau berbagi masalah gue ke orang lain? karena gue gak mau jadi beban. Dan yang paling utama, orang yang sudah mendengar cerita gue, belum tentu bisa mengurangi beban gue! Siapa tau malah menambah beban jadi semakin menumpuk. Intinya Lo jauh-jauh dari gue, gak usah berusaha deket sama gue." Ucap ku panjang dan langsung pergi meninggalkan nya yang masih duduk di bangku taman.

Sungguh cowok menyebalkan. Niatku keluar rumah kan untuk menenangkan diri bukannya malah ketemu dia! segala ngajak ribut pula, sumpah ya ini hari benar-benar sial banget buat aku. Sekarang pun tanpa sadar sudah sampai di rumah, keadaan nya sudah sepi dan beberapa lampu sudah dimatikan, aku rasa mamah sudah tidur. Saat tiba di kamar aku kembali teringat dengan kata-kata dan sikap si Fadil barusan, mengapa bisa berbeda sekali? Aku rasa benar deh dia memiliki kepribadian ganda. Hiih.....

Hari yang begitu panjang, sampai aku lupa kapan terkahir kali makan. Perutku terasa lapar, baru saja aku mau turun dari ranjang seketika handphone ku berdering menandakan ada sebuah pesan masuk. Ku ambil handphone itu dan ku buka pesan dari siapa, saat ku lihat ternyata bertuliskan nama Ridho! Ya, itu dari Ridho. Mau apa dia malam-malam begini mengirimi aku pesan?

Ridho.
Putri jutek, turun! liat ke balkon kamar deh....

Aku pun penasaran, dan akhirnya aku menuju balkon lalu melihat kearah bawah. Ternyata sudah ada Ridho di bawah dengan membawa bungkusan plastik.

"Lo ngapain malam-malam ke sini?" Teriak ku bertanya.

"Turun dulu sini." Perintah nya.

"Ogah! Gue mau tidur."

"Yeh, Lo mau turun apa gue yang manjat?"

"Iya iya sabar, gue turun dulu."

Menyusahkan sekali Ridho ini, Tidak mengerti sekali sih aku sudah seharian ribut dengan banyak orang, perutku sekarang lapar, dan dia malah mengganggu ku malam-malam datang kerumah. Kalau kalian jadi aku, apa yang akan kalian lakukan? Tapi ku harap kalian jangan seperti ku yah...

Aku sudah di bawah dan tepatnya di taman belakang rumah ku, dan ku lihat Ridho yang sedang menata sesuatu dia atas meja taman. Ku hampiri beliau dengan perlahan, aku pun juga mencium aroma menggiurkan semakin aku mendekati Ridho.

"Ngapain sih, do?"

"Tadda!" Teriaknya memperlihatkan beberapa cemilan dan eskrim kesukaan Keyla.

"Wahh, ini banyak banget. Bakal gue?" Ucap ku takjub.

"Yaiyalah bakal Lo, kalo bakal nyokap Lo, minta restu dong berarti gue." Ledek nya.

"Lucu Lo!" Aku pun duduk sambil melihat-lihat, banyak sekali makanan nya.

"Makan yang banyak, tapi besok Lo harus berangkat sekolah sama gue."

"Oh jadi nih makanan sogokan gitu? Gak jadi gue makan deh, nanti yang ada sakit perut gue!" Ucap diriku dan berdiri ingin pergi dari sana.

"Eh tunggu, iya iya bercanda ko. Yaudah makan aja mubazir kalo Lo, gak makan."

"Okeh deh karena gue hari ini cape banget ribut sama orang, dan gue lagi baik hati, dan terlebih lagi Lo pengertian sama gue, gue lagi laper ehh dibawain makanan. Gue bakal makan nih semua, dan besok......" Aku menggantungkan ucapan ku berikutnya.

"Lo mau berangkat bareng gue?" Tanya nya tidak sabar.

Aku pun menyantap makanan itu dengan sambil mengangguk, pertanda aku setuju atas ajakan nya untuk berangkat sekolah bareng besok.

"Yes! Yuhu."

"Norak Lo! Kaya nganter artis aja, bahagia banget muka Lo."

"Iyalah, akhirnya penantian gue selama dua tahun tercapai juga, untuk pertama kalinya Lo mau berangkat sekolah bareng gue."

"Hem."

Ridho sangat bahagia, apa sesederhana itukah bahagia? Ridho benar, besok adalah pertama kalinya aku berangkat sekolah dengannya. Atau lebih tepatnya adalah pertama kalinya aku berangkat sekolah oleh lelaki, karena dari aku TK aku selalu di antar supir ku. Entah akan seperti apa suasana besok, kalian tunggu saja! Yang pasti aku akan menjadi pusat perhatian para cewek di sekolah ehhhmmmm....

.
.
.
.
.
.
.
.

Yuhuuu! Karena lagi liburan, mood nya pun bagus banget nih.

Akhirnya author punya inspirasi buat next cerita ini, dan update lagi chapter 7 ini.

Moga kalian suka yah, mudah²n mood nya bagus terus biar bisa update terus...

Jangan lupa vote comment sobat.

See you.

KEYLA'S LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang