Chapter 23: Strategy

115 12 2
                                    

Jennie berusaha melepas ikatan ditangannya. Kuat sekali, darah nya seakan berhenti mengalir. Dirinya di ikat di sebuah kursi, tanganya diikat dibagian belakang. Ia berada didalam ruangan yang lumayan besar. Ruangan ini hanya mendapat penerangan dari cahaya matahari melalui jendel besar di belakangnya.

Pintu terbuka. Terlihat seorang pria dengan masker hitam menutupi hidung dan mulutnya, hingga hanya menampakkan mata dan rambut pirangnya. Lelaki itu menghampiri Jennie yang dibalas dengan tatapan sendu bercampur dengan takut.

"Tenang, lu ga akan disiksa." Ucap orang itu.

Jennie hanya diam meanatap pria itu membuka maskernya, kini terlihat jelas sosok dibalik penyamarannya itu. Dia adalah Vernon.

"Bokap lu kaya banget kan?" Ucap Vernon sambil berjalan menuju jendela.

Vernon menatap pemandangan di luar jendela, mobil-mobil berlalu-lalang dihiasi suara hiruk-piruk kesibukan kota.

"Gua cuma minta uang tebusan dari bokap lu. Tenang, bokap lu mampu." Ucap Vernon dengan santai.

Terdengar suara derap langkah kaki yang mendekat, pandangan Vernon teralihkan. Kevin memasuki ruangan, pria bule berwajah om-om dengan kumis dan jenggot yang baru tumbuh setelah dicukur.

Kevin mendekati Jennie, wajah cantik itu membuatnya terkesima.

"Cantik banget." Kevin memegang dagu Jennie.

Jennie membuang muka, merasa tidak nyaman.

"Vernon, pake dulu ya sebentar." Ucap Kevin dengan nada mesum.

Kevin mengelus pipi Jennie. Tidak kasar, tetapi tetap membuat Jennie risih. Jennie berusaha mengelak tetapi sulit karena ikatan itu.

"Jangan." Jennie memohon.

Kevin tidak peduli. Tak puas, ia memainkan bibir Jennie dengan jempolnya. Bibir yang agak basah mulai melumuri jari jemarinya.

BRUAKK

Jennie terkejut melihat apa yang ia lihat. Kevin jatuh tak berdaya, matanya mengisyaratkan ekspresi shock yang mendalam. Vernon secara mendadak meninju kepala Kevin dengan keras. Nafasnya terengah-engah, amarahnya tidak bisa dibendung lagi.

"LU KELUAR!" Bentak Vernon.

Kevin langsung berlari sambil memeggangi kepalanya.

***

Hanbin menutup pintu kelas. Ia menggeser kursi lalu di letakan di depan pintu. Sepertinya untuk menahan agar pintu tidak terbuka.

Semua murid kelas 11A sedang berkumpul. Ada yang duduk di kursi, meja, di lantai, bahkan berdiri. Semua tidak beraturan, tetapi bagian tengah di biarkan kosong. Tidak hanya kelas 11A, murid kelas 10 juga ada yang ikut serta. Han, Junkyu, dan Changbin duduk lesehan di lantai yang dingin.

"Si Hyunjin sama Lee Minho ga di ajak?" Tanya Donghyuk.

"Halah, waktu itu aja ga ngikut ngejar." Kesal Bangchan.

"Eh lu berdua gimana tuh urusan sama polisi?" June bertanya kepada Hanbin dan Changbin.

Setelah kecelakaan kemarin, Changbin dan Hanbin langsung ditahan oleh pihak kepolisian. Mereka diintrogasi setelah mendapat perawatan dari rumah sakit. Changbin dan Han melanggar peraturan mengendarai motor kedalam jalur tol.

"Udah bebas, gua kemarin juga ngaku kenapa kita ngelakuin itu." Kata Hanbin.

"Mereka bilang apa?" Tanya Bangchan.

JYG HIGHSCHOOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang