Chapter 15.

15 1 0
                                    

Keyla menyusuri koridor sekolah dengan waspada, sudah cukup Keyla menjadi bahan gosip satu sekolah hari ini. Belum lagi sikap Ridho yang semakin hari semakin aneh menurutnya, dengan hati-hati dan melihat sekeliling memastikan bahwa ia tidak akan bertemu dengan dua cowok yang sudah menganggu hidupnya itu. Saat benar-benar sampai di depan gerbang sekolah Keyla membuang nafas lega, setidaknya dua cowok itu tidak membuntuti Keyla untuk pulang bersama sore ini. Cepat-cepat Keyla melangkahkan kakinya menuju halte untuk menunggu angkutan umum menuju rumahnya, tidak perlu waktu lama Keyla menaiki angkutan umum yang tiba di depan halte.

Ting...

Handphone Keyla berbunyi, dan di lihat olehnya terdapat nama 'Fadil' pada layar handphone nya.

'Sore ini gue biarin lo pulang sendiri, karena gue tahu lo pasti cape kan jadi bahan gosip anak-anak'
'Tapi lo jangan bosen, karena mulai hari ini dan seterusnya gue akan jemput lo'
'Malam ini ada waktu?'
'Malam ini keluar bareng gue ya, ada banyak pertanyaan yang pengen gue tanyain'
'See you'

Pesan-pesan itu terbaca begitu saja oleh Keyka tanpa enggan untuk membalasnya, karena Keyla paham betul jika ia membalas pesan itu maka Fadil akan semakin menjadi-jadi. Setelah perjalanan panjang Keyla akhirnya sampai di halte dekat komplek perumahan nya, ia berjalan santai sembari menikmati angin sore yang menerpa wajah serta menerbangkan setiap helai rambutnya.

Hingga ia pun sampai pada gerbang rumahnya segera ia memasuki area rumahnya dan membuka pintu, rasa-rasanya ia ingin cepat-cepat masuk kedalam kamar membersihkan diri dan mengistirahatkan tubuhnya yang sudah sangat lelah.

"Sudah pulang, non Yla." Ucap Mba Rumi.

"Hm."

"Itu, non... "

"Nanti aja yah ceritanya, Yla cape." ucap Keyla memotong uacapan Mba Rumi.

Keyla melangkahkan kaki menuju kamar yang berada di lantai dua rumahnya, sesampainya ia di depan pintu kamar Keyla langsung membuka pintu itu. Akan tetapi, tanpa disangka ia melihat ada seorang perempuam yang berada di dalam kamarnya sembari melihat-lihat barang miliknya. Mata yang sudah lelah kembali segar karena melihat ada orang asing yang berani masuk ruangan pribadi milik Keyla.

"Siapa lo? Mau apa lo di kamar gue?" ucap Keyla tegas.

Perempuan berambut sebahu itu menengok ke arah asal suara itu. "Oh... Hai !!" Ia melambaikan tangannya.

Keyla melangkah kan kakinya cepat mendekati perempuan itu. "Gue tanya lo siapa? Berani banget lo masuk kamar gue!"

"Tenang dulu kali." Perempuan itu menepuk-nepuk bahu Keyla seakan menganggap enteng ucapan Keyla yang sudah emosi, "Gue, Cindy. Saudara tiri lo!" sambung perempuan itu dengan senyum miring.

"Saudara tiri?"

"Mamah gak kasih tahu lo ya, kalau Papah gue itu duda beranak satu, dan anaknya itu gue."

"Gue gak perduli. Intinya sekarang lo keluar dari kamar gue." dengan kasar Keyla menarik tangan Cindy agar keluar dari kamarnya.

Dari arah kamar lain keluar lah orang tua Keyla karena mendengar keributan, mereka melihat sudah ada Keyla dan dan Cindy yang saling beradu argumen di depan kamar Keyla.

"Ada apa ini?" ucap Gino.

Dengan manja Cindy menghampiri Papahnya dan memeluk Papahnya itu, sementara Dwi mendekati Keyla yang terlihat sangat emosi.

"Mah! Apalagi ini?"

"Kamu sabar dulu ya sayang, kita ke ruang keluarga dulu ya. Di sana Mamah dan Papah akan menjelaskan semuanya sama kamu."

KEYLA'S LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang