bagian 1

5 5 0
                                    

hai semua makasih sebelumnya yang sudah kasih dukungannya diceritaku.

love you guys.

HAPPY READING 

****

Roda mobil berhenti tepat berhenti dipinggiran pantai, seorang gadis keluar dari mobil tersebut sambil menghela nafas pelan. Dengan langkah pelan dia mulai melangkahkan kakinya menuju pantai yang memantulkan sinar orange karna hari sudah sore. Butiran pantai putih langsung menyambutnya, air laut yang biru beserta pepohonan kelapa membuat pantai itu tambah indah.

Sebuah senyuman terbit diwajahnya, seakan semua beban yang dia tanggung selama ini telah lenyap bersama semilir angin yang berhembus menyentuh kulitnya.

Tidak lama setelahnya seorang pemuda yang berada dalam mobil ikut turun setelah hanya memperhatikan gadisnya, gadis yang baru saja turun dari mobil yang sama dengannya. Pemuda itu melangkahkan kakinya menuju gadis tersebut sambil tersenyum, memeluk gadis itu dari belakang dan menggenggam tangannya.

KIARA POV

Ku tatap dia yang sedang tersenyum memandangku sambil menggenggam tanganku, sungguh perasaan hangat yang sangat aku sukai, kesenderkan kepalaku dibahunya sambil menikmati pemandangan yang sangat indah didepanku.

Angin pantai yang berhembus, butiran pasir yang lembut di kakiku, air pantai yang tampak tenang dan mulai memantulkan sinar matahari yang tampak mulai terbenam.

Namaku Kiara, aku dulunya sangat tidak menyukai pantai, jujur saja aku dulu memiliki taruma tersendiri karna aku kehilangan orang yang aku sayangi karna tenggelam dipantai dan sekarang aku tidak tahu dia ada dimana, mungkin dia telah tiada, entahlah hanya Tuhan yang tahu.

Karna perasaan bersalahku yang tidak bisa memenuhi permintaan terakhirnya untuk menghabiskan masa-masa bersama. Terkadang aku selalu membanyangkan wajahnya yang memandang sendu kearahku, Indra Bramasta , seseorang yang sangat aku sayangi yang hilang entah dimana. Jujur aku merindukannya hingga tanpa sadar aku mulai meneteskan air mataku.

Aku merasa pelukan dibelakangku semakin erat begitu juga dengan tanganku yang masih digenggamnya.

Sebuah usapan hangat dari orang disampingku, sambil tersenyum dia berkata." It's oke. Kamu merindukannya kan?"

Aku hanya mengangukkan kepalaku dan mulai menangis. "Aku merindukannya arman. Sangat." Gumamku lirih. Sungguh naif aku yang merindukan orang lain disaat aku sudah memiliki orang lain.

Arman tersenyum dan mulai mengusap pelan bahuku dan menyadarkan kepalaku didadanya."Aku memang tidak bisa melarangku untuk tidak merindukannya, tapi aku juga tidak bisa egois dan hanya mementingkan perasaanku, kalau kamu merindukannya, anggap saja aku dia walaupun kami jelas berbeda." Ucapan arman membuatku tersenyum. "memang kalian bukan orang yang sama, tapi kalian bisa membuatku merasakan perasaan seseorang yang benar-benar tulus mencintaiku" batinku seakan mulai menghiburku kembali.

"Kalau memang kamu masih belum bisa melupakannya, aku rela melepasmu, jangan jadikan hubungan kita sebagai beban yang membuat kamu tambah sedih, jujur aku sakit saat kamu menangis hanya karna merindukannya, makanya aku selalu berusaha membuatmu tersenyum." Kata-kata arman membuatku seakan tersadar, indra hanya masa laluku sekarang aku sudah bersama arman.

Arman, pemuda yang aku kenal sejak lama. Yang selalu membuatku nyaman setiap ada dia disampingku, memberiku ketenangan sendiri, hanya dengannya aku bisa menumpahkan semua perasaanku yang selalu aku pendam. Aku bahagia bisa mengenalnya, sangat.

Kutatap lekat wajah arman yang sedang memandang lurus kedepan.

"Bagaimana kalau indra kembali?" entah apa yang merasukiku membuatku malah bertanya hal yang bodoh, aku langsung menundukkan kepalaku dan mengigit bibirku hal yang biasa aku lakukan saat merasa gugup.

"Kalau kamu ingin dengannya, mintalah jangan membuatku merasakan sakit akan kedekatan kalian saat dia telah kembali, berdoa saja semua saat itu aku tidak egois dan tidak bisa melepaskanmu" kata arman sambil memandangku. Bisa kulihat sorot mata kekecewaan yang terlihat dimatanya.

"Kalau aku memilih pergi dengannya bagaimana denganmu?." Tanyaku lagi ke arman. Jujur saat ini aku masih bingung dengan perasaanku, tapi aku juga engga boleh egois dengan terus menahan arman sedangkan aku masih memikirkan indra.

"Mungkin hancur" ucapnya membuatku langsung mendongakkan kepala dan memandang wajahnya yang juga memandangku. Arman hanya mengucapkan dua patah kata tapi aku merasakan kesungguhan dalam ucapannya.

Tanganku meraih wajahnya "Kalau memang saat itu aku buta akan rasa rinduku kepadanya, bisakah aku memintamu untuk bertahan sebentar, kalau memang kamu tidak tahan lagi, kumohon pergilah, lupakan aku dan jangan membuatmu hancur untuk kesekian kalinya" aku sangat bimbang saat ini, aku hanya ingin memastikan perasaanku.

Arman menggenggam tanganku membawanya kepipinya sambil mengecup pelan tanganku, matanya terus memandangku membuatku tidak bisa mengalihkan pandanganku.

"Saat aku rapuh aku perlu kamu disisiku , kalau kamu sendiri lebih memilih dengannya aku bisa apa, selain menunggumu, dan soal aku akan hancur kalau kamu dengannya itu hal yang sudah pasti adanya, cobalah untuk meminta hal lain yang membuatku sulit, karna bagaimanapun kelakuanmu aku tetap tidak akan pergi walau harus aku yang tersakiti" arman berkata dengan lirih, tapi entah kenapa dia masih tersenyum memandangku.

" because I love you , just love you." Lanjut arman dalam hati.


*****

makasih yang sudah baca, jangan lupa vote and coment yh,

see you next time



ungkapan untuk kiaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang