Bagian 9

4 4 0
                                    

hai semua makasih sebelumnya yang sudah kasih dukungannya diceritaku.

love you guys.

HAPPY READING

****


Jantungku langsung saja berdetak dengan cepat. 'ini orang kenapa sih hari ini?' aku merasa heran akan sikapnya arman.

Arman membawaku dengan hati-hati seolah takut aku akan terbangun, jujur aku merasa nyaman saat dia mengangkatku, aku bisa mendengar detak jantungnya jang juga berdetak kencang sama sepertiku, semoga saja dia tidak menyadarinya.

Arman membaringkanku di atas rumput, tapi bukan itu yang membuatku kaget tapi dia membaringkan aku dipangkuannya dengan pahanya sebagai bantalku.

'Arghh ini orang kesurupan setan apasih?. Plis jangan gini' aku merasa kebingungan akan sikapnya.

Aku merasa arman mengelus pipiku sambil terus memandangku intens.

'sumpah gue ngak kuat' batinku terus saja memprotes.

Dan saat arman mendekatkan wajahnya didekat wajahku, saat itu juga aku merasakan wajahku memanas.

Akhirnya aku memutuskan bangun saja, dari pada ada apa-apa dengan jantungku.

"Hmm. Sudah sampai?" kataku , saat aku membuka mata aku langsung melihat wajah arman sotak saja aku memutuskan untuk memejamkan kembali mataku.

Sesaat aku tersadar kalau misalnya aku pura-pura tidur lagi mungkin arman akan sadar kalau aku sudah bangun dari tadi.

Akhirnya aku memutuskan untuk berteriak seolah aku kaget dengan posisi kami.

Semoga saja dia tidak sadar.

****

Setelah menyuruh kiara untuk duduk arman kembali terdiam.

"Kita ngapain sih disini? Kalau engga ada mending pulang saja" kata kiara mulai protes.

"Ada yang mau aku omongin ke kamu" kata arman sambil menatap lurus ke depan.

"Iya apa. Jangan cuma diam saja" kata kiara mulai jengah dengan sikap arman.

"Bisa nggak sih kita engga usah berteman lagi?" tanya arman.

Kiara yang semulanya ingin protes langsung memandang arman dengan pandangan penuh tanya.

"Maksud lo apa? Lo bosen begitu temanan sama gue? Memang gue sa-" kata kiara terpotong oleh ucapan arman.

"Aku belum selesai ngomong jangan main potong" kata arman.

"Ok" balas kiara.

Arman terdiam sebentar lalu memandang kiara.

"Bisa nggak engga usah berteman lagi?" ulang arman sambil terus memandang intens kiara.

"Aku sudah engga bisa lagi menahan semua ini, jujur aku lelah saat kamu mengabaikan semua perasaanku, memang aku lebih muda dari kamu tapi aku juga pingin di anggap sebagai cowo didepanmu" kata arman mulai mengungkapkan perasaannya.

Deg

Bayangan indra tiba-tiba langsung masuk ke dalam pikiran kiara, kiara kembali mengingat kebersamaanya dengan indra.

"Memang gue pernah bilang kalau lo cewe" balas kiara sambil tertawa renyah.

Arman memandang kiara. "Aku serius" kata arman menekankan kalau dia tidak main-main sekarang.

Kiara menghela nafas pelan.

"Lo tahu kan siapa yang ada dihati gue. Lagian kita sudah temanan lebih dari 3 tahun. Gue belum bisa membuka hati gue, terutama buat teman gue sendiri" kata kiara memandang arman serius.

Kiara memang pernah tidak sengaja menceritakan tentang indra ke arman saat mereka sedang ngumpul berdua, saat itu sudah 3 tahun indra menghilang. Kiara yang merindukan indra. Kiara mencurahkan perasaan rindunya saat itu dengan menceritakan nya kepada arman. Saat itu arman hanya menjadi pendengar tanpa mau memberikan komentar sedikitpun.

"Dia cuma masa lalu kamu kiara. Ini sudah 4 tahun dia menghilang tanpa jejak sama sekali. DIA SUDAH MENINGGAL KIARA!" tanpa sadar arman berteriak ke arah kiara. Saat arman melihat kiara memandangkan dengan mata berkaca-kaca, arman langsung mengepalkan tanganya kuat.

"Memangnya salah ya kalau aku suka sama orang yang cuma anggap aku sebagai temannya, emangnya salah kalau suka sama teman sendiri? Aku sayang kamu kiara. Kamu engga usah pura-pura nggak tahu. Aku tahu kalau kamu tahu" lanjut arman sambil menundukkan kepalanya.

"Maaf" hanya kata itu yang terlintas di otak kiara seolah semua kata yang ingin diucapkannya hilang begitu saja. Kiara sadar diri dia tidak mungkin menerima arman saat indra masih ada di dalam pikirannya.

"Engga adakah sedikit saja perasaanmu untukku selain sebagai seorang teman, sedikit saja. Aku akan berusaha untuk berubah seperti dia kalau memang kamu masih sayang denganya. Aku rela jadi pelampiasanmu. pliss be mine" kata arman lirih.

Kiara memandang sendu arman. "maaf" kata kiara lagi.

Suasana canggung langsung hadir diantara mereka.

Arman menghela nafas kasar sambil tersenyum kecut. "sudah engga ada harapan yh ternyata"

Kiara ingin beranjak dari tempatnya kembali ditahan oleh arman.

"Setidaknya temanin aku sebentar" ucapnya dengan sorot akan kesedihan. Kiara menuruti perkataan arman.

Arman menyentuh tangan kiara mengenggamnya. "Sebentar saja, aku butuh sesorang sekarang" Pinta arman kepada kiara.

Arman menggenggam erat tangan kiara sambil memejamkan matanya. Kiara memperhatikan arman entah mengapa kiara merasakan arman memiliki beban yang sangat berat sekarang, digenggamnya erat tangan arman. Dapat kiara rasakan kalau arman sempat tersentak namun kembali rileks dan memandang kiara dengan tersenyum.

Arman memberikan sebuah kotak beludru kepada kiara.

"Pakai kalau memang ada kesempatan untukku. Tadinya aku ingin menjadikan hari ini adalah hari yang berarti untukku" kata arman tersenyum paksa "buang saja kalau memang tidak ada kesempatan" lanjutnya dan mulai bangkit dari tempatnya dan meninggalkan kiara.

"Dia cuma masa lalu, sampai kapan kamu terus terpaku pada masa lalu" kata arman berbenti dan menoleh ke arah kiara. Lalu melanjutkan langkahnya.

Kiara hanya memandang sendu belakang arman dan ikut bangkit menyusul arman.

Kiara yang merasakan canggung kalau harus duduk bersebelahan dengan arman memilih duduk dibangku belakang. Namun, saat kiara hendak membuka pintu belakang kiara mendengar arman berbicara.

"Setidaknya hargai sedikit perasaanku" katanya, akhirnya kiara memilih kembali duduk disamping arman.

Selama perlajalan kiara merasakan suasana yang membuatnya tidak nyaman. Perjalanan terasa sangat lama buat kiara.

Skip

Arman mengantar pulang kiara dan saat kiara baru saja ingin mengucapkan terima kasih arman langsung meninggalkan kiara.

Kiara memandang kepergian arman dengan pandangan bersalah, dengan langkah gontai kiara pergi masuk kedalam rumahnya.

****

makasih yang sudah sempatkan membaca ceritaku serta memberi vote and coment,

jangan lupa vote and koment .

see you next time


ungkapan untuk kiaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang