Chapter 27 : Determination

110 14 4
                                    

Han memakai dasinya, di hadapanya ada seorang pria tampan yang mengenakan seragam sekolah terpampang di cermin. Merasa sudah rapih, dengan acap ia mengenakan tas lalu mengambil jaket diatas kasur dan bergegas keluar kamar.

Hendak keluar rumah dengan cepat, malahan dirinya membeku didepan pintu. Kunci yang seharusnya menggantung di slot tidak ada. Pintu pun tidak bisa di buka, berulang kali Han mencoba namun hasilnya tetap sama. Diputarinya seisi rumah untuk mencari dimana kunci itu berada, bahkan sampai di sela-sela sofa.

Disaat sedang sibuk mencari, terdengar suara pintu kamar terbuka yang membuat fokus Han buyar. Kakaknya Brian baru saja keluar dari kamarnya dengan wajah yang mengantuk, Brian keheranan melihat apa yang ia lihat.

"Buset, mau kemana lu?" Tanya Brian.

"Sekolah lah, masa ngurusin negara." Jawab Han.

Brian melihat jam dinding yang berada di dapur, mata ngantuk nya berubah seketika.

"Jam 3 pagi mau kesekolah? Lu mabok?" Brian keheranan.

"Ini ada latihan tambahan gitu, biasalah JYG." Jawab Han sambil melanjutkan mencari kunci.

"Ngaco banget tuh sekolah." Ucap Brian sambil berjalan kedapur mengambil minum.

"Kunci dimana ya?" Tanya Han.

"Itu apaan bodoh."

Han menoleh kearah Brian menunjuk, ternyata kunci itu menggantung di paku tepat disamping pintu.

***

Han berjalan menyusuri jalanan komplek diwarnai suasana yang masih gelap gulita, sekitarnya hanya di terangi beberapa lampu jalanan yang dikerubungi serangga-serangga kecil. Dari kejauhan, terlihat siluet seseorang sedang bersender di tiang listrik.

Orang itu bersender sambil memasukan kedua tangannya di saku celana. Han menghampiri orang itu, semakin dekat sosok itu mulai terlihat. Ternyata orang itu adalah Changbin.

Tidak seperti Han, Changbin mengenakan celana jeans hitam dan kaos hitam yang di baluti oleh jaket kulit coklat.

"Ga di tanyain nyokap gapake seragam?" Tanya Han sambil mendekati Changbin.

"Sekolah kita JYG, orang juga masih percaya kali make baju bebas ke sekolah." Jawab Changbin.

"Orang rumah lu aja percaya kan ke sekolah Jam 3." Ucap Changbin.

Ucapan Changbin ada benarnya, bersekolah di JYG memang membuat hal aneh bisa menjadi sebuah hal yang amat sangat normal.

"Junkyu mana?" Tanya Han sambil melihat sekitar.

Seharusnya mereka berkumpul bertiga disini, tetapi Junkyu belum juga datang.

"Udah duduk aja dulu." Ajak Changbin.

Tepat ketika Changbin beranjak duduk, tiba-tiba handphonenya berdering, sebuah panggilan baru saja masuk. Melihat siapa yang menelfon, Changbin mengulurkan handphonenya kehadapan Han. Terlihat oleh Han panggilan masuk yang ternyata dari Junkyu.

Changbin menggoyangkan tangannya sedikit, kode supaya Han yang mengangkatnya. Han paham dan langsung mengambilnya.

"Halo."

"Halo, Changbin." Terdengar suara Junkyu yang tergesa-gesa.

"Ini Han, lu kenapa?" Han menyadari keanehan.

"Lu kesini, cepetan." Suruh Junkyu.

"Kesitu? Lu dimana?" Tanya Han dengan nada sedikit panik.

"Halte-halte, cepetan."

JYG HIGHSCHOOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang