Rio kembali lagi menuju kamar Elena setelah membeli beberapa makanan di luar rumah sakit. Berharap Elena akan sadar hari ini dan melihatnya untuk pertama kali.
Langkah Rio terhenti saat melihat pintu kamar Elena terbuka. Perasaan khawatir akan keadaan Elena membuat Rio mempercepat langkahnya.
Mata Rio terfokus kepada seorang pria yang berdiri di samping ranjang Elena. Pria itu mengelus pipi dan memainkan beberapa helai rambut wanita yang ia cintai.
"Pria itu.." batin Rio memperhatikan dengan seksama orang yang mencoba menyentuh pacarnya
Saat akan melabrak pria itu, Mia keburu mencegah Rio untuk masuk dan malah membawanya ke luar rumah sakit.
"Apa yang kamu lakukan?" tanya Rio penasaran dan melepaskan genggaman Mia
Mia tidak merespon perkataan Rio. Dia hanya tertunduk menahan air mata dan beberapa saat kemudian ia berkata"Biarkan dia"
"Siapa pria itu? Apa dia selingkuhan Elena?" tanyanya geram
"Bukan"
"Lalu siapa? Jika dia berteman kenapa dia sangat cemas?"
"Dia masa lalu, Elena" ucapnya memberanikan menatap Rio
Rio membulatkan matanya dan menatap Mia tak percaya
"Dia udah nyakitin Elena,Mia. Kenapa kamu membiarkan dia disini saat Elena tak berdaya seperti itu?"
"Aku tau. Aku tau Rio. Dia yang membuat Elena seperti itu dan dia juga yang seharusnya membuat Elena kembali lagi seperti dulu!!" ucap Mia dengan nada meninggi
Rio tidak dapat berkata² lagi. Menghela nafas panjang dan berusaha menahan amarahnya.
"Aku yang meminta dia untuk menemui Elena. Aku ngak mau Elena mengetahui kalau dia akan menikah dengan orang lain. Jika Elena tau, dia tidak akan terima Rio!!!" isaknya pecah dan menutup wajahnya dengan kedua tangan
"Apa rencanamu?"
"Entahlah. Aku tidak tau"
I Promise You
Lory membanting baju pernikahannya ke hadapan para pelayan toko. Dimana ia membeli baju itu.
"Aku sudah bilang. Aku mau baju yang mahal dan bagus saat pernikahanku tapi kenapa kau memberiku baju jelek dan murahan begini??" teriaknya membuat seisi toko menunduk takut
"In..ini baju yang paling bagus,nona" kata salah satu pelayan
"JIKA INI YANG PALING BAGUS KENAPA CALON SUAMIKU NGAK DATANG DI ACARA PERNIKAHANNYA???" teriaknya menghampiri pelayan yang angkat bicara barusan
Semua pelayan hanya terdiam dan tak mau menggubris sedikitpun ucapan anak dari perusahaan ternama yang ada di kotanya.
I Promise You
Rio menatap mainan kunci yang telah Elena berikan kepadanya sewaktu mereka belum berkencan. Banyak pertanyaan yang akan ia tanyakan kepada Mia tapi ini bukan saat yang tepat untuk menanyakan hal itu sekarang.
"Mereka terikat Cinta Balas Dendam"
Kalimat Mia terus saja mengusik pikiran Rio. Mencoba mencerna kembali itu tapi malah membuatnya pusing.
"Jika dia mencintai Elena kenapa dia menikahi orang lain? kenapa ia tidak langsung saja menemui Elena sebelum dia koma seperti ini?"
Pertemuan Rio dengan Boy tidak berlangsung sekali bahkan Boy sering muncul di saat Elena dalam bahaya dan bahkan Boy berusaha untuk melindungi Elena dari kejauhan. Meskipun Elena tidak mengetahuinya.
....
Setelah kembali di apartemen, Rio di hampiri oleh seorang satpam yang selalu mengantarkan koran setiap pagi.
"Makasi pak" ucap Rio menerima koran yang diberikannya
"Sama-sama. Oh iya, kemarin ada seorang pemuda tampan kesini dan saya sudah bilang anda tidak akan pulang hari ini tapi tetap saja ia menunggu berjam²"
"Saya tidak memiliki janji dengan orang lain" ucap Rio binggung
"Sepertinya dia mamakai baju pernikahan. Terlihat juga dengan mobil yang dihiasi bunga²" jelasnya
"Saya tidak kenal pak. Mungkin salah orang"
"Oh begitu. Kalau begitu saya permisi dulu" berpamitan lalu pergi.
Rio menuju kembali ke rumah sakit memastikan Elena akan baik² saja. Saat keluar dari parkiran mobil Rio menatap mobil yang berada di sampingnya.
Rio kembali teringat dengan ucapan satpam yang di apartemen nya barusan.
"Mobil pengantin dan seorang pria memakai baju pernikahan?" ulang Rio mencoba mengingat ² sesuatu.
Rio berlari menuju kamar Elena. Berharap dia akan bertemu dengan pria masa lalu pacarnya itu. Saat sampai di depan pintu kamar Elena. Rio menatap Mia sedang menyuapi Elena.
"Apa kamu sudah sadar?" tanya Rio dari kejauhan dan senyum bahagia
Elena tidak menjawab dan dia hanya mengangguk lalu melanjutkan makan yang di suapi dengan sahabatnya.
"Jangan ganggu. Dia baru saja makan" menahan Rio untuk memeluk Elena
"Aku khawatir, Elena" ucapnya lagi
Elena menelan habis buburnya dan berkata" Aku baik-baik saja" memberikan senyuman yang paling tulus
I Promise You
Boy menatap Elena bisa tersenyum lagi dari luar pintu. Berharap Elena melihatnya saat bangun dari komanya dan memeluk erat tubuh bungil itu.
"Maafkan aku,Elena" monolog Boy yang di iringi dengan air mata
Boy keluar dari rumah sakit menuju parkiran. Boy mengambil ponselnya yang berada di mobil dan mengaktifkannya. Ia tau banyak orang yang akan menelfon nya saat lari dari pernikahan.
105 panggilan tak terjawab
Boy mencari kontak sekretarisnya dan langsung menelfonnya.Saat telfonnya tersambung suara sekretaris langsung terdengar.
"Dari mana saja kau? Apa kau mau mati? Aku hampir saja kehabisan oksigen karena kau" ucap sekretarisnya yang sudah di anggap sebagai pamannya
"Maafkan aku. Apa pernikahannya sudah selesai?"
"Palamu selesai. Pernikahannya batal. Batal total!!! Mana ada pernikahan berlangsung jika pengantin pria tidak datang"
"Jangan beritahu Ayah dan Ibu aku menelfon. Setelah semuanya beres. Pergi ke persembunyianku"
"Apa yang terjadi?"
"Tidak ada yang terjadi. Oh iya, setelah ini langsung ke rumah sakit cempaka kamar mawar no.2. Bayar semua biaya rumah sakit dari awal dia masuk smpai selesai dan setiap pagi jangan lupa membawakan makanan dan buah² yang segar"ucapnya mematikan telfon.
Boy melirik kotak yang ia temukan di danau lalu tersenyum.
"Aku akan menepati janjiku,Elena"
Menghidupkan mesin mobil dan pergi dari rumah sakit.
I Promise You
Elena menatap sahabatnya yang kini tengah tertidur di sofa. tubuhnya yang hampir sama bungilnya dengan Elena membuatnya pas di sofa itu.
"Sebelum aku tersadar,aku mendengar suara Boy tapi, kenapa dia tidak ada disini? Apa jangan² aku hanya bermimpi? Itu tidak mungkin. Suaranya sangat jelas di telingaku" batin Elena.
......
KAMU SEDANG MEMBACA
I Promise You
FanfictionAku memohon kepada rembulan sampaikan salam rinduku untuknya yang berada jauh disana. Dalam dinginnya malam, tak kuingat lagi, berapa sering aku memikirkanmu juga merindukanmu. Disaat aku merindumu, disitulah aku mengingat kenangan bersama denganmu...