Habis Delapan Belas

705 45 5
                                    

Kelu menabur lesu
Tampar suka dengung melagu
Memerah jalur melebur pilu
Mengekang ikat senyap tampik sembilu

Fluktuasi melebar menyapa rata
Menggores nadi ingin pergi dikata
Habis resah waktu berkesah luka
Intip kelam netra bercahaya sang purnama
Memikir dian pada gulita yang diminta

Poros tuas menggali sepi
Tepian basah mengombak sunyi
Gelembung manis anyir menggelora persegi
Mengutus nyawa pergi menuju mati

Delapan belas
Kelana pun belum tergilas
Sakit pikiran mengira Tuhan tidak berbelas
Tidak tahunya akan diberi sembilan belas
Datang sendiri justru lekas-lekas
Mengira kuasa menabur puas
Tetapi, semua hanya panas

_Aurella N. Amaria



***
Siapapun remaja yang membaca ini, sedang merasa dalam masa terburuk yang kalian miliki, percayalah, masih ada banyak sekali orang-orang yang menginginkanmu tetap bernapas. Jadi, tetaplah hidup :)

Geladeri AksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang