Chapter 7

17 7 0
                                    

“Permisi tuan Aswalt." ucap seorang pelayan.
“ Ada apa?" tanya Aswalt dengan wajah angkuhnya.
Aswalt. Aswalt Arcadia adalah seorang pangeran mahkota dari kerajaan Arcadia. Kerajaan yang menyerang tanpa ampun kerajaan Rulcifer.
“ Aku merasakan sihir kaum Rulcifer di sekitar sini." Ucap pelayan itu.
“ Benarkah? Aku perintahkan kau untuk mencari orang Rulcifer yang memasuki kerajaan kita, dan tolong sembunyikan hal ini dari ayah." Jawabnya. Aswalt berjalan ke arah balkon kamarnya sembari menikmati secangkir teh di tangannya.
“ Siapa yang menerobos masuk ke wilayah Arcadia, siapa dia?" Gumamnya dalam hati.

Suasana kota di Arcadia sangat berbeda dengan Rulcifer, sepanjang jalan sangat jelas terlihat perbudakkan terhadap manusia. Aswalt berjalan bersama pengawal pribadinya menyusuri pinggiran kota Redvifiet.
“ Maaf!! Tolong tuan!! Kkkyyaaaa!" Suara teriakkan dari dan tangisan dari arah dalam toko anggur. Aswalt memasuki toko itu, seketika keheningan datang dan semua yang ada di toko itu tertunduk takut.
“ Ada apa ini?" Tanya nya.
“ Pangeran. Orang ini. Tidak! Maksudku budak yang tidak tahu diri ini sudah menumpahkan anggur mahal ku." Jawab pria paruh baya dengan ekspresi nya yang amat sangat marah. Aswalt menatap pria yang sudah menumpahkan anggur tadi.
“ Apa kau sengaja menumpahkannya?" Tanya Aswalt dengan menodongkan pedang ke leher pria malang itu.
“Tidak! Tentu tidak tuan. Aku tidak sengaja!" Jawabnya dengan bersujud di kaki Aswalt memohon belas kasihan.
“ Kau kira aku peduli?" Ucap Aslwalt dengan menaikkan sebelah alisnya dengan posisi pedang yang masih dia todongkan kepada pria itu. Mendengan Aswalt, pria itu terkejut tidak disangka bahwa seorang pangeran pun tidak ingin melindungi nya bahkan tidak mau menanggapi penjelasannya.
“ Hei kau. Kau urus orang ini, budak tetap lah budak. Kau tau kalian hanya sampah!" Ucap Aswalt.
Dalam diri seorang Aswalt Arcadia tidak ada arti kasihan, yang ada hanyalah kegelapan, di butakan oleh kekuasaan, dan tatapan yang dingin tanpa ampunan.

                    **********
“ Nona Alexaa!!" Teriak Fransisca yang menuruni anak tangga.
“ Uhuk! Uhuk..!! Apa!" Ucap ku, yang tersedak ketika meminun secangkir kopi di ruang tengah. Fransisca sudah di terima di keluarga Astaroth, walaupun jika dibilang sebagai playan pribadi ku, aku bahkan tidak ingin hidup satu planet dengannya saat mengetahui bagaimana caranya bekerja. Makhluk macam apa yang sudah ku bawa ke rumah ini?

Fransisca terlihat ngos-ngosan, aku sendiri heran melihatnya.
“ Ba_b__"
“ Ba?" Ucapku dengan menaikkan sebelah alis ku.
“ Tunggu. Oke, nona Alexa bagaimana cara mematikan kompor yang didapur itu? Aku sudah berbagai macam cara tapi tidak bisa." Ucap nya, seketika tercium bau asap dari arah dapur. Mendengar ucapannya itu sontak membuat ku kaget.
“ Cara apa yang kau gunakan untuk mematikannya?" Tanya ku dengan tatapan tajam ke arah nya. Fransisca memasang ekspresi seperti orang yang mencoba mengingat sesuatu.
“ air, tapi air nya sangat licin." Jawab nya dengan wajah yang tidak berdosa.
“ Ha?! Minyak!!" Teriak ku kaget, dengan segera aku berlari ke arah dapur dan ku lihat asap sudah mulai jebol. Tapi anehnya sudah tidak ada apinya.

“ Hhmm..." Seseorang dari arah jendela. Aku menoleh ke arah jendela dan seseorang itu tidak lain adalah Louis. Dia menatapku dengan gaya nya yang sok keren itu.
“ Kau terlambat tuan putri, apinya sudah padam dan kau baru datang?" Ucapnya, perkataanya itu seperti ejekkan untukku.
“Ck!!"
“ Ada perlu apa kesini?" Tanyaku.
“ Wuuusshh... Wuusshhh.." Fransisca yang sedang mengipas-ngipas ruangan dengan selembar kertas.
“ Apa yang kau lakukan bodoh?" Tanya ku dengan jengkel.
“ Aku sedang mengusir asap-asap ini, menurutku asap ini sangat tidak baik bagi pernapasan." Jawabnya. Mendengar penjelasannya itu malah membuat Louis tertawa.
“ Pphhfftt..! Hahahaha.." Louis tertawa sembari memegang perutnya yang terasa sakit karena tertawa yang berlebihan.
“ Kau berusaha mengajari ku tentang kesehatan? Sedangkan kau sendiri adalah pelaku dari sebab munculnya asap ini. Ya ampun! Kenapa pelayan ku tidak ada yang normal?" Gerutu ku dalam hati.
Aku sudah kehabisan kata-kata untuk kejadian ini, ya.. Setidaknya rumah ini tidak terbakar.

Hari sudah gelap, kejadian hari ini sudah cukup membuat heboh. Tidak terasa sudah dua bulan lebih aku disini, tapi bagaimana pun aku pasti tetap kembali ke dunia ku. Rasa sakit yang ku rasakan, aku tanggung sendiri karena aku tidak ingin menghisap darah seseorang bahkan aku belum menemukan seorang pelayan seperti yang di sarankan Louis.
Aku menatapi bintang di balkon kamar ku dengan teropong bintang milikku, berapa waktu yang aku miliki untuk mempersiapkan diri ku? Seketika Louis datang melalui portalnya, aku berpikir apakah aku bisa menggunakan portal seperti itu juga?

“ Malam. Putri Alexa." Sapanya sembari menundukkan badannya seperti biasa.
“ Ada apa?" Tanya ku.
“ Ada hal penting yang ingin ku tanyakan padamu." Jawabnya dengan ekspresi yang serius.
“ Apa itu!" Tanyaku lagi padanya.
“ Apa rencana mu selanjutnya?" Tanya nya kembali. Aku menatap ke atas melihat bintang, berusaha berpikir apa yang akan aku lakukan. Sedangkan Louis, dia hanya menatapku tajam.
“ Aku sudah mendapat jawabannya, aku permisi." Ucap Louis, padahal aku belum menjawab pertanyaan nya barusan.
“ Persiapkan dirimu sebaik mungkin. Tuan putri Alexa Rulcifer." Ucapnya lagi, dan pergi.

Aku kembali jatuh kedalam dunia lamunan ini. Disisi lain aku suka tinggal disini, tapi aku juga punya kewajiban sebagai putri mahkota, dan ada hal yang membuat ku takut. Hasrat seorang vampir yang haus akan darah. Hasrat seperti itu sudah pasti ada di dalam diriku, tapi aku tidak tahu sampai kapan aku bisa menahannya. Aku tidak tahu.

                     **********

Pagi ku tidak seperti biasa kali ini, ada yang kurang. Papah dan mamah terpaksa pergi ke luar negeri untuk urusan bisnis dan aku? Aku di tinggal sendiri dengan pelayan pribadi ku yang bodoh ini.
“ Nona Alexa. Sarapannya sudah siap." Ucap Fransisca.
“ Hhmm terima kasih." Jawab ku.
Aku menatap ke arah Fransisca, dia seorang manusia tapi kenapa aku merasakan aura aneh ketika di dekatnya, dan juga sudah beberapa hari ini Louis lebih sering kesini dan selalu memperingatkan ku agar hati-hati. Perasaan apa ini?
Aku membuang pikiran aneh ku ini, mungkin ini hanya perasaan yang tidak penting untuk di bicarakan.
Seperti biasa, aku berangkat ke sekolah. Hari-hari ku tidak ada yang berubah. Setiap kalu membuka loker, selalu ku temukan surat-surat yang tidaj berguna di lokerku entah dari siapa.
“ Lagi?" Ucapku sembari menarik nafas panjang.
“ Kau terlihat murung." Ucap seseorang di sampingku. Seketika aku terkejut melihat seseorang itu adalah Luxard.
“ Pagi.." Sapanya.
Dengan segera aku masukkan kembali surat-surat itu ke dalam loker. Dia menatap ku dengan heran. Aku hanya terdiam, bersikap dingin seperti biasanya ketika dengan seorang laki-laki.
“ Alexa sebenarnya.. A_" Ucapnya terpotong.
“ Pagi Alexa.. Hai, mau ke kelas bareng?" Sapa seorang teman perempuan sekelas ku. Aku mengangguk mengiyakan ajakkan nya dan pergi meninggalkan Luxard sendiri.

Luxard hanya terdiam, seketika itu juga Louis datang.
“ Hhahh, cerita kalian rumit ya?" Ucap Louis sembari menepuk pundak Luxard.
“ Apa kau ingin mengutarakan perasaan tadi?" Tanya Louis, mendengar pertanyaan itu Luxard menganggukkan kepala nya pertanda dia mengiyakan atas pertanyaan Louis tadi.
“ Tapi... Apa dia menyukai ku?" Tanya Luxard.
“ Alexa itu adalah tipe orang yang sangat sulit jatuh cinta, dia bahkan pernah berkata padaku bahwa dia tidak ingin jatuh cinta." Jawab Louis dengan senyuman kecil.
“ Tapi.. Semua orang pasti jatuh cinta bukan?" Ucap Luxard dengan nada bicara yang sedikit tinggi.
“ Hmm.. Kita lihat saja nanti, apakah kau bisa menaklukkan nya. Dan cepatlah ke kelas, sebentar lagi pelajaran di mulai." Sahut Louis.

                     **********
  “ Krrringg... Krrringg..." suara bel digital sekolah kami.
“ Pagi.." Sapa seorang guru Bahasa Inggris.
Satu kelas terkejut melihatnya, bukan melihat gurunya melainkan seorang siswa laki-laki berwajah tampan yang di sampingnya.
“ Waahh tampan.." Ucap beberapa perempuan di kelas ku. Aku tidak menanggapi itu dan hanya fokus memainkan buku yang ada di depanku.
“ Perkenalkan namaku Aswalt." Ucapnga dengan melontarkan senyuman.
“ Aswalt kau bisa duduk di situ, di belakang Alexa." Ucap ibu guru sembari menunjuk bangku yang paling belakang.
“ Waahh dia duduk di belakang tuan putri kita.." Sahut sebagian para gadis.
“ Beruntungnya bisa duduk di dekat Alexa... Jika aku, jadi babu suruh nya di sekolah saja sudah beruntung." Ucap seorang laki-laki yang ada di kelasku.
Semua laki-laki maupun perempuan di kelas ku menatap ke arah kami.
“ Ok bisa kita mulai pelajarannya?" Ucap ibu guru.
“ Iya..." Jawab kami serentak.

“ Ssttt.. Hai namaku Aswalt, namamu?" Ucap nya yang berbisik dari arah belakang. Aku tidak menanggapi nya dan hanya diam saja, dia memang tampan tapi aku tidak begitu peduli dengan yang namanya cinta.
“ Ok.. Baiklah jika tidak mau jawab.." Ucapnya lagi.
“ Bagaimana pun aku harus menyembunyikan identitas ku sebagai seorang vampir disini." Ucapnya dalam hati. Tidak ada yang tahu pasti tujuan seorang putra mahkota arcadia datang ke dunia manusia. Dan Aswalt tidak menyadari bahwa ada putri mahkota Rulcifer di kelas barunya. Alexa.

RulciferTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang