Chapter 8

20 6 1
                                    

Siang itu, di kerajaan Arcadia. Raja negeri Redfiviet, Alsiel Arcadia tampak sangat murka ketika mengetahui putranya Aswalt pergi ke dunia manusia tanpa izin dari nya.
“ Kalian semua!! Bagaimana sampai tidak tahu kalau putraku pergi!" Ucap nya dengan sangat marah. Tapi di sela kemarahannya itu, penasihat kerajaan datang dan memberitahukan sesuatu padanya.
“ Yang mulia, aku sudah mengetahui dimana keberadaan putri mahkota Rulcifer itu." Ucapnya.
“ Benarkah?" Jawab Raja Alsiel.
“ Keberadaannya saat ini, sama dengan keberadaan putra mu." Ucap penasihat itu lagi.
“ Maksudmu di dunia manusia?" Tanya Raja Alsiel dengan ekspresi serius. Penasihat itu mengangguk. Raja Alsiel Arcadia memerintahkan seorang kepercayaan nya untuk pergi ke dunia manusia, tujuannya adalah tidak lain untuk menemukan putra mahkota dan membunuh Alexa.

Disisi lain...

“ Krrriiinggg... Krrriingg..."
“ Huuhh, sekolah di dunia ini sangat berbeda." Ucap Aswalt dengab menarik nafas panjang. Aswal datang ke dunia manusia bersama pelayan pribadinya yang sudah melakukan kontrak dengannya. Lucas.
Saat itu Aswalt berada di atap sekolah, padahal tidak ada satu pun siswa yang diperbolehkan ke atap karena di anggap bahaya, tapi nyatanya sangat banyak siswa yanh menghiraukan peraturan itu.

Lucas seketika muncul dengan tiba-tiba, untunglah saat itu atap sekolah sedang sepi.
“ Ada apa?" Tanya Aswalt.
“ Kau mau menu makan siang apa nanti malam?" Tanya Lucas.
“ Kau tahu kan? Kita datang kesini dalam kondisi sebagai orang miskin." Ucap nya lagi. Bagimana bisa seorang putra mahkota negeri Redfiviet datang ke dunia ini tetapi jadi orang yang melarat, sungguh beda dengan nasib ku.. Hahaha...
“ Ck! Sudah lah, nanti setelah pulang sekolah mungkin aku akan mencari kerja paruh waktu." Jawab Aswalt dengan membuang muka.
“ Ya ampun, tuan Aswalt. Apa sebenarnya tujuan mu datang ke sini. Dan ini sudah keseribu kalinya kau melibatkan ku." Jawab Lucas dengan menepuk dahinya.
“ Tidak ada tujuan khusus, aku hanya ingin saja." Ucap Aswalt dengan mengejek.
Mendengar ucapan itu, Lucas pergi dengan rasa kesalnya.
“ Mengapa kau memberikan ku seorang tuan yang goblok seperti dirinya Tuhan." Gerutu Lucas dalam hati.
“ Aku bisa mendengar kata hati mu..." Sahut Aswalt dengan mengedipkan sebelah matanya.
“ Berhenti membaca kata hati orang!" Ucap Lucas, jengkel dan pergi meninggalkan Aswalt.
Sebenarnya di balik sifat kejam, dingin, tanpa kasihan yang dimilikinya, mungkin masih ada sisi lembut dan baik dalam dirinya.
Aswalt merasakan sesuatu yang aneh.
“ Apa ini? Ini seperti aura seorang bangsa Arcadia. Apakah!!" Pikir nya.

                    ***********

Aku berpikir untuk menemui Louis kali ini, tapi entah kenapa rasa lapar datang begitu saja tanpa di undang.
“ Kkrrrr..kkrrr..." Suara perut yang minta asupan.
“ Oke, kita ke kantin." Ucap ku yang berbicara pada perut ku sendiri layaknya orang bodoh.
Langkah ku terhenti di depan anak tangga yang menuju ke atap sekolah, pintunya terbuka.
“ Siapa yang membuka pintu ini?" Pikir ku, di saat aku ingin menutupnya. Aku melihat Aswalt di sana. Apa yang di lakukan nya disini?
Aku menghampiri nya..
“ Apa yang kau lakukan disini?" Tanya ku dengan wajah yang sedikit jual mahal. Aswalt terkejut dan menoleh ke arah ku.
“ Eh! Alexa?" Ucap nya kaget.
“ Kau tidak ke kantin?" Tanyaku padanya, dia menggelengkan kepala nya.
“ Mau ikut? Aku traktir." Ucapku, seketika wajahnya memancarkan ekspresi bahagia yang tidak terhingga (alay).

Kami pergi ke kantin berdua, semua orang memperhatikan kami. Terlebih lagi Luxard, sedari tadi dia memandang ku dengan tajam.

“ Pesan lah.." Ucap ku pada Aswalt.
“ Oke! Aku mau pesan takoyaki, omelet, ramen, dan minumnya itu! Cola." Sahut nya dengan bicara yang cepat. Aku melongo melihatnya dan heran juga. Apa anak ini belum makan dari semalam?

Sekeliling kami nampak bergosip dan sekilas aku mendengarkan perkataan mereka.
“ Bukankah itu putri sadis?" Tanya seorang perempuan di samping ku yang berbisik kepada temannya.
“ Iya.. Dia bersama murid baru yang tampan itu. Enaknya jadi cantik." Jawab temannya.

Kami mencari meja. Dan kulihat Aswalt makan layaknya orang yang kelaparan belum makan sama sekali. Jujur aku saja hanya memesan roti keju dan sebotol air mineral. Tapi tidak apa lah.
“ Apa kau belum makan?" Tanya ku dengan menaikkan sebelah alis.
“ Tidak mungkin aku memberitahunya kalau aku ini seorang vampir." Ucap Aswalt dalam hati.
“ Alexa.." Ucap nya padaku.
“ Apa?" Jawabku.
“ Apa kau tahu dimana orang membutuh kan pekerjaan. Saat ini aku sedang mencari kerja paruh waktu." Ucapnya lagi. Aku terkejut mendengarnya dan merasa kasihan.
“ Kau mau kerja?" Tanya ku kembali. Dia mengangguk mendengar pertanyaan ku.
Apa boleh buat, karena aku kasihan melihatnya. Aku memutuskan untuk membantunya.
“ Kau mau aku bantu cari kerja? Jika mau, besok nanti kita bertemu di depan gerbang sekolah ini. Jangan terlambat." Ucapku padanya dan beranjak dari kursi makan itu lalu pergi meninggalkannya.
“ Hatinya baik sekali, kurasa orang seperti ku ini tidak pantas untuknya." Pikir Aswalt dalam hati.
Jam menunjukkan pukul 16.00 dan ini sudah lewat dari jam pulang sekolah.
“ Selamat datang di gubuk ini tuan Arcadia." Ucap Lucas yang menyambut Aswalt dengan penuh rasa jengkel.
“ Apa yang kau maksud gubuk? Ini rumah, dan setidaknya berhentilah memasang ekspresi seperti itu padaku." Jawab nya.
“ Raja Alsiel. Bagaimana ini? Anakmu sudah tidak dapat membedakan yang mana rumah yang layak huni dengan gubuk. Maafkan aku yang mulia." Teriak Lucas dengan wajah yang mengarah ke atas. Aswalt yang melihat kelakuan pelayannya itu hanya bisa menghiraukannya saja.

                    **********

Pagi ini aku pergi ke untuk menemui Aswalt, tolong jangan menganggap ini kencan. Aku hanya membantunya. Saat aku ingin memasuki mobil, Louis datang dengan ekspersi yang lumayan serius.
“ Bisa bicara denganmu sebentar?" Pintanya. Aku pun mengikutinya dan dia mengajakku bicara di taman air mancur rumahku.
“ Ada apa?" Tanyaku.
“ Ku dengar kau tampak dekat dengan murid baru itu." Ucapnya.
“ Maksudmu? Aswalt?" Tanya ku kembali.
“ Kau harus sedikit berhati-hati terhadapnya tuan putri." Jawab Louis dengan tatapan tajam ke arahku.
“ Mengapa?!" Tanya ku dengan nada yang sedikit di tinggikan.
“ Aku merasakan ada yang aneh dengan anak itu." Jawabnya.
“ Sudahlah.. Mungkin hanya perasaanmu saja Louis. Dah aku mau pergi." Ucapku sembari menepuk pundak Louis.
“ Kemana?" Tanya nya.
“ I_itu ke_ maksudku aku akan menemui Aswalt." Jawabku dan pergi meninggalkannya.
“ Pak. Ayo pergi." Pinta ku kepada sopir pribadiku.
“ Baik nona Astaroth." Sahutnya.
Mobilku mulai pergi meninggalkan mantion.
“ Tampaknya aku harus mengawasi mereka." Ucap Louis dengan menatap mobil yang sudah melaju itu.

Mobil ku berhenti tepat di depan gerbang, dan kulihat Aswalt sudah ada disana.
“ Silahkan nona Astaroth." Ucap Sopir sembari membukakan pintu mobil untukku.
“ Kau terlambat..." Ucap Aswalt dengan sedikit wajah kesal.
“ Maaf, tadi ada urusan sebentar.." Jawabku. Aswalt menatap ke arah mobil yang ku tumpangi tadi.
“ Wwooaahhh... Itu mobilmu?" Tanya nya takjub. Aku menganggukkan kepala ku.
“ Ayo pergi.." Pintaku.

Aku berencana ingin memperkenalkan Aswalt dengan temanku, dia seorang pekerja paruh waktu di suati cafe.
“ Nah kita sudah sampai. Ayo turun."Pinta ku sembari membuka pintu mobil.
“ Ayo." Pinta ku yang mengajaknya masuk ke dalan cafe itu.
“ Selamat datang di cafe kami.." Ucap karyawan yang menyambu kami.
“ Eh?? Alexa?!" Ucapnya lagi.
“ Hai.." Sapaku.
“ Silahkan duduk, nah mau pesan apa?" Ucapnya pada kami berdua.
“ Aku akan memesan Ice cream." Jawabku lalu memandang ke Aswalt.
“ Apa?" Tanya nya.
“ Kau pesan apa?" Sahutku.
“ Ta_tapi..." Ucapnya terpotong.
“ Samakan saja denganku." Sahutku yanh memotong kalimat Aswalt.
Tidak lama kemudian pesanan kami datang.
“ Silahkan.." Ucapnya dengan senyuman.
“ Tunggu, boleh aku bertanya? Apa disini ada lowongan kerja?" Tanya ku padanya.
“ Kau mau kerja?! Bukankah kau anak orang kaya?" Jawabnya, seakan-akan pertanyaan ku membuatnya kaget.
“ Bu_bukan! Maksudku dia." Jawabku dengab menunjuk ke arah Aswalt.
“ Ouuh sebentar aku akan panggilkan manager cafe ini." Ucapnya.
“ Terima kasih.. Alexa." Ucap Aswalt.
“ Hhmm sama-sama."Jawabku.
“ Siapa tadi yang nyari kerja?" Ucap seseorang berjalan ke arah kami.
“ Ini manager tempat ini." Ucap temanku itu.
“ Yaa.. Kebetulan aku memerlukan karyawan tambahan, jika kau mau kau bisa bekerja disini." Ucap manager itu.
Tawaran dari manager itu, sontak membuat Aswalt kaget kegirangan.
“ Baik! Aku mau." Jawab Aswalt.
“ Oke.. Kau boleh bekerja mulai besok." Ucap manager itu lagi.
Kami pun pergi meninggalkan cafe itu. Tanpa sepengetahuan ku Louis mengikuti ku sepanjang perjalanan. Louis mengintip dari sela-sela toko.
“ Aku sudah mengira jika kau bukan manusia. Aswalt." Ucap Louis dalam hati dengan tatapan tajam ke arah Aswalt.

Seketika ada hal yang membuat Louis kaget, dia melihat seorang yang memiliki aura bangsa Arcadia di depan toko seberang.
“ Kenapa dia disini?!" Ucap Louis dalam hati. Kaget.
Orang yang Louis maksud tidak lain adalah. Orang suruhan yang mulia Alsiel Arcadia.

RulciferTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang