Chapter 5

17 9 0
                                    

Saat aku terbangun, aku sudah berada di UKS entah siapa yang sudah membawa ku ke sini. Tapi aku sangat berterima kasih padanya.

“ Bagaimana keadaan mu tuan putri Alexa?" Tanya seorang laki-laki yang masuk dan menanyakan keadaan ku.
“ Louis?" Ucapku, setelah melihatnya. Apakah dia yang membawa ku kesini?
“ Ka_kau yang membawa ku kesini?" Tanya ku dengan menunjukkan telunjuk tepat mengarah ke wajahnya.
“ Kenapa? Turunkan tangan mu itu, dan bukankah seharusnya kau mengatakan "Terima kasih Louis", Syukurlah kau sadar." Ucapnya.

Aku terdiam sejenak, sebenarnya ada banyak hal yang sangat ingin aku tanyakan padanya. Terutama mengenai orang tua ku.
“ Aku ingin bertanya soal beberapa hal, boleh?" Pinta ku, dia menundukkan badannya sepertu memberi hormat pada seorang bangsawan.
“ Ya, silahkan.." Jawabnya
“ Ba_bagaimana dengan orang tua ku? Me_mereka masih hidup kan!" Ucapku dengan nada yang sedikit tinggi. Aku sangat berharap Louis menjawab iya. Aku sangat khawatir dengan orang tua ku. Terutama ibu.
“ Sayang sekali kenyataannya tidak seperti dugaan mu" Jawabnya dengan tersenyum menundukkan kepala kebawah.
“ Maksudmu! " Sahutku, aku berusaha berpikir positif. Dan mencerna dengan baik-baik arti kata dari kalimat yang di lontarkan Louis.
“ Ayah dan ibu mu tewas sejak kejadian itu. Ayah mu tewas dengan kondisi pedang yang tertancap di dadanya." Jelas Louis.
Aku terdiam mendengarnya. Pikiran ku lari kemana-mana dan bingung harus berkata apa selanjutnya, air mata ku tidak bisa terbendung lagi. Aku berlari keluar meninggalkan ruangan itu dan pergi untuk mencari tempat yang cocok untuk menyendiri.

Setelah aku keluar dari ruangan itu, tanpa disadari sebelumnya bukan hanya kami berdua yang ada disitu. Ternyata, Luxard sedang berada di UKS hanya saja kami tidak mengetahui keberadaannya karena terlindung horden yang menjadi penghalang kasur satu dan kasur di sebelahnya. Kemungkinan besar dia mendengar kan percakapan kami.

“ Pak Louis??" Sapanya, seketika ekspresi Louis seperti orang yang melihat hantu.
“ Kenapa? Kau mendengarnya?" Tanya Louis dengan ekspresi serius. Luxard mengangguk mengiyakan pertanyaan Louis, ntah apa yang dipikir kan Luxard mengenai diriku sekarang.
“ Aku minta tolong..." Pinta Louis. Ucapan Louis membuat Luxard heran.
“ Minta tolong apa?" Tanya Luxard kembali.
“ Jujur, jawab ini yang jujur. Apa kau menyukai Alexa?" Tanya Louis, sembari berjalan mengarah ke pintu keluar. Mereka berbicara dengan saling membelakangi.
“ I_iya. Aku menyukainya" Jawab Luxard. Mendengar hal itu Louis tersenyum dan berbalik menghadap Luxard.
“ Pertolongan ku adalah, ketika akan datang masa itu. Tolong lah Alexa" Pinta Louis sembari tersenyum kepada Luxard, dan keluar dari ruangan UKS.
“ Masa itu? Apa maksudnya?" Ucap Luxard.

                         **********

Aku pergi ke perpustakaan untuk mencari buku, entah kenapa hari ini aku sangat ingin membaca. Aku melihat-lihat buku yang tertata rapi di perpustakaan dan aku tertarik pada sebuah buku bergenre mystery.
Aku menatap dan mengusap cover buku itu. Berdebu.
“ Alexa..." Sapa seseorang di belakang ku
“ Oh?! Lux" Jawabku. Sangat kebetulan aku bertemunya disini, apa dia suka membaca? Padahal seluruh sekolah mengenalnya sebagai gamers yang hebat.
“ Suka baca?" Tanya ku singkat.
“ Tidak.." Jawabnya sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.
“ Mau tidur?" Tanya ku lagi, dengan menaikkan sebelah alisku. Kenapa aku nanya begitu? Karena ya.. Perpus takaan kalo tidak baca buki palingan tidur karena suasananya yang tidak berisik.
“ Tidak.." Jawabnya lagi, masih dengan jawaban yang sama.
Aku pergi meninggalkannya. Tetapi tangan ku di tahan olehnya.
“ Mau kemana?" Tanya nya dengan memegang tangan kanan ku.
“ Kelas." Jawabku singkat. Kami berdua saling tatap, apa ini jantung ku berdegup dengan cepat. Please jangan copot nih jantung.
“ Kenapa wajah mu itu?" Tanya nya sembari menahan tawanya dengan tangannya. Aku menggeleng-gelengkan kepalaku, kenapa aku?

Aku melepaskan tangan ku dari genggamannya, dan..
“ Brukk!!!" Suara buku-buku yang berjatuhan dari rak. Karena berusaha menjauh darinya dan melepaskan tanganku darinya, tanpa sengaja badan ku menyenggol rak buku yang ada di sampingku dan buku-buku di rak itu jatuh menimpaku, tetapi...
“ Tidak apa-apa kan?" Tanya nya sembari menahan lemari rak buku yang ingin jatuh menimpaku. Aku tercengan melihatnya, dia menyelamatkan ku. Apa ini? Kenapa jantung ku berdegup semakin kencang?
“ Hey, jangan diam saja. Bantu aku." Pintanya. Aku pun bangkit berdiri dan membantunya membetulkan posisi lemari rak buku itu.

“ Ada apa disana ribut-ribut?" Tanya seorang penjaga perpustakaan dengan rambut gundul di tengahnya sembari berjalan mengarah ke kami berdua, “ Apa ini? Berantakkan! Cepat bereskan, dan setelah itu ikut aku ke lapangan!" Pintanya dengan nada tinggi seperti orang yang sangat marah. Semua orang yang ada di perpustakaan menatap ke arah kami berdua, aku menoleh ke arah Luxard ku lihat wajahnya yang menahan tawa karena kejadian ini.
“ Apa yang lucu?" Tanyaku
“ Tidak, tidak ada hahaha"Jawabnya dan akhirnya tawa lepasnya pun keluar juga.

10 menit kemudian....
Di lapangan.

“ Cepat berdiri disini!" Pinta pejaga perpustakaan itu dengan ekspresi jengkelnya pada kami.
Apa ini? Untuk apa kami berdiri di sini?

“ Kalian akan berdiri di sini sampai jam istirahat kedua." Ucapnya lalu berjalan menjauh meninggalkan kami.

Aku tercengang mendengarnya. Apa! Cuma gara-gara rak buku, dan untuk ini aku akan menyalahkan Luxard.
Aku menoleh ke arah Luxard, “ ini semua salah mu!" Ucapku dengan membuang muka.
“ A_apa? Aku!" Tanya nya kembali seperti orang yang tidak terima karena disalahkan.
“ Andai saja tidak menahan ku dengan memegang tangan ku, ini semua tidak akan terjadi.." Jawab ku jengkel.
“ Hey nona Astaroth. Siapa yang menyenggol rak bukunya? Andai aku tidak ada disana mungkin kau sudah jadi lempeng karena tertimpa!" Sahut nya. Aku menatapnya dengan tatapan yang di penuhi rasa jengkel.

Kami saling menatap tajam
“ Phhffttt...."
“ Kenapa, kalau mau tertawa, tertawa saja!" Ucap ku, aku sudah mulai kesal tapi melihat ekspresinya yang menahan tawanya itu aku pun juga ikut tertawa, “ Hahaha.."
“ Kenapa tertawa?" Tanya nya dengan ekspresi mengejekku. Aku membuang muka begitu saja dan tidak ingin menoleh ke arahnya.

“ Kawaii.." Ucap nya dengan nada yang pelan.
“ Ehh?!!" Sahut ku.
“ Tidak, aku tidak bicara apa-apa." Ucapnya lagi. Aku menatap nya tajam lalu mengalihkan pandanganku, aku menatap ke langit. Angin berhembus seperti membawa pesan-pesan di setiap hembusannya. Dan aku tersenyun kecil kepadanya. Luxard.

RulciferTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang