Teriakmu menggema pada seluruh penjuru tak bertepi
Merantai aksara kejam yang telah kau susun rapi
Nyalang matamu melesak berebut antri
Memuntahkan murka yang kau sebut pengembangan diriGenggammu ikut tersulut keji
Tunjuk-menunjuk seolah menjadi benar sendiri
Geramku tak lagi kau peduli
Meski kau bilang ini darah dagingmu sendiriUmpatmu ikut merutuki
Hingga telingaku memerah seperti api
Ingin aku berkata serta memaki
Apa daya tak punyalah kuasa diriLama memang tak perlu di nanti
Tak sampai panjang hingga berhari-hari
Tapi,
Sudah berlalu kau anggap semua tak terjadi
Selirih maaf pun tak terdengar meski sepi
Apa yang sebenarnya terjadi?
Skenario berjalan tak berhenti
Terulang justru berkali-kaliTerkurung aku kini di kotak persegi
Mengabai ajak serta canda yang kau beri
Lupaku selalu menolak untuk kembali
Mengingat murka yang tiada habis bertepi
Lalu kau tersenyum tak punya hati_Aurella N. Amaria
KAMU SEDANG MEMBACA
Geladeri Aksara
PoetryThe Wattys Award Winner 2019! ° ° ° Mari duduk di serambi Sembari memandang senja yang turun menutup hari Akan kuceritakan banyak kisah Dengan aksara yang begitu indah -ar