Chapter 29 : Sneak

75 11 0
                                    

Matahari sudah naik, kini tidak lagi memerlukan bantuan penerangan. Han dan Junkyu duduk di bawah, tak peduli kotor atau tidak. Mereka masih tetap mengawasi dari depan rumah kosong itu, bersandar di pagar besi.

"Mereka udah mulai, ya?" Han sedikit khawatir.

"Iya, kita doain aja dari sini." Junkyu menenangkan.

"Kita ga bantu apa-apa? Masa cuma duduk doang di sini." Han sedikit memprotes.

"Kalo kita ke sana, justru malah bikin kacau strategi. Selagi belom ada info, kita tetep tugas di sini." Tegas Junkyu.

Han tidak bisa menjawab. Tugas mereka di sini juga dibutuhkan untuk memberitahu kondisi di luar. Mungkin ada perasaan tidak enak hati karena keadaan di luar baik-baik saja, tidak seperti di dalam.

"Monitor, Han, Junkyu."

Sandaranpun dilepaskan, mereka spontan duduk tegap mendengar panggilan dari Changbin.

"Monitor, ada apa?" Han sedikit gugup.

"Lu berdua ada tugas baru, tapi harus masuk ke sini dulu." Ucap Changbin.

"Oke Bin, kita berangkat." Han dan Junkyu bangkit dari duduknya dan siap berlari.

"Jangan lewat depan."

"Terus lewat mana?" Han bingung.

"Lewat got."

***

Vernon berlindung. Pria berambut pirang itu melihat samping kanan-kirinya. Teman-temannya sedang berjuang menghadapi gerombolan anak SMA yang datang tiba-tiba. Pikirannya masih dikacaukan oleh sebuah pertanyaaan.

Bagaimana bisa mereka tau tempat ini?

"Vernon, mereka pake peluru karet." Sean melempar sebuah peluru.

Vernon menangkap peluru itu, dia memperhartikan peluru itu secara detail. Ya, ini memang peluru karet.

"Tujuan mereka bukan bunuh, tapi lumpuhin." Ucap Vernon. "Peluru ini bikin luka parah."

Tepat saat Vernon berucap, tiba-tiba terdengar suara keras menghantam lantai dari sampingnya. Jason baru saja terkapar karena bagian dada sebelah kirinya terkena tembakan dari lawan. Jason berusaha bangkit dengan menahan sakit, namun dirinya terlalu sayu.

***

"Ada coret-coretan gambar, ada lobang diatas, naik." Han menggumamkan instruksi Changbin untuk menembus rumah.

"Nih lobangnya, Han?" Junkyu menatap lubang diatas yang membuat cahaya matahari masuk.

Han melihat sekitar, di temboknya memang terlihat gambar asal, seperti dibuat anak kecil menggunakan krayon.

"Iya, kayaknya ini. Gendong gua buat liat sekitar dulu." Pinta Han membuat Junkyu mengangkat sedikit badannya.

Han menongolkan kepalanya. Terlihat rumah besar tak jauh di depanya. Sekitarnya adalah halaman kosong, tidak ada siapa-siapa.

Han naik ke atas, menumpu di tangannya. Ia langsung berbalik dan menarik tangan Junkyu untuk membantunya naik.

"Ke situ."

Mereka berlari menuju tembok rumah dan bersender untuk berlindung.

"Changbin, kita udah di sisi tembok belakang." Ucap Han di micnya.

"Lu liat ke atas, di lantai dua ada jendela kebuka ga?" Tanya Chanbin.

Han melihat keatas. "Iya, lantai dua sama tiga ada jendela kebuka."

JYG HIGHSCHOOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang