Chapter 11 : Roberry

150 21 2
                                    

Sebuah mobil Van putih baru saja berhenti di sebuah halaman depan rumah. Sebuah rumah besar sekitar 5 lantai yang berada tepat di pinggir jalan raya besar. Vernon dan kelompoknya baru saja sampai, mereka masih diam didalam Van.

Vernon, selain dia satu-satunya orang yang punya darah campuran korea, dia juga yang paling muda di kelompok ini. Meski paling muda, namun ia menjadi leader disini karena kejeniusannya.

Kelompok ini beranggotakan 6 orang termasuk Vernon. Ada Vernon, Sean, John, Paul, Jason, dan juga Kevin. Mereka semua berasal dari Canada dan berumur lebih dari 40 tahun.

Satu orang yang harus diperhatikan adalah Sean. Dia adalah anggota tertua disini, pengalaman kejahatannya sudah terlalu banyak. Bahkan sekarang statusnya adalah pelarian dari penjara. Ya, dia kabur dari tahanan.

Sean

Sean duduk didepan,tepatnya disamping kemudi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sean duduk didepan,tepatnya disamping kemudi. Vernon berada di bangku kemudi, sedangkan sisanyaduduk dibelakang.

"Gua masih heran sama lu, kenapa kita pindah? Rumah kita kemarin itu udah aman banget." Protes Sean.

"Buat misi yang kali ini, rumah kita sebelumnya bener-bener ga aman." Jawab Vernon.

Sean hanya menyenderkan badan, pasrah akan keputusan Vernon.

"Ayo." Vernon keluar dari Van, di ikuti oleh yang lain.

Mereka mengeluarkan barang-barang dari dalam Van. Tas, Radio, Koper, dan masih banyak lagi. Tidak semua dibawa keluar, beberapa barang ditinggalkan di dalam Van. Mereka semua pindah dari rumah sebelumnya ke tempat ini. Sebuah rumah besar yang berada di pinggir jalan raya yang selalu ramai, bukan seperti sebelumnya yang berada di komplek sepi.

Mereka meletakan barang-barang mereka untuk sementara diruang tamu. Mereka semua duduk di sofa, ada hal yang harus dibicarakan terkait kepindahan mereka.

"Vernon." Sean memanggil Vernon.

Vernon hanya menatapnya balik.

"Jelasin kenapa kita pindah ke rumah ini." Sean meminta kejelasan.

Namun Vernon hanya tersenyum.

"Tar juga tau." Jawab Vernon dengan santai.

Semua saling tatap, mereka bingung dan kesal dengan jawaban Vernon yang selengean. Sean tidak tahan dengan sikap Vernon yang tidak sopan terhadap yang lebih tua, walaupun dia adalah seorang leader.

Sean menghampiri Vernon, ia melepaskan satu tinjuan keras ke pipi Vernon. Vernon agak terpental karena tinjuan itu, Sean mencengkram kerah baju Vernon, ia menatap dengan tajam.

"Jelasin!" Bentak Sean.

Meski sudah mendapat tinjuan keras yang mendarat di pipinya, Vernon masih bisa tersenyum santai.

JYG HIGHSCHOOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang