Chapter 9

17 4 0
                                    

Setelah sampai dirumah, aku melihat Louis yang sedang duduk santai dengan secangkir kopi di ruang tamu.
“ Sudah puas jalan-jalannya?" Tanya nya.
“ Se_sebenarnya kami tidak jalan-jalan, aku hanya merekomendasikan nya untuk bekerja di cafe." Jawabku. Louis meletakkan cangkir kopi itu kembali ke meja. Dia menatapku tajam lalu mengehela nafas panjang.
“ Huuhh... Aku ingin kau menjauhi dirinya." Pinta Louis sembari beranjak berdiri.
“ Apa?! Apa maksudmu?" Tanya ku kembali.
“ Alexa Rulcifer, kau tahu siapa dia?" Tanya nya padaku. Aku berpikir keras dan mencerna baik-baik apa yang di katakannya. Apa maksudmu Louis? Menurutku Aswalt hanyalah teman sekelas biasa.
“ Dia teman sekelasku." Jawabku dengan memasang wajah kebingungan di depan Louis.
“ Sudah kuduga kau tidak tahu. Tapi ya sudahlah, Alexa perlahan-lahan lembaran cerita dalam hidupmu terbuka. Tapi ketahuilah setiap lembaran tidak selalu cerita bahagia. Hati-hati dengan anak itu, dan siapkan dirimu." Ucap Louis dan pergi melalui portal miliknya. Namun sebelum dia pergi. Dia mengatakan.
“ Besok kau akan berlatih denganku. " Ucapnya lagi.

                 ************

Louis berjalan disekitaran taman sembari melihat-lihat sekelilingnya.
“ Gok! Gok!" Suara anjing. Perhatian Louis teralihkan oleh suara anjing barusan. Di balik sifat tegas dan sok mengaturnya, sebenarnya masih ada sisi lembut dalam diri Louis.

Pada saat Louis ingin mendekati anjing itu, coba tebak betapa terkejutnya dia merasa bahwa 10 meter di samping kanannya dia merasakan kehadiran bangsa Arcadia. Louis menoleh dengan cepat, dan benar. Memang seorang bangsa Arcadia, namun bukan orang suruhan Yang Mulia Alsiel melainkan Lucas.

“Kau!!" Ucap Louis kaget. Mereka bedua saling berhadapan walau hanya berjarak 10 meter di depan.
“ Louis?!" Ucap Lucas dalam hati, yang terkejut melihat Louis didepannya.
“ Menarik. Tapi aku tidak ingin banyak basa-basi. Aku akan menghabisimu duluan." Ucap Louis. Mata Louis mulai berpola dan berwarna merah, sihir yang dimiliki Louis termasuk sihir yang kuat di negeri belfast.
Melihat Louis, Lucas pun tidak mau kalah.
“ Cih!! Orang sepertimu ingin menghabisiku? Legarth!!!" Ucap nya sembari meneriakkan mantra sihirnya.
Mereka bedua saling adu kekuatan.
“ Axcel!" Ucap Louis yang berusaha menghindari serangan dari Lucas.
Mereka berdua sama-sama orang yang kuat dan sulit untuk dikalahkan, dan diberikan kepercayaan untuk menjadi pewaris mahkota.

Di sisi lain....

“ Dimana kau Lucas!!!" Geruru Aswat.
“ Kkkkkrrrr..." Suara perut minta makan.
“ Ini sudah pukul 00.00 dan dia belum pulang. Ok aku tidur duluan saja, hhmmpphh!! Laparr......" Gerutu Aswalt yang kelaparan sedari tadi. Sedangkan Lucas tengah bertarung dengan Louid di taman.

                     **********

Seperti  biasanya, aku bersikap dingin kepada semua laki-laki disekolah. Tapi entah kenapa sifat ku itu tidak berlaku pada Aswalt. Kenapa diriku?
“ Pagi Alexa..." Sapa Aswalt.
“ Hhmm.. Pagi." Jawabku lalu kembali memandang keluar jendela dengab raut wajah yang bosan.
“ Terima kasih, berkatmu aku mendapatkan pekerjaan." Ucapnya yang beranjak berdiri dari tempat duduknya dan mengulurkan tangannya padaku, seperti orang bersalaman.
“ Tidak. Itu karena usaha mu sendiri." Jawabku.

Di tengah percakapan itu dadaku seketika sakit, tanpa ku sadari pola serta warna ku berubah. Aku tidak ingin Aswalt melihat ini, aku pun menutup wajahku dengan buku dan barlari ke luar kelas pada saat jam pelajaran akan dimulai.

“ Alexa tunggu!!" Teriaknya dengan ekspresinya yang agak sedikit bingung. Aku berlari dan terus berlari hingga aku sudah tidak sanggup menahannya lagi. Langkahku terhenti di ruang olahraga. Saat itu kondisi ruangan sepi.
“ Louis, tolong a_aku." Ucapku, bumi serasa berputar bagiku, pandanganku pun mulai kabur tidak jelas. Aku berlari dan lari hingga langkahku terhenti di gudang olahraga.

Ada seseorang yang menghampiriku ketika itu namun aku tidak bisa melibat jelas wajahnya.
“ Alexa. Cobalah darahku ini." Pintanya. Suara itu? Aku mengenal suara itu. Luxard, aku mendorong nya menjauh dariku.
“ Kumohon! Pergi dari sini!" Pintaku, aku memang sadar bahwa diriku ini seorang vampire namun, entah kenapa aku tidak bisa menerima takdir bahwa seorang vampire juga memiliki hasrat. Yaitu darah.
“ Tidak! aku tidak akan pergi dari sini." Jawabnya.
“ Sudah kukatakan untuk pergi! Pergi!" Pintaku lagi, tapi kali ini aku seperti orang yang berteriak.
“ Aku sudah tahu kalau kau vampire, Alexa kau hanya akan menjadi milikku." Ucapnya lalu pergi meninggalkanku.

Aku kembali ke kelas, walaupun sebenarnya pelajaran sudah dimulai cukup lama. Aku berjalan menuju tempat dudukku dengan wajah yang murung.
“ Kau kenapa Alexa." Ucap Aswalt dalam hati ketika melihatku datang.

Mood ku benar-benar hancur hari ini, aku ingin sekali langsung pulang.

                    **********

“ Selamat datang sayang..." Ucap seorang perempuan yang menyambutku dengan senyumannya didepan pintu.
“ Mamah.. Ka_kapan kalian datang? Kenapa tidak memberitahuku." Jawabku, tapi sungguh. Hal ini membuat mood ku naik secara drastis.
“ Yaa awalnya aku ingin memberitahumu, tapi mamahmu bilang jangan. Karena di ingin membuat kejutan." Sahut papah dibelakang yang duduk di ruang tamu sembari menikmati secangkir kopi panas.

Mamah menyerahkan bingkisan padaku, entah apa isinya tapi ini lumayan berat.

“ Teropong bintang!" Ucapku kegirangan setelah mengetahui isinya.
“ Hhmm, kamarmu ada balkon kan? Letakkanlah disitu." Jawab papah.

Setelah berbincang-bincang, aku pun meminta izin untuk pergi ke kamar.
“ Nah sekarang posisinya sudah pas." Ucapku. Aku ingin bermain-main sebentar  dengan teropong ini, walaupun hari masih senja. Fokus ku teralihkan ke seseorang dengan jubah hitam yang sedang berdiri di depan gerbang mantion. Dia seperti memata-matai rumah ini.

“ Yang Mulia Alsiel. Ku harap kau akan gembira ketika aku menyampaikan bahwa aku sudah tahu keberadaan Tuan Putri Rulcifer." Ucap orang suruhan itu, lalu pergi meninggalkan kediaman keluarga Astaroth.

“ Eh? Dia pergi?!" Ucapku dalam hati.
“ Hey!! Jangan pergi?!" Teriakku, siapa dia sebenarnya? Dilihat dari sini orang itu sangat mencurigakan.
“ Ada apa nona Alexa?!! Apa ada maling?! Kebakaran?!" Sahut Fransisca yang datang tiba-tiba ketika mendengar teriakanku.
“ Ada tuh malingnya." Jawabku sembari menunjuk ke arah gerbang.
“ Mana-mana??" Ucapnya, aku pun meninggalkannya sendirian di balkon.
“ Makan tuh malingnya, heheh. Tapi siapa orang tadi?" Pikirku.

                     *********

“ Ini foto orangnya. Aku ingin kalian menghabisi orang ini, bagaimana pun caranya. Ok." Pinta Luxard sembari memberikan foto orang yang ingin dia celakai kepada preman bayarannya.
“ Alexa jika kau menerima tawaranku, ini tidak akan terjadi. Aku akan membuatmu jatuh cinta padaku, ini adalah keegoisan kecilku." Ucap Luxard lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 05, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RulciferTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang