12 | What Are We?

1.6K 300 23
                                    

"Gue males sebenernya bahas ini. Tapi sebagai temen yang baik, sepertinya gue harus," kata Haechan saat dirinya dan Hyunjin sedang berada di halaman belakang rumah Hyunjin. Cuma berdua.

"Apa?" balas Hyunjin.

"Lo suka Kak Lisa, lur. Bener dah. Gak boong," ungkap Haechan.

"Gue gak suka."

"Itu pikiran atau perasaan lo yang bilang kalo lo gak suka dia?"

"Dua-duanya."

"Ck." Haechan berdecak. Benar-benar keras kepala temannya ini. "Itu cuma pikiran lo. Pikiran lo bilang kalo lo gak suka Lisa, tapi hati lo bener-bener gak bisa diajak boong. Makannya semua perlakuan lo ke Lisa itu dari hati lo. Lo rela ngelakuin semuanya demi Lisa, karena hati lo yang mau. Sedangkan pikiran lo nolak itu."

"Gue bertindak berdasarkan logika, bukan hati," kata Hyunjin.

"Meskipun masalah cewek?" tanya Haechan, Hyunjin diam. "Lur, gue ini temen lo dari kita masih kejar-kejaran sama sperma lain. Gue tahu lo, banget. Bahkan kayaknya lebih dari apa yang lo tahu sama diri lo sendiri."

Hyunjin mendengus. Haechan benar. Ia lebih mengenal Hyunjin lebih lama daripada teman-temannya yang lain. Lebih lama dari Hyunjin untuk mengenali dirinya sendiri. "Terus tujuan lo ngomong kayak gini apa?"

"Tembak dia, seriusin Kak Lisa. Gue tahu lo orangnya gak gampang jatuh cinta. Makannya kalo lo udah dapet orang yang tepat, seriusin aja."

"Gila apa ya? Kita masih SMA."

"Serius gak selalu menjorok ke langsung menikah ato begimana, lur. Maksudnya, lo pasang komitmen sama dia. Berpikirlah buat jadiin dia the first and the last buat lo."

"Gak tahu. Gue bingung." Hyunjin menghela nafas.

Haechan mau nyebur kolam renang aja rasanya.

***

Pukul sebelas siang, dan Lisa baru kembali dari hibernasinya. Tadi malam ia dan Hyunjin datang pukul sebelas malam, tapi Mamanya tak marah. Lisa jadi berpikir, sepercaya apa mamanya pada Hyunjin?

Tak bisa dipungkiri, rasa senangnya tadi malam membuat Lisa terus berjaga sampai shubuh tiba. Hal itulah yang membuatnya bangun siang sekarang.

Lisa senang tadi malam. Sangat senang sampai ia memikirkannya berjam-jam. Terlebih, saat Hyunjin menggenggam tangannya. Wah, itu terasa seperti puncak dalam pertemuan mereka.

Apa Lisa suka Hyunjin?

Lisa juga berpikir begitu. Tapi ia rasa jawabannya adalah tidak. Mengingat dirinya masih menangisi Mingyu tadi malam, menandakan bahwa gadis itu belum sepenuhnya melupakan mantan kekasihnya.

Lisa hanya nyaman dengan Hyunjin. Suka berada di dekat cowok itu. Dan merasa aman saat bersamanya. Huh, perasaan apa ini?

Ting!

Sebuah pesan masuk ke ponselnya. Lisa mengambil benda pipih yang tergeletak di atas nakas, mengecek sebuah aplikasi chat berwarna hijau.

Rosie (4)
|Lo suka hyunjin, lisa

Hyunjean (1)
|Udh bngun?

Lisa mengerutkan kening membaca pesan Rose. Dia membuka kolom percakapan keduanya, membaca lengkap tentang chat Rose kepadanya.

Rosie
|Lisa, I hate myself
|Gue benci gue yang gak bisa ngelepas hyunjin padahal dia gak pernah sadar keberadaan gue sebagai 'rose'. Dia cuma tahu gue sebagai teman baik lo
|Tapi gue lebih benci diri gue sendiri kalo gue gak bisa ngebiarin lo milikin apa yang seharusnya jadi milik lo
|Lo suka hyunjin, lisa

Flirtationship • Hwang Hyunjin ft. LalisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang