(08) I Promise You

30 6 2
                                    

3 jam berlalu

Elena meminum beberapa teguk susu coklat kesukaannya sambil membaca beberapa novel yang dipegang. Setelah sampai di rumah, Elena merasa sangat bosan.

"Seharusnya aku tidak pulang kerumah" ucapnya lirih

"Lalu, seharusnya kamu kemana?" tambah Mia dari depan pintu

"Disini membosankan, aku lebih suka di pulau. Menikmati pemandangan yang indah"

"Disini membosankan atau suka dipulau karena ada Boy?" tanyanya melirik lalu memalingkan wajahnya

Seketika Elena kaget mendengar perkataan Mia. Elena berpikir Rio memberitahunya bahwa ada Boy di pulau saat itu, tapi tidak mungkin karena Rio tidak mengenalnya.

"Apa dia disana juga? Kenapa aku tidak bertemu dengannya kemarin?" Elena balik bertanya dan berpura² tidak tau

"Jangan bohong. Kamu bertemu dengannya,kan?"

"Tidak. Aku tidak bohong" mencoba meyakinkan Mia akan hal itu

"Sejak kamu kembali dari pulau matamu bengkak,Elena"

"oh itu..itu karena kurang tidur" elaknya

"Kamu melihat Boy bersama Lory disana, kan?"

"Ada Lory disana? Syukur deh aku tidak bertemu dengannya" elaknya lagi

Elena terus saja menyangkal bahwa dia bertemu dengan Boy sehingga membuat Mia kesal. Mia mengambil handphonenya di samping meja tempat tidur lalu melihatkan Boy dan Lory berfoto bersama sambil tersenyum.

"Kamu masih bisa berbohong lagi?" tanya Mia meyakinkan lagi

Elena tersenyum lalu beberapa saat kemudian senyuman itu berubah menjadi tangisan yang semakin lama semakin keras.

"Sudahlah. Jangan menangis lagi" Mia membawa Elena kepelukannya lalu menepuk² pelan punggungnya untuk memberinya kekuatan

"Aku..aku telah melupakannya ..aku telah melupakannya...tapi, kenapa hati ini menolak untuk melepaskannya. Aku mencoba mencari seseorang untuk mengisi hati yang telah sakit ini tapi lagi² hati ini telah dipenuhi oleh namanya dan tidak membiarkan satu namapun untuk mengisinya" Elena menjelaskannya dengan sekuat tenaga. Perasaan ini telah lama tersimpan tapi tidak ada satu orang pun yang tau. Hanya dirinya sendiri yang menanggung nya.

"Ucapkan semuanya. Ucapkan. Jangan biarkan itu tersimpan lagi di hatimu. Aku akan mendengarkannya kali ini dan aku juga tidak akan melarangmu untuk membicarakannya. Aku tidak mau kamu seperti ini lagi. Sudah cukup selama ini kamu tersiksa oleh pria brengsek itu"

"Dia tidak brengsek din tapi dia terlalu sempurna untuk dibilang brengsek"

"Dia brengsek karena menyalah gunakan ketampanannya.puas?"

Elena mendongakkan kepalanya lalu tersenyum "Apa kamu menyadari dia tampan?"

Melihat tatapan Elena membuat Mia bergidik jijik lalu mendorong kening Elena dengan jari telunjuknya untuk menjauh.

"Udah ah. Aku mau ke toko dulu.Kemungkinan aku akan pulang telat soalnya banyak pesanan" turun dari tempat tidur lalu keluar kamar

Elena hanya menatap sahabatnya itu dari tempat tidur lalu mengambil beberapa tisu dan sesegera mungkin menghapus air matanya yang terbuang sia² karena menangisi orang yang tidak penting.

I Promise You

Mia keluar dari mobil setelah memarkirnya. Seorang pria berdiri di depannya lalu menatapnya lekat. Mia tidak menghiraukannya lalu pergi melalui orang itu.

I Promise YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang