(15) I Promise You

37 7 1
                                    

Elena dan Boy kini berada di atap rumah. Menikmati keindahan malam tanpa ada seorang pun yang mengganggu mereka.

"Kenapa kamu menjauh dariku dan mengapa kamu selalu menutup hidung?" ucap Boy yang menyadari Elena merasa gelisah

"Tidak ada. Tapi boleh aku jujur?

"Apa?"

"Jangan memakai parfum saat aku berada di sampingmu. Apalagi saat-saat seperti ini"

"Kenapa?" Boy bangun dari tidurnya dan menatap Elena aneh

"Tidak ada"

"Ayo. Jangan merahasiakan apa pun dariku" ejeknya lalu perlahan mendekatkan tubuhnya

"Boy..aku bilang jangan!!!" teriak Elena bangkit dari tidurnya juga lalu menjauh

"Ayolah. Apa yang akan kamu lakukan saat aku memakai parfum?" ucapnya menggoda diiringi dengan senyum licik

Elena tidak kuat lagi menahan harumnya parfum Boy. Semakin lama ia mencoba menahan diri tapi malah membuat jantungnya sakit dan sesak. Seketika Elena berlari kecil menghampiri Boy lalu mencium bibir pria itu dan membuat Boy terdiam dengan tingkah Elena.

"Itu yang akan aku lakukan untukmu" mendongak kan kepala Elena supaya melihat reaksi apa yang akan terjadi.

"Mungkin aku terlihat murahan tapi..." kalimat Elena terpotong saat mulutnya dihisap oleh Boy dan membuat beberapa permainan di bibirnya.

I Promise You

"Dimana temanmu yang telah menculik, anakku?" seorang perempuan masuk ke dalam toko Mia dengan marah-marah

"Maaf,nyonya. Saya sedang bekerja sebaiknya anda keluar" ucap Mia tidak memperdulikan orangtua Boy

"Dimana kamu menyembunyikan,anakku!!!! Teriaknya yang diiringi menjatuhkan beberapa kue yang berada di hadapannya

"Jaga ya, sikap anda. Jika anda masih berada disini untuk membuat kekacauan sebaiknya pergi dari pada saya panggil satpam" ancam Mia yang tidak kuat melihat sikap orang tua gila itu

Mia mencoba menelfon Boy. Tapi nomornya tidak aktif. Akhirnya Mia menelfon Rio untuk mengetahui kabar Elena tapi tidak di angkat juga.

Perasaan khawatir tiba-tiba menghantui Mia sehingga membuatnya harus bertindak sendiri. Mia pergi dari toko kue dan segera menuju parkir. Beberapa menit kemudian Mia sampai di rumah Elena. Mencoba mengetok pintu berkali-kali tapi tidak ada panggilan.

Jam menunjukkan pukul 22.00 tapi mia tidak melihat Elena keluar rumah ataupun menghidupkan lampu rumahnya.

"Apa mungkin Elena belum pulang dari rumah sakit?" monolog Mia dari dalam mobil

Tanpa pikir panjang Mia langsung menuju rumah sakit. Tanpa butuh waktu lama lagi, Mia berlari menuju kamar yang di tempati Elena tapi Mia malah menemukan orang lain di kamar itu bukan Elena. Mia langsung menuju resepsionis untuk menanyakan kemana kamar Elena di pindahkan.

"Maaf suster. Pasien bernama Elena di pindahkan kemana ya?"

"Pasien bernama Elena sudah keluar mbak pada jam 08.00"

"Bersama siapa dia pulang, mbak?"

"Saya lihat dia pergi naik taxi pulang mbak sendirian"

"Apa ada pria yang menjemput nya?"

"Tidak mbak, saya lihat sendiri dia naik taxi"

"Kalau begitu terimakasih"

I Promise You

Elena terdiam tanpa banyak bicara seperti tadi. Elena menatap langit-langit kamar dan sedikit bertingkah aneh.

"Aish,apa yang telah aku lakukan barusan" batin Elena menarik selimut hingga dadanya lalu menutup wajahnya dengan kedua tangan

Suara knop pintu membuat Elena kaget. Elena langsung berpura-pura tidur takut Boy akan menertawakannya karena kejadian barusan.

Boy memasuki kamar dan melihat Elena tengah tertidur. Boy mengambil bantal dan selimut untuk tidur di luar karena tidak mau menganggu Elena tertidur.

Sebelum keluar, Boy menghampiri Elena. Menatap wajah polos yang telah lama ia rindukan. Boy duduk disamping tempat tidur dan memainkan rambut Elena lalu mengelus pipi mulusnya.

"Aku rindu melihatmu seperti ini, Elena. Setelah bertahun-tahun aku tidak melihat tidur mu seperti ini akhirnya aku bisa menatapmu lebih lama. Aku sangat bahagia. Aku ingin bersamamu selamanya. Aku menyayangimu" sebuah kecupan mendarat dengan lembut ke kening Elena

Setelah Boy keluar kamar. Elena membuka matanya dan langsung memegang jantungnya yang kini hampir terjun bebas. Dengan nafas yang tak beraturan Elena mengambil segelas air yang berada di sampingnya lalu meneguk habis tanpa sisa.

"Astaga ini airnya Boy!!" monolog Elena yang baru menyadari gelas itu telah kosong. "Mati aku. Aku minum sisa dia!!! Apa dia punya penyakit? Bagaimana nanti aku ketularan??" ucapnya lagi. "Tapi tak apa juga sih. Kenapa juga aku harus takut sama sisa gelasnya kan aku udah pernah..." kalimat nya terpotong lalu tertawa sendiri dan menghempaskan tubuhnya kembali ke kasur dan mencoba mencari tidur yang nyenyak.

Boy mencoba menahan tawa dengan sikap mantannya itu. Sambil meminum minuman kaleng yang ada di hadapannya. Boy yang kini tengah asyik melihat ponselnya dengan memakai headset menonton ulang CCTV di kamarnya. Lebih tepat melihat reaksi Elena yang berhasil membuatnya salah tingkah sendiri.

Sebenarnya, sebelum Elena tertidur Boy sudah melihat CCTV di kamarnya melalui ponsel. Boy penasaran apa yang dia pikirkan setelah kami berciuman yang sudah lama tidak pernah dilakukan lagi.

"Jangan berciuman dengan orang lain selain aku"

Kata-kata itu yang selalu diingat oleh Boy selama ini dan itu adalah janji yang tidak boleh di ingkari.

.....

I Promise YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang