Kepala Elena terasa sakit dan tubuhnya pun merasa kedinginan. Membuka perlahan matanya dan mencoba untuk menyesuaikan diri dengan tempat saat ini.
Ruangan yang di penuhi salju dan kedap suara membuat Elena lemah tak berdaya. Tidak hanya tubuhnya yang lemah nafasnya pun terengah-rengah karena sangat dingin.
Beberapa langkah dari luar ruangan terdengar sangat jelas di telinga Elena. Memperhatikan di setiap sudut ruangan untuk mencari jalan keluar.
"Aku rasa gadis itu telah sadar" ucap salah satu orang yang masuk ke ruangn itu.
Elena memperhatikan gerak-gerik dua orang pemuda itu. Saat ada kesempatan Elena langsung berlari keluar ruangan dan mengunci pintu itu dengan sangat cepat.
Berjalan perlahan-lahan sambil mengamati apakah ada penjaga di luar sana atau tidak.
Dari kejauahn Elena melihat beberapa orang penjaga tengah mencari keberadaan Elena sepertinya orang yang Elena kunci di ruangan es melapornya sehingga berusaha mencari keberannya saat ini.
Elena berdiam diri di balik sebuah pipa yang agak gelap supaya tidak terlihat oleh penjaga.
......
Boy menatap layar ponselnya yang kini tengah mencari keberadaan Elena.
"apakah ada tanda-tanda keberadaan Elena?" ucap Mia menatap Boy dengan tatapan putus asa
Boy terdiam menghela nafas panjang dan hanya memberi gelengan kepala sebagai tanda isyarat.
Beberapa saat kemudian handphone Boy berkedip lalu dengan semangat Boy menghidupkan mesin mobilnya mangikuti arahan dari maps tersebut..
10 menit kemudian, Boy dan Mia sampai di sebuah gedung tua yang tidak dihuni sekitar puluhan tahun.
"apakah ini tempatnya" ucap Mia masih menatap gedung itu dengan sangat ragu
"aku rasa begitu. Titiknya hampir mendekati Mia" tambah Boy meyakinkan
"ayo, kita cari Elena"
"tunggu. Jika kita berdua masuk pasti salah satu dari kita akan terluka. Sebaiknya kamu disini menunggu aku dan Elena tiba. Tunggu sekitar 1 jam, jika aku tidak datang sebaiknya kamu langsung pergi atau lapor polisi. Oke" kata Boy membuat Mia mengerti dengan maksudnya
"apakah kalian akan kembali?"
"aku akan kembali bersama Elena dan aku akan pastikan Elena akan baik-baik saja"
"baiklah. Aku akan menunggu 1 jam disini dan jika kalian tidak kembali aku akan lapor polisi" ulang Mia
"oke" kata Boy mengakhiri pembicaraan dengan Mia lalu bergegas memasuki gedung tersebut
....
Boy berjalan perlahan - lahan menyusuri lorong pabrik es yang telah kosong. Dari kejauhan Boy mendengar suara hentakan kaki yang sangat hati-hati dan nafas yang terpenggal - penggal.
Hupppp
Boy menarik Elena yang tengah berlari sekuat tenaga dan memeluknya dengan erat. Elena yang tidak menyadari langsung menatap wajah seseorang yang memeluknya.
"Boy... " ucap Elena lirih dan menenggelamkan wajahnya ke dada pria yang di cintainya.
Boy merasa tenang telah menemukan Elena dengan selamat. Boy menatap laki- laki yang tengah mencari Elena, setelah laki" itu menghilang di balik tembok Boy dan Elena langsung berlari keluar.
Saat masuk ke dalam mobil Elena terdiam menatap Mia telah berada di kursi depan. Seketika membuat langkah Elena mundur dan berlari menjauh dari Boy dan Elena.
Boy memanggil Elena tetapi tidak di hiraukan. Boy berusah mengejar Elena dan meneriaki namanya dengan keras. Elena berhenti di sebuah kandang sapi dan terduduk sambil memegangi lututnya dan menangis dengan kerasnya.
Boy yang melihat kejadian itu seketika mendekati Elena dan memeluknya.
"Apa yang kamu mau?? " teriak Elena menatap Boy tajam
"Apa maksudmu?" jawab Boy binggung
"Pergi sana jangan ganggu aku lagi. Aku sudah muak denganmu!!! "
"Elena , aku tak mengerti apa maksudmu" ucapnya lagi menyakinkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Promise You
FanfictionAku memohon kepada rembulan sampaikan salam rinduku untuknya yang berada jauh disana. Dalam dinginnya malam, tak kuingat lagi, berapa sering aku memikirkanmu juga merindukanmu. Disaat aku merindumu, disitulah aku mengingat kenangan bersama denganmu...