Sinar jingga kali ini hadir bersama secercah harapannya. Cahayanya mampu membuka milyaran kelopak mata setiap pagi, memberikan kesempatan tiap tiap manusia untuk menjemput rezeki. Hanya saja dari milyaran manusia beberapa saja dari mereka yang beruntung.
Pagi ini arman lebih awal terbangun,mungkin pekerjaan adalah alasannya. Walaupun semalam sebuah bintang selalu mengoyahkan pikirannya.
***
Sebuah motor cb dengan perawakan hitam pekat terlihat masuk memadati parkiran sebuah studio yang hanya terdapat segelintir motor. maklum masih pagi dan terbilang studio ini baru buka satu bulan yang lalu.
Bunyi standar motor yang ingin segera menyatu tanah menandakan pengemudinya masih selamat.yah ialah Aswi lelaki dengan sejuta keunikan.niatnya kali ini ingin mensyukuri keselamatannya namun naas sebuah gelombang suara tiba tiba tertangkap oleh daun telinganya.
"Kebiasaan yang terlalu menyimpang". Sindir arman.
"kamu tau lah kebiasaanku".jawab aswi dengan kesan yang dilebih lebihkan.ia memang mahkluk yang aneh
"kamu yah selalu saja begitu tidak menghargai waktu".ceramah arman
Tanpa menanggapi ceramah dari sahabatnya lelaki berperawakan gagah itu langsung duduk sambil melepas cerrier yang digendongnya.belum semenit aswi melepas penatnya arman kemudian bergegas dari duduknya
"ngapain kamu duduk kita harus pergi".ucap arman yang tidak mau berkompromi. arman memang tumbuh kedisiplinan
"belum aja semenit udah disuruh pergi,dasar".bisik aswi
"hei,aku bisa mendengernya.kamu harus disiplin. Kita hidup bukan untuk bermalas malasan. Waktu adalah ____".
"Iya iya aku tahu waktu adalah uang".jawab aswi ketus.
"ini nih yang pemikirannya harus di ubah.otak mu sudah di cuci oleh orang cina. Waktu bukanlah uang melaikan sebuah kesempatan. Ayo cepat".
"oke, otakmu sudah dewasa yah sangat beda dengan masa sma dulu.hahaha"ejek aswi
Tanpa menghiraukan candaan sahabatnya kali ini arman tidak ingin berlama lama lagi waktu terus berjalan dan begitupula dengan kesempatan yang akan menghilang.
***
Ribuan manusia dengan rutinitas di kota ini membuat perjalanan kestasiun terasa sangat lama.kedua sahabat itu memilih naik angkot perihal perjalanan kali ini akan memakan waktu dan terbilang harganya yang relatif murah.perbincangan kecil mengeringi kepergian sepasang sahabat itu.
Jarum jam masih menunjuk angka 9 kedua lelaki itu masih berdiam diri di lobby stasiun dari gerak gerik mereka sepertinya sedang menanti kedatangan seseorang. Dalam keadaan seperti ini biasanya aswi akan lebih usil namun kali ini lebih berbeda.
"siapa sih yang kita tunggu".tanya aswi yang mulai bosan dengan keadaan.
"seorang costumer. Kamu tau kan pekerjaanku".jawab arman
Belum sempat aswi kembali cerewet dengan perkataan yang membingungkan. sebuah derap langkah tiba tiba terhenti. Tepat dihadapan mereka kedua perempuan itu memotong pembicaraannya.
"permisi, apakah kalian dari studio?".tanya perempuan itu.
Mendengar pertanyaan itu kedua lelaki itu spontan saling memandang.ternyata semesta telah mengedalikan semuannya pertemuan ini dan semua ketidaksengajaannya
"Farah, kok kamu disini?".tanya arman.
"Ehh kak arman kami lagi nyari orang dari studio katanya sudah nunggu disini".
"ohh,Jadi kalian yang ingin ke surabaya".angguk arman yang sudah mengerti rencana semesta
"sepertinya anda dari studio yah".ucap perempuan yang berada di sebelah farah.
"ohh yah kenalin kak, ini ainun, ainun ini kak arman".
"senang bertemu dengan anda".
Setelah perkenalan yang singkat itu keempat manusia itu harus segera bergegas bagaimana tidak kereta api dengan tujuan surabaya itu tidak akan memaklumi keterlambatan.
Dalam derap langkah yang panjang arman menghela nafas berat sepertinya ia sedang bernegoisasi dengan semesta. Ketidaksengajaan ini adalah tanda titik kemana langkah akan menempuh.
"Huff, sepertinya semesta akan membuat konspirasi ".gumam arman dalam hati.
***
Manusia hanya dapat merencanakan tapi tidak untuk mengendalikan
KAMU SEDANG MEMBACA
HOMECOMING
Teen FictionBerawal dari sebuah pemikiran yang terlampau jauh. Kehidupan yang nyaman dan monoton bukanlah seleranya. Ia lebih memilih untuk menjalani kehidupan sesuai dengan kehendak sendiri Namun seiring waktu berjalan dirinya dipropogandakan oleh ego dan nura...