PROLOG

2.7K 142 0
                                    

Aku mencintaimu. Dan akan selalu mencintaimu.

***

[02.30]

"Tidaaaak!" lelaki itu terbangun dari tidurnya dengan nafas tersengal-sengal dan keringat yang bercucuran. Iris safirnya menatap ke sekeliling ruangan, memastikan dimana ia berada sekarang. Ini kamarnya.

Disandarkannya punggung lelaki itu pada kepala ranjang yang ia tempati saat ini. Matanya memejam, mencoba merilekskan tubuhnya.

Tarik nafas, hembuskan. Ia melakukannya berulang kali hingga tubuhnya mulai santai kembali. Matanya masih memejam, enggan menampakkan irisnya yang seindah lautan luas.

Setelah 10 menit mencoba menyantaikan tubuhnya, lelaki itu bergerak mencari ponselnya di meja nakas sebelah ranjangnya. Mencari nomor telepon seseorang lalu mengetikkan sebuah pesan.

Ia tak berharap bahwa orang disana akan membalasnya cepat karena ia juga tahu di jam segini orang akan lebih memilih mengistirahatkan tubuhnya. Akhirnya, lelaki itu memilih berbaring dengan menatap langit-langit kamarnya.

"Mimpi lagi." katanya lirih. Lelaki itu melirik jam dinding yang berada di dinding kamar sebelah kanan lalu menghela nafas panjang. Matanya kembali memejam, lebih tepatnya berusaha untuk memejam.

Esok ia ada kegiatan yang cukup untuk menguras tenaganya, mau tidak mau malam ini ia harus benar-benar mengistirahatkan tubuhnya. Ia tak mau sampai kelelahan saat mengerjakan tugas pada esok hari. Mimpi yang ia alami baru saja tak boleh mengganggu pikirannya, meskipun nyatanya itu sangat susah.

Matanya memang memejam, namun pikirannya berkelana kemana-mana. Ada beragam pertanyaan di otaknya dan rasa tak enak di dalam hatinya. Sebenarnya ada apa? Itu yang menjadi permasalahannya.

Mengapa? Mengapa tidurnya menjadi tak nyenyak seperti ini? Sejak kapan? Sejak kapan bunga tidur menjelma menjadi momok yang mengerikan seperti ini?

Ia terima jika mimpi yang ia alami adalah suatu hal yang menyenangkan. Namun ini? Mimpi ini terasa begitu nyata untuknya. Ia merasa ada yang aneh dalam mimpinya. Sosok di dalam mimpinya seolah ingin mengatakan sesuatu, namun ia sama sekali tak tahu menahu.

Apa yang terjadi padanya? Apa ia harus mengonsumsi obat-obatan? Sungguh, ia sangat lelah dengan semua ini. Ia ingin menghentikan semua ini. Namun bagaimana caranya? Adakah seseorang yang dapat membantunya?

***

Semua tokoh disini milik sang pengarang, tuan Masashi Kishimoto.

Cerita ini adalah murni karangan penulis, jika terjadi hal-hal yang sama seperti jalan cerita dan lain-lain maka itu murni tak disengaja.

Selamat membaca dan selamat untuk berpusing ria.

Selamat membaca dan selamat untuk berpusing ria

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PRICELESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang