Chapter 3

27 10 1
                                    

Aku sangat di hantui oleh pemikiran ini. Bagaimana jika jiwa vampire ini muncul, haus akan darah, apakah aku akan menghisap darah seseorang? Tidak! Tidak mungkin, itu tidak akan terjadi.

Seketika dadaku menjadi sangat sakit.
" Ck! Sakit! Mamahh..!!! " teriakku dengan menahan rasa sakit di dadaku. Mendengar teriakkanku itu, mamah segera naik ke atas menuju kamarku.

" Kenapa? Kenapa dadaku sakit?! " ucapku.

Aku menoleh ke arah cermin lemari, mataku berubah menjadi warna merah, bahkan taringku muncul. Jangan sampai mamah melihat ini.

" Alexa?! Kamu kenapa " Teriak mamah dari depan pintu kamar dengan mengetok keras pintu kamarku, " Tok... Tok... Tok..!! ".

Aku memutuskan kabur melewati jendela. Bagaimana pun mereka tidak boleh tahu siapa aku.

Aku berhasil keluar dari mantion kediaman keluarga Astaroth. Aku berjalan cepat sembari menahan rasa sakit yang amat sangat. Seketika pikiranku mengingingkan darah.

" A_aku ingin darah " Ucapku dengan nada yang pelan. Lalu aku kembali tersadar. " Tidak!! Aku tidak akan meminum darah. Aku ini gadis normal " Bentak batinku.

Rasa sakit nya perlahan menghilang.. Aku memutuskan kembali kerumah.

Hujan turun dengan derasnya ketika ku berada di jalan. Air hujan membasahi sekujur tubuhku, aku menatap langit ku kedipkan mataku berkali-kali karena terkena rintikkan air hujan yang deras bahkan sampai tidak sanggup untuk membuka mata. Lalu aku menatap ke bawah, semua pikiranku kacau bercampur aduk dengan pertanyaan dan permasalahan yang terjadi.

Beberapa saat kemudian...

Laki-laki itu muncul lagi. Untuk apa?

" Louis? " Ucapku. Apa yang membuatnya datang kembali.
" Kenapa? Bagaimana rasanya, apakah sakit? Bagi keturunan kerajaan Rulcifer jika kau ingin hidup kau harus menghisap darah itu sebabnya raja-raja terdahulu melakukan kontrak menjadikan manusia sebagai pelayan." Jelasnya.

Aku menatapnya tajam, apa yang dimaksudnya. Aku hanya terdiam mendengar penjelasannya itu, tidak tahu harus berbuat apa. Aku ingin bertanya padanya tapi kalimat ucapanku terpotong..

" Aku tahu i__ " ucapanku di potong Louis.
" Jika kau tahu mengapa kau tidak mencari seorang pelayan? " Tanya nya dengan menatap ku tajam.
Aku menggelengkan kepalaku. Batin ku berteriak tidak, aku tidak akan melakukan hal itu. Tidak akan!

" A_a_aku... Bukankah ada darah dari tranfusi! " Tegasku. Apa ini, dia hanya tersenyum mendengar ucapanku.

" Ck! Coba kau pikir saja, apa kau akan menyimpan kantong darah di lemari es rumah mu? Jika itu mau mu apa kata orang tua mu nanti, saat mengetahui anak angkat mereka ternyata seorang vampire bangsawan " Ucapnya dengan nada yang meremehkanku.
" Berisikk!! " Teriakku sampai-sampai tenggorokkan ku sakit karenanya.
" Mengapa kau teriak tuan putri Alexa? " Tanya nya dengan wajah yang amat sangat menjengkelkan. Ingin sekali ku bunuh kau disini sekarang juga!

" Baiklah, dah.. Sampai bertemu kembali " ucapnya dengan melambaikan tangan kanannya padaku.
Tunggu! Apa dia ingin pergi lagi, ingin ku teriak di hadapannya seperti ini " Jangan pergi kau breng**k! ", ingin. Sangat ingin, tetapi di sudah terlanjur pergi melalui lingkaran portal.

***********

Mamah menyambut ku di depan pintu dengan wajah resahnya dan khawatir, apa yang harus ku katakan? Tidak mungkin aku bercerita mengenai hal barusan.

" Alexa! Dari mana saja kamu nak?! Ke_kenapa tadi kamu teriak, ada apa?" Tanya mamah. Aku hanya bisa menunduk bisu tanpa bicara sepatah katapun, aku melewati mamah begitu saja menuju kamarku, sebenarnya sangat berat bagiku mengabaikan mamah. Tapi, untuk kali ini aku ingin sendiri.
" Maaf mah... " Ucap batinku dengan perasaan yang berat.

RulciferTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang