part i

3.7K 361 28
                                    

"Kau tahu? Karena Ketua Jung gay, kudengar Nyonya Jung memutuskan untuk bercerai dan meninggalkannya bersama Tuan Muda Jaehyun."

"Ah, kasihan sekali Tuan Muda. Di umur segitu ia ditinggalkan oleh Ibunya."

"Tetapi, mau bagaimana lagi?"

"Bahkan kudengar Nyonya Jung tidak mau bertemu lagi dengan Tuan Muda Jaehyun."

"Hmm? Apakah karena Tuan Muda memiliki darah dari Ketua Jung?"

"Sepertinya iya."

***

Characters ;

- Jung Jaehyun of NCT

- Chittaphon Leechaiyapornkul/Ten of NCT

- Nakamoto Yuta of NCT

Note ; Ini adalah fanfict NCT Boyslove alias BxB alias Yaoi.

WARNING!! Kalau tidak suka, tidak perlu membaca. Kalau suka, terimakasih banyak~

Selamat membaca!

***

Orang-orang selalu mengasihani diriku.

Karena Ibuku pergi meninggalkanku.

Aku yang saat itu masih berumur 7 tahun tidak mengerti apa-apa.

Ketika Ibu mendorong tubuhku, dan menatapku dengan pandangan jijik.

"Aku tidak mau melihat wajahmu ataupun wajah orang itu."

Ia berkata dengan suara dingin.

Tubuhku bergetar bukan main. Air mata mengalir membasahi pipiku.

Wajahku memerah karena terlalu banyak menangis.

Aku bertanya, "Apa salahku? Kenapa Ibu tidak mau bertemu lagi denganku?"

Para pembantu dikediamanku akan terlihat ragu-ragu, kemudian memasang senyuman yang sangat canggung,

"Tuan Muda—Tuan Muda tidak perlu mengerti. Ini masalah orang dewasa."

Mereka selalu menjawab seperti itu setiap aku bertanya.

Aku ingin cepat bertambah umur. Aku ingin cepat dewasa.

Dan ketika umurku sudah bertambah, aku menyesali permohonanku saat itu—

"Kau tahu? Karena Ketua Jung gay, kudengar Nyonya Jung memutuskan untuk bercerai dan meninggalkannya bersama Tuan Muda Jaehyun."

"Ah, kasihan sekali Tuan Muda. Di umur segitu ia ditinggalkan oleh Ibunya."

"Tetapi, mau bagaimana lagi?"

"Bahkan kudengar Nyonya Jung tidak mau bertemu lagi dengan Tuan Muda Jaehyun."

"Hmm? Apakah karena Tuan Muda memiliki darah dari Ketua Jung?"

"Sepertinya iya."

Kenyataan yang menyakitkan.

Aku mendengarkan percakapan beberapa anak buah Ayahku saat aku baru saja kembali dari sekolah.

Hingga detik ini, aku tidak pernah menyalahkan Ayahku. Karena aku yang begitu naif tidak mengerti kenapa Ibuku meninggalkan aku beberapa tahun yang lalu.

Aku menyalahkan Ayah.

Karena Ayah, Ibu memilih untuk pergi.

Hanya satu hal yang terlintas dikepalaku saat itu.

At·trac·tion ( R18; Jaeten )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang